Jumat, 27 Agustus 2010
Pembahasan KKM Berlangsung Panas Jakarta, Singgalang Pertemuan antara 25 budayawan dari Sumbar dengan panitia Kongres Kebudayaan Minang (KKM) 2010 di Jakarta, berlangsung panas. Hal ini membuat tuan rumah, Irman Gusman menjadi serba salah. Karena panas, pertemuan disudahi untuk menemukan hal-hal yang bermanfaat dan KKM ditunda dulu. Bundo Kanduang mengajak, jika mau bicara sebaiknya " di rumah gadang", yaitu di kampung halaman. Panitia setuju KKM diundur dan akan dilakukan pendekatan lebih intensif lagi ke kampung halaman. Demikian pengamatan Singgalang dari pertemuan antara 25 budayawan dengan pengagas KKM 2010 seusai berbuka puasa bersama di kediaman Irman Gusman, di Jakarta, Rabu (25/8). Hadir dalam acara itu, dari Padang Wisran Hadi, Darman Moenir, Basril Basyar, Raudha Thaib, Harris Effendy Thahar, Zaitul Ikhlas Saad, Yusrizal KW., Fachrul Rasyid, Dt RB Pahlawan Kayo, Edy Utama, Alwi Karmena, Khairul Jasmi, Darmadi, Eko Yanche Edrie, Yaswirman, dan Edi Safri serta Syahrudji Tanjung dan Irfi Zurdi, Zaili Asril dan Insanul Kamil serta Ismail Gusman. Sedang dari Gebu Minang hadir, Syaafroeddin Bahar dan istri, Ermansyah Yamin dan istri, Elvia Wadri Tanjung, Warni, Nafis dan istri Inike Aziz Chan, Firdaus dan lainnya. KKM 2010 Ketua KKM Ermansyah Yamin mengatakan, peserta KKM 1.500 orang. Rencana acara ini sudah disosialisasikan secara intens ke mana-mana. Tujuan KKM, katanya, murni untuk membangun Minangkabau tanpa ada udang di balik batu. KKM sudah disosialisasikan setidaknya 13 kali dan semua nagari sudah menyatakan dukungannya. Ia berharap dukungan luas dari para budayawan, sebab KKM tujuannya memang untuk membangun. Hal yang akan dibicarakan ABS SBK, forum tungku tigo sajarangan. Selama ini tungku itu, tidak operasional. Kemudian dibahas juga pembangunan berwawasan nagari. KKM juga akan membicarakan pemberdayaan ekonomi nelayan, guna perbaikan taraf hidup mereka. Selain itu, dibahas pula soal kebencanaan, maklum Sumbar rawan bencana. Cinta Ranah Minang Sementara itu, rombongan budayawan dari kampung menyatakan keberatan serius atas KKM. Menurut ulama Yasirwan, gerakan Gebu Minang untuk KKM itu, belum melibatkan semua komponen masyarakat di Ranah Minang. Syaafroedin Bahar dari panitia KKM menyatakan, saya sadar penuh menyelenggarakan KKM, bukanlah pekerjaan mudah. Mulanya, akan dibuat kongres adat, tapi ia tolak. Lantas kemudian diputuskan KKM. gebu Minang berhak bicara ABS SBK. Untuk bicara itu, maka panitia mempelajari seluruh bahan-bahan. Lalu disiapkanlah draft dan sudah sampai pada draft ke 17. Karena perantau dan kampung diikat oleh doktrin yang sama, yaitu ABS SBK, maka KKM menjadi urgen. Setelah dipelajari, KKM tidak ditolak, tapi yang ditolak prosedur. Kenapa orang kampung tidak diajak. "Karena itu, kami minta maaf, ini karena kita berjauhan," kata dia. Perantau ingin mencapai, agar Sumbar bangkit kembali dari keterpurukan. "Karena kecintaan sama pada Minangkabau, maka kami membuat draft bagi perbaikan kampung halaman," kata dia. Tidak setuju Wisran Hadi sebagai pembicara pertama dari budayawan Sumbar, mengungkapkan, pertemuan di rumah Irman, jangan dijadikan alat pembenaran KKM disetujui. Belum ada persetujuan dari kampung untuk KKM. "Kami belum setuju," kata Wisran. Lalu Fachrul Rasyid, menambahkan, sebenarnya perantau dan orang kampung, sebenarnya memang tidak saling kenal. Sebenarnya, kata Fachrul, kedatangan rombongan ke Jakarta memang dirangsang oleh KKM. Seolah-olah, kata Fachrul, Minangkabau, enak dibicarakan dari luas. Manis. Pada akhirnya, kata dia, tiap adanya pembicaraan tentang adat Minang, maka yang jadi obyek selalu orang kampung. "Kita yang hadir ini, memang orang kampung, tapi tidak dihargai, apa setelah usia 70 tahun?" Sedang Sahruji Tanjung menambahkan, sebaiknya dirumuskan dengan elegan sesuatu yang bagus untuk kampung halaman. Sehingga tidak ada yang lebih bagus dan lebih rendah. Lalu Basril Basyar, menyebutkan, sebaiknya Sumbar dibicarakan secara bersama-sama. "Mungkin di antara kita yang hadir, ada hal-hal yang tidak enak dari awal, sebaiknya didinginkan terlebih dahulu." Bagi saya, kata dia, situasi buruk jangan dibiarkan berkembang. "Tidak usahlah tergesa-gesa," katanya. Karena sudah rusak dari awal, makanya sebaiknya kembali ke pangkal. Zitul Ikhlas Saad, mempertengkarkan KKM merupakan bentuk kecintaan pada kampung halaman. "Hal baik harus dikemas dengan baik pula seharusnya," sebut dia. Permintaan saya hanya satu, "rancak barundiang di rumah gadang," pinta dia. Sedangkan menurut Edy Utama, KKM 2010 yang digagas Gebu Minang, secara kuat mengubah berbagai hal tentang adat. Namun Eko Yanche menyebut, padiakan sajalah. "Dengan kongres apa pula yang akan ditakutkan, biarkan saja," katanya. Pertemuan yang dihantar Shofwan Karim Elha itu, berlangsung panas, namun berakhir dengan baik, meski menyisakan sesak di dada. Apalagi bagi Syaafroedin Bahar yang dibombardir Wisran Hadi dan Darman Moenir serta Fachrul Rasyid. (003) http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita <http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita&id=447> &id=447 -- . Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.