Terima kasih atas informasi KPMM ini. 

Ada dua hal yg masih perlu mendapat perhatian, yaitu 1) fakta bhw bencana th 
2009 tsb mungkin bukan merupakan bencana terakhir di Sumbar krn dua lempeng 
geologis yg ada masih belum stabil , dan 2) koordinasi dgn organisasi perantau 
yg juga spontan turun ke lapangan utk memberikan bantuan, termasuk Gebu Minang.

Awal th 2010 ini Gebu Minang menggagas perlunya Sekretariat Bersama 
Penanggulangan Bencana Daerah (Sekber PBD) Sumbar sbg wadah permanen koordinasi 
potensi masyarakat Ranah dan Rantau utk mitigasi dn penanggulangan bencana . 
Urgensi Sekber PBD ini adalah krn BPBD yg resmi hanya terdiri dr pejabat 
Pemerintah.

Amat ideal jika Sekber PBD ini berintikan unsur KPMM.

Sekedar catatan, kesiagaan menghadapi bencana ini sdh tercantum dlm Draft 16 
Kesepakatan Bersama Kongres Kebudayaan Minangkabau, 7-8 Agustus yad.

Bersediakah KPMM mengadakan pameran ttg kebencanaan di lokasi Kongres di Bukit 
Tinggi pd tg 7-8 Agustus yad ?

Harap tanggapan KPMM. Terima kasih.

Wassalam,
SB, Lk, 73 th, Jkt. Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: <sekretar...@kpmm.or.id>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Mon, 31 May 2010 15:17:43 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [...@ntau-net] Fw: Tujuh Bulan Peran LSM dan Organisasi Masyarakat 
        Madani dalam Penanganan Bencana G 30 S 2009 di Sumbar

----- Original Message ----- 
From: ad...@kpmm.or.id 
To: mi...@kpmm.or.id 
Cc: majelis-angg...@kpmm.or.id ; benc...@googlegroups.com ; 
rantaunet@googlegroups.com ; filantropi_indone...@yahoogroups.com ; 
lumbung_de...@yahoogroups.com ; dayu_aye...@yahoo.co.id ; 
davy2_hend...@yahoo.com ; pusakapad...@yahoo.com ; p3sd...@yahoo.com ; 
sce...@gmail.com ; berta_leti...@yahoo.com 
Sent: Monday, May 31, 2010 11:45 AM
Subject: Tujuh Bulan Peran LSM dan Organisasi Masyarakat Madani dalam 
Penanganan Bencana G 30 S 2009 di Sumbar


Tujuh Bulan Peran LSM dan Organisasi Masyarakat Madani dalam Penanganan Bencana 
G 30 S 2009 di Sumbar

Oleh

 Khairul Amri, Direktur Eksekutif Konsorsium Pengembangan Masyarakat Madani 
(KPMM), Padang dan Anggota Stakeholder Council Global Reporting Initiative 
(GRI), Amsterdam

 

Gempa pada tanggal 30 September 2009 telah menggugah kehadiran para pihak dari 
seluruh dunia untuk ikut membantu penanganan akibat-akibatnya. Pemerintah, 
dunia usaha, dunia pendidikan, media serta organisasi masyarakat madani yang 
diwakili LSM dan organisasi masyarakat madani lainnya dari lokal, nasional dan 
internasional tercatat berperan aktif dalam upaya-upaya tersebut. Peran 
tersebut sedikit banyak cukup membantu para korban dalam merehabilitasi 
kehidupan mereka sedikit lebih baik. Berbagai upaya ditawarkan mulai dari 
pemberian bantuan makanan dan rehabilitasi mental pada masa-masa tanggap 
bencana, pembangunan rumah sementara, perbaikan penyediaan air bersih dan MCK, 
promosi bidang kesehatan hingga bantuan kesehatan reproduksi dan advokasi bagi 
korban-korban yang mengalami ketidakadilan di lapangan.

Peran-peran  tersebut cukup mendapat apresiasi di masyarakat karena memang 
kerja-kerja yang diimplementasikan terutama oleh kalangan LSM dan organisasi 
masyarakat madani lainnya dapat diakses oleh masyarakat tanpa mengalami 
kerumitan prosedur. Meskipun banyak kritik mengenai beberapa persoalan yang 
muncul di lapangan, secara umum pandangan masyarakat masih lebih baik terhadap 
aktivitas-aktivitas  LSM dan organisasi masyarakat madani lainnya. 
Kritik-kritik tersebut patut menjadi acuan bagi peningkatan efektifitas 
kerja-kerja LSM dan masyarakat madani di dalam masa mendatang dalam penanganan 
masalah-masalah kemanusiaan terutama bencana.

Masalah-masalah yang muncul di lapangan berkaitan dengan kerja-kerja LSM dan 
organisasi masyarakat madani lainnya di lapangan adalah: Pertama, 
ketidaksesuaian fokus lembaga dengan kerja mereka di lapangan. Hal ini menjadi 
kritik karena ada kesan bahwa LSM dan organisasi masyarakat madani lainnya 
bekerja atas dasar pesanan yang sedang laris seperti proyek bencana. LSM dan 
organisasi masyarakat madani lainnya perlu menegaskan bahwa keterlibatan mereka 
dalam penanganan bencana mempunyai argumen kuat berdasarkan visi dan misi serta 
bermaksud membantu konstituen mereka yang mengalami akibat bencana. Kapasitas 
lembaga hendaknya mengemuka sehingga tidak bekerja di bawah tekanan 
lembaga-lembaga pemberi dana. Lembaga harus menunjukkan kapasitas diri sehingga 
tidak bekerja asal mendapat dukungan sehingga bekerja di luar keahliannya. Nama 
lembaga juga harus lebih menonjol dan tidak tenggelam di bawah nama besar 
pemberi dana.

Kedua, perebutan wilayah intervensi yang menjadi persoalan bagi beberapa LSM 
dan organisasi masyarakat madani dalam penanganan  bencana. Saling klaim yang 
terjadi diharapkan tidak melupakan maksud mereka membantu masyarakat yang 
terkena bencana. Persoalan yang mengemuka dalam hal ini adalah klaim yang tidak 
diikuti dengan intervensi yang memadai serta menutup akses terhadap intervensi 
dari lembaga lain meskipun program yang ditawarkan berbeda. Perlu koordinasi 
berbagai lembaga disini sehingga tidak menutup peluang masyarakat menerima 
intervensi yang berbeda dari lembaga-lembaga yang berbeda.

Ketiga, eksploitasi publikasi yang berlebihan terhadap wilayah intervensi 
sehingga melupakan bahwa masyarakat memerlukan bantuan yang memadai agar bisa 
direhabilitasi kehidupannya dan tidak terus-menerus dipublikasikan agar 
mendapat dukungan dari donatur. Termasuk dalam hal ini adalah kecendrungan 
pemilihan daerah-daerah intervensi yang gampang diakses sehingga melupakan 
daerah-daerah pedalaman yang  susah diakses. 

Keempat, akuntabilitas terhadap publik berkaitan dengan aktivitas yang 
dilakukan. Ini bukan hanya menyangkut masalah keuangan, pertama adalah masalah 
pelibatan masyarakat dalam perencanaan program, kelembagaan dan personal yang 
professional dalam bidang tersebut, keadilan dan kesetaraan gender dalam 
program baik secara kelembagaan maupun intervensi di lapangan,  pelibatan 
masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi sehingga setiap 
proses intervensi mendapat perhatian bersama dan dapat diketahui baik atau 
buruknya tanpa menyalahkan salah pihak jika terjadi ketidaksesuaian perencanaan 
dan hasilnya. Masalah akuntabilitas keuangan merupakan salah satu aspek yang 
sangat penting diperhatikan karena menyangkut bagaimana lembaga tersebut dapat 
dipercaya pada masa mendatang. Perlunya menghindarkan diri dari penyalahgunaan 
dana untuk alasan keberlanjutan lembaga. Keberlanjutan lembaga perlu 
dilaksanakan dengan memperhatikan apakah hal-hal tersebut tidak melanggar 
praktek-praktek akuntansi yang berlaku umum sehingga tidak menurunkan 
kepercayaan dari pihak pemberi dana di masa mendatang.

Kelima, penghargaan terhadap nilai-nilai lokal. Intervensi kemanusiaan 
selayaknya tidak diikuti dengan upaya penyampaian paham-paham yang tidak sesuai 
dengan kondisi religi dan budaya masyarakat korban bencana. Isu penyampaian 
misi perlu diperhatikan agar tidak menjadi kecurigaan bahwa setiap lembaga 
asing merupakan pembawa paham baru dengan embel-embel membawa bantuan. Isu ini 
masih hangat dengan berita masih adanya kristenisasi dalam program-program yang 
dilaksanakan oleh lembaga asing. Selain itu perlu upaya menghormati nilai-nilai 
lokal dengan tidak bertindak bebas seperti layaknya di tempat asal. Kabar 
adanya sekelompok pekerja laki dan perempuan yang mandi bersama di sungai 
pemukiman masyarakat perlu menjadi perhatian karena merupakan hal yang sensitif 
dan dapat menyinggung norma masyarakat setempat. Bagaimanapun sebagai tamu 
dimanapun kita layak menghormati tuan rumah apapun maksud tujuan kita datang.

Keenam, lemah dalam berjaringan dan koordinasi. Lembaga-lembaga yang sibuk 
bekerja sering melupakan prinsip bahwa gempa kali ini merupakan kejadian luar 
biasa sehingga membutuhkan kaitan dan komunikasi dengan berbagai pihak atau 
pemangku kepentingan lain. Gempa yang besar ini membutuhkan sumber daya yang 
luar biasa dan kerjasama yang erat antar berbagai pihak. Mengklaim apa yang 
dilakukan sendiri tanpa memperhatikan bahwa banyak lembaga lain yang bisa 
memperkuat dari sisi jaringan dan koordinasi merupakan suatu hal yang harus 
menjadi perhatian ke depan agar penanganan bencana bisa lebih baik lagi. Hal 
ini terlihat dari  masih tumpang tindihnya intervensi di suatu wilayah dan 
kurangnya bantuan untuk daerah lainnya. Hal ini menyebabkan saling klaim 
wilayah dan egosentris lembaga muncul. Kejadian luar biasa seperti gempa 30 
September 2009 seharusnya membuka mata bahwa diperlukan kerjasama dan 
keterbukaan dalam program di suatu wilayah. Koordinasi juga sangat diperlukan 
agar bisa memberi gambaran secara utuh dimana suatu program dilaksanakan dan 
dimana wilayah yang masih membutuhkan intervensi serta bentuk intervensi yang 
dibutuhkan. Berjaringan dan koordinasi juga diperlukan dalam rangka memperluas 
dukungan dan mendapatkan masukan lebih baik lagi dalam program yang 
dilaksanakan.

Selain itu masih ada beberapa persoalan yang perlu menjadi perhatian LSM dan 
organisasi masyarakat madani pada aktivitasnya dalam menanganani bencana Gempa 
30 September 2009 ini. Enam persoalan utama di atas cukup mewakili dan menjadi 
kepedulian bersama dalam rangka meningkatkan kinerja lembaga dan kepercayaan 
lembaga pemberi dana. PR selanjutnya adalah bagaimana peran LSM dan organisasi 
masyarakat madani terutama yang berasal dari lokal Sumbar adalah dalam menjaga 
keberlanjutan lembaga sehingga bisa mengawal proses rehabilitasi dan 
rekonstruksi menjadi lebih baik, peningkatan kapasitas lembaga juga perlu 
menjadi perhatian agar bisa menjawab tantangan ke depan yang membutuhkan 
kapasitas yang lebih baik lagi. 

Ke depan diharapkan keberadaan LSM dan organisasi masyarakat madani akan lebih 
positif dalam upaya melakukan transformasi sosial bagi kemajuan masyarakat 
Sumbar yang senantiasa berada dalam keadaan waspada bencana. Peran LSM dan 
organisasi masyarakat madani diharapkan akan bisa bahu membahu bersama pilar 
negara yang lain seperti pemerintah, dunia usaha, media dan perguruan tinggi 
akan bisa lebih maksimal dalam ikut serta mengatasi masalah-masalah 
kemasyarakatan yang ada terutama bencana, karena keberadaan Provinsi Sumbar 
yang termasuk dalam daerah rawan bencana di segala areanya. 

 

  

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke