Kapatang masih buko basamo di Rumah Uda Muchnizar Block B, kini alah di
Banduang Pak Hendra... bukan baliaknyo hari Kamis bisuak....

Salam

Ali Akbar Rajo Batuah
Ruwais - Abu Dhabi

2010/8/24 Hendra Messa <hdme...@yahoo.com>

> Rekan2 sekalian,
>
>
>
> Sungguh terasa panjang dan melelahkan, perjalanan pulang musafir kelana
> gurun pasir, mudik ke Bandung. Perjalanan pesawat saja, 8 jam lamanya dari
> Abu dhabi sampai Jakarta, disambung lagi perjalanan darat.
>
>
>
> Dalam perjalanan melintas langit, kita bagai didekap mesra awan lembut, nun
> jauh tampak luas biru membentang di bawah sana, samudra hindia. syahdan
> gumpalan awan di balik jendela pesawat, bagai tersenyum halus dan bertanya
> tentang makna “pulang”, berikut sekedar renungan dari perjalanan tersebut,
> semoga bermanfaat
>
>
>
> Salam
>
> HM
>
> ---------------------------
>
> *PULANG*
> Saat bel tanda pulang sekolah berbunyi, anak2 kecil pun berlarian keluar
> ruang kelas dengan riangnya, begitulah riangnya anak2 sekolah dasar saat
> pulang sekolah, masa yg dinanti2 sampai jua,  sepercik pengalaman masa kecil
> yg kita mengalaminya dulu. Namun tak hanya di masa kecil, saat sudah dewasa
> bekerja pun, saat pulang kerja adalah saat yg dinanti2 dan disambut dengan
> senang hati. Bagi para perantau,  saat pulang mudik ke kampung halaman
> bertemu orang tua, menjelang lebaran, adalah moment yg mengesankan pula.
>
> Secara umum, kata pulang bermakna positif dan menyenangkan. Namun ada pula
> kalimat pulang yg tak disukai orang, seperti kata dipulangkan dalam arti
> seseorang dipaksa pulang karena kalah dalam suatu pertandingan atau
> mendapatkan kegagalan, being the looser. Kata pulang lain nya yg tidak
> disukai ialah kata berpulang, semisal pada kalimat, berpulang ke rahmatullah
> yg bermakna, meninggal dunia.
> Orang senang dengan kata pulang, karena bermakna kembali pada asal kita,
> kembali ke rumah, kembali tempat yg kita sukai, tempat yg dirindukan.
> **
> *Rumah & ibunda*
> Rumah bukan sekedar bangunan tempat tinggal, tapi juga suasana lingkungan
> dan orang2 di sekitarnya  yg begitu dirindukan dan membuat kita merasa
> nyaman karenanya, kemana pun kita pergi, akan selalu teringat dan ingin
> kembali ke rumah, there’s no place like home, not just a house. Dalam bahasa
> inggris, ada 2 istilah yg hampir sama, tapi berbeda artinya, house berarti
> bangunan dan home yg lebih luas daripada sekedar bangunan rumah, sebuah
> lingkungan, bisa berarti juga kampung halaman, daerah kita dibesarkan di
> masa kecil.
>
> Disanalah kita dilahirkan ibunda tercinta, tempat dimana ayah & bunda
> membesarkan kita dengan penuh kasih sayang nya, tempat dimana pengalaman2
> indah masa kecil berlalu, tempat dimana kita bertemu teman2 yg akrab dan
> menyenangkan.
>
> Lingkungan atau kota tempat kita dibesarkan, akan memberi kenangan juga
> pada tempat2 tertentu dimana kita memiliki pengalaman berkesan disana;
> tempat bermain, sekolah, tempat berkumpul dengan teman2 juga tempat dimana
> kita pertama kali jatuh hati pada seseorang, akan selalu dikenang. Rumah
> atau kampung halaman, ialah tempat dimana kedekatan jiwa itu tumbuh, ada
> kecintaan, ada kerinduan  saat jauh darinya. Dalam kisah klasik Laila
> Majnun, ada diceritakan betapa cintanya sang Majnun pada Laila, sampai ia
> pun mencintai kota dimana Laila tinggal, bila sampai kesana, ia pegang
> dengan halus, tembok2 kota dimana Laila tinggal.
>
> Tempat dimana kerinduan tumbuh dan kita selalu ingin kesana, tak selalu
> berupa rumah, bisa jadi sebuah kolam ikan, bagi orang yg hoby memancing,
> atau tempat ngumpul hobby lain nya, bisa jadi adalah pos ronda atau warung,
> tempat anak2 muda suka nongkrong, bisa juga berupa mesjid, dimana kita
> merasakan kenyamanan hati saat berada disana. Saat kita pergi akan selalu
> timbul kerinduan untuk kembali ke sana.
>
>
>
> Baca selengkapnya, ; http://hdmessa.wordpress.com/2010/08/20/pulang/
>
> Salam
>
> HM
>
>
>
> -----------
> **
> *PULANG*
>
> Saat bel tanda pulang sekolah berbunyi, anak2 kecil pun berlarian keluar
> ruang kelas dengan riangnya, begitulah riangnya anak2 sekolah dasar saat
> pulang sekolah, masa yg dinanti2 sampai jua,  sepercik pengalaman masa kecil
> yg kita mengalaminya dulu. Namun tak hanya di masa kecil, saat sudah dewasa
> bekerja pun, saat pulang kerja adalah saat yg dinanti2 dan disambut dengan
> senang hati. Bagi para perantau,  saat pulang mudik ke kampung halaman
> bertemu orang tua, menjelang lebaran, adalah moment yg mengesankan pula.
>
> Secara umum, kata pulang bermakna positif dan menyenangkan. Namun ada pula
> kalimat pulang yg tak disukai orang, seperti kata dipulangkan dalam arti
> seseorang dipaksa pulang karena kalah dalam suatu pertandingan atau
> mendapatkan kegagalan, being the looser. Kata pulang lain nya yg tidak
> disukai ialah kata berpulang, semisal pada kalimat, berpulang ke rahmatullah
> yg bermakna, meninggal dunia.
> Orang senang dengan kata pulang, karena bermakna kembali pada asal kita,
> kembali ke rumah, kembali tempat yg kita sukai, tempat yg dirindukan.
> **
> *Rumah & ibunda*
> Rumah bukan sekedar bangunan tempat tinggal, tapi juga suasana lingkungan
> dan orang2 di sekitarnya  yg begitu dirindukan dan membuat kita merasa
> nyaman karenanya, kemana pun kita pergi, akan selalu teringat dan ingin
> kembali ke rumah, there’s no place like home, not just a house. Dalam bahasa
> inggris, ada 2 istilah yg hampir sama, tapi berbeda artinya, house berarti
> bangunan dan home yg lebih luas daripada sekedar bangunan rumah, sebuah
> lingkungan, bisa berarti juga kampung halaman, daerah kita dibesarkan di
> masa kecil.
>
> Disanalah kita dilahirkan ibunda tercinta, tempat dimana ayah & bunda
> membesarkan kita dengan penuh kasih sayang nya, tempat dimana pengalaman2
> indah masa kecil berlalu, tempat dimana kita bertemu teman2 yg akrab dan
> menyenangkan.
>
> Lingkungan atau kota tempat kita dibesarkan, akan memberi kenangan juga
> pada tempat2 tertentu dimana kita memiliki pengalaman berkesan disana;
> tempat bermain, sekolah, tempat berkumpul dengan teman2 juga tempat dimana
> kita pertama kali jatuh hati pada seseorang, akan selalu dikenang. Rumah
> atau kampung halaman, ialah tempat dimana kedekatan jiwa itu tumbuh, ada
> kecintaan, ada kerinduan  saat jauh darinya. Dalam kisah klasik Laila
> Majnun, ada diceritakan betapa cintanya sang Majnun pada Laila, sampai ia
> pun mencintai kota dimana Laila tinggal, bila sampai kesana, ia pegang
> dengan halus, tembok2 kota dimana Laila tinggal.
>
> Tempat dimana kerinduan tumbuh dan kita selalu ingin kesana, tak selalu
> berupa rumah, bisa jadi sebuah kolam ikan, bagi orang yg hoby memancing,
> atau tempat ngumpul hobby lain nya, bisa jadi adalah pos ronda atau warung,
> tempat anak2 muda suka nongkrong, bisa juga berupa mesjid, dimana kita
> merasakan kenyamanan hati saat berada disana. Saat kita pergi akan selalu
> timbul kerinduan untuk kembali ke sana.
>
> Saat pergi haji / umroh, berada di tanah suci, mekah- madinah, banyak orang
> yg merasakan kedamaian jiwa saat berada disana, sebuah pengalaman batin yg
> mengesankan. Ketika ia telah pulang kembali ke negaranya, ingatan tsb selalu
> membekas dan org2 menjadi rindu ingin kembali ke tempat suci tsb, dimana ada
> keterkaitan hati yg terjadi. Tempat suci spt kabah bisa menjadi semacam
> “rumah batin”  pula dimana timbul kerinduan untuk ingin kembali ke sana.
> Ketika anak kecil bermain dan karena sesuatu hal ia menangis, hal reflex yg
> dilakukan nya, ialah berlari pulang ke rumah, sambil memanggil2 ibunya.
> Kembali ke rumah, dalam pangkuan ibunda tercinta adalah suasana yg paling
> nyaman bagi anak kecil saat ada sesuatu masalah yg dihadapinya di luar
> rumah.
>
> Saat masa remaja dulu, saya sering pergi mengembara ke pegunungan di
> seputaran kota Bandung. Suatu saat saya dan seorang teman, terpisah dari
> rombongan dan tersesat di dalam hutan, berteduh di bawah pohon, saat hujan
> di sore hari yg gelap, kita pun basah kuyup dan kedinginan. Dalam kondisi
> nestapa seperti itu, yg terbayang  ialah bagaimana caranya bisa menemukan
> jalan pulang secepatnya, kembali ke rumah, terbayang  ingin sekali rasanya
> berada di dalam rumah yang hangat, makan sop hangat buatan bunda tercinta.
> Begitula secara instink rumah dan ibunda selalu jadi bayangan pelarian yg
> nyaman saat kita berada jauh di luar rumah dan dalam kenestapaan.
>
> Manusia dewasa pun seperti itu, saat ada suatu masalah besar, ia cenderung
> untuk mencari seseorang atau tempat yg nyaman baginya, ia seperti mencari
> tempat pelarian untuk menyelesaikan masalahnya, kembali ke rumah, menemui
> orangtua adalah salah satu solusinya. Namun tak semua, bisa menemukan tempat
> pelarian yg tepat, karena banyak juga yg akhirnya salah jalan.
> **
> *Lupa pulang*
> Ada kalanya pula, anak2 yg begitu senangnya bermain dg teman2 nya, saat
> dipanggil pulang ke rumah oleh ibu nya, ia malah menolak,malah menangis saat
> disuruh pulang, ia merasa lebih nyaman dan senang disana. Anak2 muda yg
> lebih senang bermain, kongkow2 dg teman2 nya, bahkan malas untuk pulang ke
> rumah, Mereka seperti telah menemukan rumah yg baru, menemukan suasana yg
> lebih nyaman dibanding rumahnya sendiri.
>
> Orang2 yang suka mengelana, adventure ke alam terbuka, hobby travelling,
> begitu cintanya dg bepergian ke berbagai tempat yg jauh dan eksotik. Malah
> saat berada di rumah, ia selalu dibakar kerinduan untuk pergi berkelana,
> mereka menemukan kebahagiaan dalam pengembaraan nya.
> Para pekerja migrant yg pergi merantau ke negeri jauh, setelah sekian lama
> berada disana, akan merasa nyaman juga dan malas untuk kembali ke kampung
> halaman nya.
>
> Pada kondisi tertentu, orang bisa menemukan pula sebuah tempat yg lebih
> nyaman bagi batin nya di luar rumah, di luar kampung halaman nya sendiri.
> Perjalanan hidup telah memberikan warna baru pada hidupnya, telah terbentuk
> sebuah kecintaan baru yang membuat kerinduan pada rumahnya dulu, kampung
> halamannya jadi luntur, bisa jadi karena ia telah menemukan sesuatu yg lebih
> baik disana.
>
> Demikianlah dalam perjalanan hidup, banyak pengalaman yg mewarnai nya,
> begitu pula beragam pula pengalaman batin yg mewarnai jiwa ini. Warna cinta
> dan kerinduan pun bisa luntur karenanya. Satu kerinduan yg tak bisa
> dilupakan manusia ialah kasih sayang ibunda tercinta,
> walau bagaimana pun keadaannya, walau telah pergi jauh kemana pun, kita
> akan selalu akan rindu dan cinta pada ibunda tercinta, karena beliau lah yg
> melahirkan kita, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang. Dan pancaran
> kasih sayang ibunda akan bersinar sepanjang masa, walau sang anak sering
> melupakan nya, namun pancaran sinar kasih tersebut akan menyegarkannya
> kembali.
>
> Dalam kisah dongeng si Malin kundang yang bercerita mengenai anak durhaka
> yg tak mau mengakui ibunya setelah menjadi orang yg berhasil, walau sang ibu
> marah, namun dalam hati kecilnya ia tetap sayang pada anaknya tsb.
>
> Dalam perjalanan hidup manusia di dunia ini, dengan berbagai suasana senang
> dan sedihnya. Seringkali kita pun lupa darimana kita berasal,  tak sadar
> bahwa suatu saat kelak kita pun akan pulang. Bahkan sebagian besar manusia
> tak mau pulang, takut untuk pulang,  mereka begitu mencintai dunia dan takut
> menghadapi kematian.
> **
> *Kasih sayang & kerinduan Illahiah*
> Secara hakiki, setiap manusia akan kuat ikatan batin dg  ibu dan ayah yg
> melahirkan dan membesarkan nya, begitu pula pada makhluk hidup lain nya.
> Selalu ada panggilan batin untuk kembali pulang menemui beliau.
>
> Namun ada hal juga yg perlu kita sadari, sebelum ibunda melahirkan kita,
> dimanakah kita berada ?
> Hakikatnya,  Allah lah yg telah menitipkan ruh kita pada orang tua kita,
> sehingga kemudian kita dilahirkan ke dunia ini, di tempat tertentu yg
> menjadi kampung halaman kita. Menjalani kehidupan dan suatu saat kelak kita
> akan pulang pula ke sana, ke hadirat Illahi rabbi.
>
> Telah diceritakan betapa ada kerinduan untuk pulang ke rumah, bertemu orang
> tua, kembali ke kampung halaman, bertemu teman2 lama, menyibak kembali
> kenangan lama, namun siapakah yg rindu untuk kembali pada Sang Maha Pencipta
> ? , yg menciptakan kita semua, yg menitipkan jiwa kita pada orang tua kita
> dan dibesarkan di rumah dan kampung halaman kita.
>
> Dalam bahasa Indonesia, orang yg meninggal dunia, dikatakan pula, telah
> berpulang ke hadirat Illahi rabbi. Berbeda dg kata pulang lainnya, yang
> cenderung orang senang mendengarnya, kata “berpulang” dalam kalimat
> tersebut, orang cenderung tak menyukainya.  Kalau bisa orang ingin hidup di
> dunia selamanya, tak ingin berpulang ke hadirat illahi rabbi. Saat hidup di
> dunia, orang cenderung senang mengalaminya dan takut menghadapi kematian,
> padahal hakikatnya kita semua akan kembali pulang ke sana.
>
> Kembali ke hakikat pulang dan rumah yg dibahas diatas, orang ingin pulang
> dan rindu ke suatu tempat karena timbul kecintaan padanya. Namun tak semua
> orang bisa menyadari kerinduan dan kecintaan pada Sang Maha Pencipta, yg
> sebenarnya sangat penuh kasih sayang pada makhluk ciptaan nya. Dalam ayat
> pertama kita suci Al Quran, dinyatakan, dg nama Allah yg Maha Pengasih dan
> Maha Penyayang ( Bismillahirahmanirrahim ) , kalimat yg paling banyak
> diucapkan kaum muslimin. Kasih sayangnya jauh melampaui kasih sayang ayah
> bunda kita, jauh melampaui kasih sayang siapapun yg kita temui sepanjang
> jalan hidup ini. Namun memang tak semua manusia bisa menyadarinya. Semoga
> kita semua dijauhkan dari karakter anak durhaka seperti dalam dongeng malin
> kundang tsb.
>
> Kecintaan dan kerinduan pada Sang Maha Pencipta, Allah swt,  adalah sebuah
> rahasia batin yg tak mudah untuk difahami orang banyak. Allah telah
> memancarkan sinar kasih sayang pada semua makhluknya, namun tak semua
> makhluk bisa menerimanya, karena pancaran batin tersebut hanya bisa
> ditampung oleh jiwa yg bersih pula. Imam Gazali dalam kitab Ihya Ulumudin,
> menganalogikan sampainya sinar kasih sayang Illahi tersebut pada manusia,
> bagaikan sinar mentari yg sampai ke sebuah kaca cermin. Bila cermin tersebut
> kotor, gelap atau malah pecah, maka tak akan ada pantulan baliknya, namun
> bila kaca tersebut, bersih , jernih , maka sinar mentari akan terpantul
> balik dg sempurnanya.
>
> Jadi hanya pada orang2 yg hatinya bersih dan jernih saja, kasih sayang
> Illahi akan terpantul lagi. Orang2 seperti itulah yg bisa merasakan dg
> mendalam begitu besarnya kasih sayang Illahi rabbi dan memantulkanya dalam
> bentuk kasih sayang pula pada semua makhluknya, pada manusia2 yg ditemuinya,
> bahkan pada binatang dan tumbuhan sekalipun.
>
> Kita bisa menemuinya pada orang2 yg begitu halus perilaku dan akhlaknya,
> kita akan senang bertemu dg nya, wajahnya seperti bercahaya, ucapan nya
> begitu menyejukkan jiwa, berbicara dg mereka akan membuat kita menjadi dekat
> dg Yang Maha Kuasa, keimanan akan bertambah bila kita dekat dg org2 seperti
> itu, orang2 soleh yg penuh ketakwaan.
>
> Bagi orang2 soleh spt itulah, yang dekat dg Allah, timbul kecintaan yg
> besar pada Illahi rabbi, ada kerinduan yg terpendar. Ibadah mereka begitu
> khusyu, mereka begitu penuh hati saat melakukan amal kebaikan pada sesama
> manusia. Hubungan vertikal dg Allah, maupun hubungan horizontal dg sesama
> manusia, begitu sepenuh jiwa, penuh dg cinta dan kasih sayang…
>
> Orang2 soleh seperti itu, yg begitu mendalam kecintaan dan kerinduan pada
> Illahi rabbi, maka kepulangan pada sang Maha Pencipta, bertemu dengan yang
> dicintai dan dirindukan nya, adalah sebuah kebahagiaan.
>
> Orang2 yg hatinya keras atau kotor, maka ia tak bisa memantulkan kembali
> cahaya cinta kasih Illahi tersebut. Mereka susah untuk bisa merasakan
> kedekatan dg Allah, bahkan melupakan nya. Orang2 yang tenggelam dalam
> kehidupan dunia akan cinta dunia dan takut mati. Hatinya tak bisa memahami
> darimana ia berasal dan tak tahu atau tak mau untuk pulang ke hadirat Illahi
> rabbi.
>
> Padahal mau atau tak mau, semua manusia akan berpulang, saat sampai pula ke
> penghujung usianya. Analoginya hampir sama dengan cerita yang disampaikan
> diatas mengenai anak2 kecil yang karena saking senangnya bermain di luar
> rumah, sampai lupa bahwa saat waktunya tiba ia pun harus pulang ke rumah,
> mungkin begitu pula dengan kita semua yg dilahirkan ke dunia ini, saat
> waktunya tiba akan pulang juga pada, Sang Maha Pencipta, Allah swt.
>
> Semoga kita semua menjadi orang2 yg bersih jiwanya dekat dg Allah swt,
> beramal soleh pada sesama manusia dan selalu disadarkan dengan hakikat
> kehidupan ini, mendapatkan kebaikan sampai di akhir hayat,  akhir yg baik,
> “husnul khotimah”, amien.
> *-----------*
> *Chairil Anwar penyair pujangga lama, yang terkenal dengan puisinya, “Aku
> mau hidup seribu tahun lagi”, namun pada kenyataannya, beliau meninggal pada
> usia 27 tahun.*
>
> Dalam kitab hadits nabi ada diceritakan mengenai seorang sahabat pernah
> bertanya kepada Rasulullah SAW. “*Ya Rasulullah, siapakah orang yang
> pintar dan mulia?” Jawab beliau, “Orang yang selalu mengingat  maut dan
> orang yang mulia adalah orang yang selalu mempersiapkan bekal untuk
> menghadapi maut, merekalah orang-orang cerdas yang meninggalkan godaan dunia
> menuju kemuliaan akhirat ( Hadits riwayat  Muslim  )*
>
> Rasulullah SAW bersabda: *“Barang siapa yang tidak suka bertemu dengan
> Allah, sesungguhnya Allah pun tidak suka bertemu dengannya.”* (Hadis
> riwayat al-Bukhari dan Muslim)
> **
> *“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti), apa yang
> akan dijalaninya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui, di bumi
> mana ia akan mati.“ *(Qs. Luqman : 34).
> **
> *„Setiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari
> kiamat akan disempurnakan pahalamu. Siapa saja yang dijauhkan dari neraka
> dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia
> ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan“.* (QS. Al-Imran :
> 185)
> ————-
> *Renungan diatas langit dalam dekapan awan , di atas samudera hindia yg
> luas membiru , dalam penerbangan melintas angkasa, mengharu jiwa, perjalanan
> panjang Abu Dhabi – Jakarta, mudik ke Bandung, menemui keluarga & ayahbunda
> tercinta serta teman2 lama , di penghujung bulan suci ramadhan.*
> **
>
>  --
> .
> Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di
> tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
>



-- 
Wassalam

*Ali Akbar Rajo Batuah
*Villa "O-285", Ruwais Housing Complex
PO Box. 12734
Abu Dhabi - UAE

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke