Assalamu Alaykum Dun sanak nan di palanta,

Apo nan disampaian Bang Boes dari Kuala Lumpur iko yo bana, Ambo jo keluarga
pernah mengalami masalah jo pihak imigrasi saat pulang kampuang, tahun 2007
ambo resigned dari QP (Qatar Petroleum), sabalun pulang ka Tanah Ai, ambo
Umroh dulu ka Makkah, 3 hari di Makkah kami lanjuik an perjalanan pulang ka
Kuala Lumpur salamo 3 malam, kemudian langsuang pulang ka Bandara Minang
Kabau, saat pemeriksaan passport, petugas imigrasi ma nanyo an karatu
keberangkatan sabalun penerbangan kini ko, penerbangan itu alah satahun,
ambo kecek an kartu itu indak ambo simpan, bantuak an petugas imigrasi mulai
maraso an umpannyo di makan ikan, petugas iko bersikukuh untuak manunjuak an
kartu itu, ambo ingek kato kawan2 di Qatar dulu, kalau ado argument jo
petugas imigrasi, usaho an marekam pembicaraan, untuk bukti laporan atau
dipublikasikan ke media bahwa bantuak iko para petugas-petugas imigrasi kito
di Indo kini ko.... makonyo ambo merekam perbincangan diantoro kami,
kemudian petugas mananyo an, untuak apo direkam segala pembicaraan iko,
secaro kontan ambo kecek an sebagai barang bukti nantinyo....

dengan indak sanang petugas ma cap passport ambo jo keluarga....

Nah, bantuak iko lah situasi negara kito kini.... sadiah yo sabana
sadiah.... mudah2an iko indak tajadi di era anak2 kita nantinyo,...

Wassalam

Ali Akbar Rajo Batuah Anak Urang Koto dari Pauh - Padang Kota....

2010/6/11 boes <b...@rogers.com>

> dari milis Surau dan atas izin beliau
> ambo sebarluaskan tulisan ini.
>
> wassalam
> boes
>
> ================
>
> Pengalaman Di Imigrasi Bandara Minangkabau
>
> Negara-negara yang kaya biasanya akan mengeluarkan biaya yang banyak untuk
> mempromosikan tempat-tempat menarik di negara mereka agar tourist datang.
> Ini karena setiap tourist yang datang pasti akan membelanjakan uang yang
> banyak dan itu akan menjadi sumber pendapatan yang akan menghidupkan lagi
> putaran perekonomian dan dengan sendirinya akan membuka peluang lapangan
> pekerjaan seperti dibidang perhotelan, restoran, travel agenci, investasi
> dan sebagainya kepada anak negeri.
>
> Sumatera Barat saat ini sangat memerlukan income untuk membangkitkan lagi
> perekonomian daerah setelah di uji dengan kehancuran disebabkan oleh gempa
> baru-baru ini. Sesuai dengan kebijakan Pemda yang mempromosikan Sumbar
> sebagai tempat tujuan wisata, diharapkan berbagai pihak mendukung kebijakan
> ini.
>
> Selama ini orang Malaysia lebih suka datang ke Australia, Inggris, Tokyo
> dan sebagainya. Karena adanya krisis ekonomi saya melihat tourist dari
> Malaysia sangat suka datang ke Sumatera Barat sebab biayanya murah, adanya
> hubungan kekeluargaan, seagama, suku kaum antara Malaysia dengan Sumbar dan
> juga karena indahnya alam Sumbar. Akan tetapi beberapa laporan yang saya
> terima layanan yang mereka dapatkan di Sumbar tidak sama dengan layanan yang
> mereka dapatkan di negara lainnya.
>
> Saya takut para tourist akan jera dan kapok untuk datang lagi ke Sumbar
> yang dengan sendirinya akan merugikan Sumbar dengan hilangnya sumber devisa
> negeri.
>
> Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini birokrasi di RI terburuk nomor 2
> se Asia. Saya sudah mengadukan pengalaman ini ke Humas Imigrasi pusat dan
> nampaknya belum ada tanggapan hingga saat ini. Di Malaysia tempat kami
> belajar saat ini pernah mengadukan berbagai macam pelanggaran dan
> penyimpangan aparat dan itu ditanggapi dengan cepat dan bahkan ada petugas
> yg dipecat.
>
> Beberapa pengalaman saya sebagai konsumen yang membayar airport tax setiap
> menggunakan Bandara ini adalah;
>
> a.       Diwaktu antri mau men cop pasport di Bandara Minangkabau kita
> sudah disambut dengan muka masam dan bengis dengan praduga bersalah bahwa
> seolah-olah semua yang berbaris itu adalah penjahat yang sedang mau menerima
> hukuman. Petugas merokok seenaknya waktu bekerja dsbnya. Seharusnya petugas
> tersenyum melihat orang yang datang karena mereka membayar masuk kesini dan
> petugas dibayar gaji setiap bulannya untuk melakukan pekerjaan, tugas dan
> kewajiban mereka dari pajak yang dibayar rakyat.
>
> b.      Yang tidak salah dicari-cari kesalahannya dan yang salah sedikit
> diperbesar dan dipersulit urusannnya yang ujung-ujungnya minta uang minum
> dan sebagainya. mereka biasanya di bawa ke dalam kamar khusus dan dibawa
> kebelakang yang ditutupi oleh layar dan disanalah berlakunya transaksi dan
> tawar menawar. Saya pernah diminta uang karena kartu keluar Indonesia lupa
> membawanya. Alasan petugas minta uang untuk mengirim surat laporan itu ke
> Jakarta dan setelah saya katakan saya mahasiswa mereka tidak berani meminta
> uang. Di aceh saya hanya disuruh mengisi kartu kedatangan yang baru tanpa
> perlu membayar apapun karena juga lupa membawa kartu kedatangan itu.
> Beberapa orang yang berada di dalam imigrasi Padang dengan saya mereka
> diminta uang ringgit, padahal mereka adalah TKI yang bekerja susah payah
> membanting tulang siang dan malam di negara orang.
>
> c.       Seorang rakyat Malaysia yang tidak memiliki kesalahan apapun
> pernah diminta uang karena petugas sudah mengenal mangsa karena seringnya
> datang ke Sumbar.
>
> d.      Baru-baru ini Tamu Bapat Tarmizi Taher (Mantan Menteri Agama)
> seorang ulama besar Malaysia Uthman el-Muhammady, diminta uang Rp. 2 Juta
> karena dia sedikit terlambat datang check in ke Bandara. Setelah melalui
> pertengkaran mulut yang sampai melibatkan seorang aparat akhirnya ulama
> tersebut bisa terbang tanpa perlu membayar uang sogokan sebanyak 2 Juta
> tersebut.
>
> e.       Tanggal 15 Mei 2010 saya membawa 5 orang Dosen University Malaya
> untuk tujuan penyelidikan. Salah seorang dosen itu di dipaksa membeli tiket
> kembali ke Malaysia waktu itu juga dengan sikap yang kurang hormat. Padahal
> kami sudah ke Aceh, Medan, Palembang, Surabaya, Jakarta, Jogja dan
> sebagainya tidak pernah diminta tiket kembali. Ini karena biasanya kami
> tidak tahu pasti tanggal berapa kami pulang dan dimana kami akan keluar
> karena hanya mengikut keadaan kunjungan tersebut. Seorang petugas imigrasi
> bernama DF bersikap seperti preman dan tidak layak disebut sebagai petugas
> negara yang tidak memiliki keramahan dan kesopanan sama sekali.
>
> Ada banyak cara sebenarnya kalau pimpinan instansi berkaitan (Imigrasi) mau
> merubah semua itu;
>
> 1.      Dengan menukar petugas di pintu masuk Bandara secara berkala, agar
> petugas tidak mengenal mangsa dan biasa dengan budaya Korupsi. Cara seperti
> ini dilakukan oleh imigrasi Malaysia diperbatasan negara mereka.
>
> 2.      Membuat kotak aduan di Bandara atas layanan yang kurang
> menyenangkan atau minta uang korupsi lainnya. Nama-nama petugas yang sering
> diadukan agar dipindah dinaskan saja ke daerah-daerah terpencil seperti
> Irian Jaya dan sebagainya atau dipecat saja karena ulahnya sangat merugikan
> masa depan dan jangka panjang perekonomian daerah, dengan menghalangi
> tourist dan investor datang ke daerah ini.
>
> 3.      Sebaiknya tidak perlu ada ruang khusus yang ditutupi dengan layar
> tersebut agar transaksi gelap minta uang rokok dan sebagainya bisa di atasi
> dan nama Sumbar tidak tercemar oleh perangai segelintir petugas yang tidak
> bertanggung jawab.
>
> 4.      Harus ada seorang pimpinan tertinggi atau atasan mereka yang
> mengawasi para petugas yang saya lihat masih sangat muda dan tidak matang
> itu. Diharapkan dengan adanya atasan yang mengawasi kerja mereka, para
> petugas itu akan takut melakukan penyelewengan dan budaya korupsi lainnya.
>
> 5.      Sebaiknya ditempatkan orang-orang yang sangat mencintai Sumatera
> Barat (Putra Daerah) sebagai petugas imigrasi dan petugas lainnya agar dia
> berpandangan jauh dan bukan hanya menginginkan keuntungan seketika tanpa
> memikirkan akibat jangka panjang yang akan menimpa Sumbar nantinya.
>
> 6.      Sebaiknya di baju para petugas imigrasi di tulis logo “AKU ANTI
> KORUPSI” agar budaya korupsi dan segala penyimpangan lainnya bisa
> dihentikan.
>
> Demikianlah aduan ini semoga bisa dicari solusi dan jalan keluarnya. Apa
> yang saya kemukakan adalah pengalaman pribadi yang saya ketahui secara pasti
> kebenarannya dan tentu saja masih banyak lagi kasus-kasus penyelewengan dan
> pelanggaran lainnya yang belum saya ketahui tetapi pasti pernah berlaku.
>
> Kuala Lumpur, 31 Mei 2010
>
> --
> .
> Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di
> tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>  1. E-mail besar dari 200KB;
>  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi;
>  3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
>

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke