Padang, (ANTARA) - Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bakri Beck, menyarankan Perguruan
Tinggi (PT) di Sumatra Barat membuka program studi manajemen penanggulangan
bencana.

"Saatnya salah satu PT di Sumbar membuka jurusan baru yang berkaitan dengan
kebencanaan sehingga ke depan bisa melahirkan ahli-ahli dalam penanganan
bencana alam," kata Bakri Beck di Padang, Kamis.

Bakri menjelaskan, program manajemen penanggulangan bencana di Universitas
Tarumanaraga Jakarta sudah mulai digagas, di ITB juga ada yang fokus pada
Mitigasi Bencana dan di Gajahmada fokus ke Geologi.

Jadi, di wilayah Sumatra belum ada PT yang membuka program tentang manajemen
kebencanaan, sehingga peluang bagi Sumbar mulainya dan cari apa yang lebih
tepat jurusannya.

Sebab, Sumbar sudah disebut-sebut sebagai daerah potensi bencana alam.

Terkait, lintasan patahan, lempengan tektonik dan vulkanik, serta banjir dan
longsor serta perbukitan terdapat di Sumbar. Makanya kesempatan untuk
belajar dan mencetak banyak ahli-ahli.

Jadi, kalau sudah banyak lahir sarjana, bahkan doktor ahli-ahli dalam
penanganan bencana maka bisa menjadi keunggulan untuk dikirim pengalamannya
ke luar negeri.

Bakri mengatakan, wacana pembukaan program kebencanaan di Sumbar, sudah
disampaikan kepada Rektor Universitas Andalas (Unand), Musliar Kasim,
terkait SDM yang berkemampuan penanganan bencana sudah ada, seperti Febrin
Anas Ismail, hanya tinggal mengembangkan saja.

"Pikiran membuka jurusan manajemen kebencanaan sederhana saja, Indonesia
kalau ingin bersaing tentang produk manufaktur sudah ratusan tahun
ketinggalan dari China. Kalau bidang pertanian sudah kalah dengan Thailand,"
katanya.

Selain itu, kalau bersaing dengan teknologi tidak usah jauh-juah bersaing
dengan Amerika Serikat, tapi sama India saja Indonesia sudah kalah 60-70
tahun.

Jadi, apa yang bisa menjadi daya saing bagi Indonesia, salah satunya dalam
penanganan dan penanggulangan bencana.

"Kedepan Indonesia bisa menjual ahli ke luar negeri yang sudah terlatih
menangani bencana. Makanya perlu dipersiapkan orang yang terampil," katanya.

Dalam operasi kemanusian tidak mengenal warna kulit, status kelamin dan
idelogi keyakinan, makanya dibutuhkan profesionalisme dalam penanganannya.

Selain itu, kata Bakri, dengan adanya program tentang kebencanaan akan mampu
mewujudkan masyarakat yang peduli bencana sehingga Sumbar bisa menjadi
contoh dan tempat belajar tentang kebencanaan dari berbagai negara nantinya.
(*)

| ANTARA Sumbar : Jumat, 09/07/2010 08:50 WIB

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke