Bagian (3)

Dari gedung Granda kami menuju ketempat hidangan berbuka yang telah disediakan 
dan ditata diatas meja, antri satu persatu menunggu giliran dengan pring makan 
yang dipegang untuk mengambil nasi dan menyendok aneka menu yang disediakan 
tuan rumah. Menu berbuka kami tidak bermewah-mewah dan berlebihan sebagaimana 
kalangan "the have " atau para pejabat tinggi berbuka bersama yang terkadang 
super mewah dengan bermacam-macam hidangan dan paling "menakjubkan" mata 
memandang suka terbuang-buang alias mubazir, terkadang saya tidak habis pikir 
juga melihat tingkah istri pejabat tinggi dalam berbuka bersama ini, ketika 
mengambil sesuatu makanan lalu suka menyisakan di piring makannya begitu juga 
dengan nasi yang diambilnya "kok harus disisakan dipiring" terbuang sia-sia", 
apa salahnya diambil secukupnya lalu dihabiskan sampai tuntas.

Dari aneka menu ada sesuatu yang cukup istimewa "samba-samba buruak" yaitu 
goreng sapek binguang balado ijau jo potonan tempe dan kentang.

Ahaaa ini dia Pak Taufik "sapek binguang"sapa saya pada pak Taufik sambil 
mengangkat seekor sapek binguang yang disepuh selayang lado ijau ratak-ratak 
tangguang.

Pak Taufik hanya tersenyum begitu juga Pak Emi dan Ibu yang juga menggemari 
samba buruak sapek binguang ini, kami jadi ingek cerita di palanta RN tentang 
"kenapa ikan ini dinamakan sapek binguang" sesuai penjelasan Pak Taufik ikan 
Sepat ini suka termenung dipermukaan air.

Satu yang istimewa lagi yatu "Kimlo" dengan kuahna asem-asem pedas gurih 
memecah air liur disamping menu tersebut juga ada rendang kalio dan selada. 
Saya, Pak Taufik, Da Elthaf, Zainul, Pak Emi dan Ibu serta kolega Pak Emi 
bergabung satu meja menyantap hidangan masing-masing sambil bercerita ringan 
dan bercanda. Setelah selsai kami menyantap hidangan berbuka tiba-tiba kami di 
kagetkan masuk dan bergabung di meja kami siapa lagi kalau bukan tokoh 
masyarakat m$inang Riau dan pengusaha sukses Bpk Basrizal Koto atau dikenal 
dengan panggilan Basko. Pak Emi sebagai tuan rumah menyambut Pak Basko dan ikut 
bergabung dengan kami setelah menyalami semua hadiran yang berada disekitarnya.

Basko bercerita kalau dia "bela-belain" datang dari Padang ke PMC disela 
agendanya yang padat, berangkat jam 4 sore dari BIM menuju Batam, 1 jam transit 
penerbangan dilanjutan ke Pekanbaru.Sepiring Kimlo dihidangkan pada Pak Basko 
oleh pihak keluarga Ibu Emi karena beliau sudah berbuka sebelumnya "wahhh 
enak..enak kimlonya" ujar Basko

Disaat kami berbincang-bincang secara "kaget mendadak". Ibu Emi menghadirkan 
didepan kami sepiring pangek ikan garing dengan potongan tipis cubadak serta 
rendang daging khas Bukit Tinggi (kapau) yang di rancah dengan potongan ubi 
kayu yang rapuh.

Waww..kok baru sekarang Bu, kami udah makan" uar saya, ibu Emi hanya tersenyum 
sabil berkata "itu oleh2 dari anak menantu yang datang dari Padang"

Pak Taufik tak tahan diri melihat potongan cubadak di pangek ikan garing, 
akhirnya..settt sepotong cubadak telah berada ditangannya dan melahap sambil 
berkata "ayo jepe..cobain enak, asem pedas segarnya cubadak muda yang diiris 
tipis ini

Saya dan Pak Taufik "mernggado" cubadak tersebut tanpa nasi,mmm..memang 
istimewa rasnya, lalu ibu Emi "mambasokan" pada saya ikan garing yang 
dipiringnya untuk saya cicipi,

Rasanya... Sungguh lembut dan khas serpihan daging ikan garing ini, membelai 
lidah dan membuat kulek tak terkendali, ikan itu saya lumat terasa asem pedas 
dengan aroma kunyit serta daun jeruk yang ringan inilah sebuah cita rasa 
bersela sebuah masakan pusaka rananh minang yang selalu "ngangeni" untuk 
dinikmati.

Tak juga juga saya menikmati beberapa potong ubi kayu yang rapuh sebagai 
perancah rendang

"Mantappp Jepe" kata Elthaf yang sibuk potrat potret sana sini.

Semenara Pak Basko bercerita dan berbagi pengalaman pada kami serta mengajak 
kami agar hadir berbuka bersama IKMR tiba-tiba beliau juga menyinggung masalah 
KKM


Basko dengan suaranya yang lantang dan tatapannya yang tajam tegas-tegas 
menyatakan penolakan KKM

"Jika namanya Kongres dengan tegas saya atas nama pribadi, IKMR baik Riau dan 
Kepri menolaknya,jika itu hanya sebuah diskusi atau seminar saya akan 
mendukung, terlalu berat namanya Kongres ini ada apa ? Ujar Basko

Lebih lanjut Basko "disetiap kesempatan bertemu tokoh dan pejabat dari kampuang 
awak baik yang di ranah dan dirantau dengan lantang saya menolak Kongres ini 
atas nama pribadi maupun IKMR, saat ini yang dibutuhan urang dikampuang bukan 
Kongres2 yang di gagas urang rantau itu, tapi tindakan nyata berbuat paska 
gempa di ranah awak, saya banyak tahu dan sering diranah, yang dibutuhkan dek 
urang kampuang kito adolah lapangan kerja, pendidikan dan terbukanya lapangan 
kerja serta sektor Rill, ada nggak diantara kalian mau buka usaha di ranah, 
lihat apa yang telah dilakukan saudagar minang dengan tindakan nuyata bukan 
Kongres2 tidak jelas itu, membeli jerami, gabah, padi, kopra dan hasil bumi 
urang kampuang"

Kami biarkan saja Basko mengeluarkan unek-uneknya tanpa ada reaksi dari saya, 
Pak Taufik, elthaf, Pak Emi, Haris, Zainul dll yang mengelilingi meja makan 
berdamanya. Kami menyadari dan menghargai pendapat dan pernyataan Basko baik 
sebagai pribadi anak jati diri suku minang yang sukses jadi pengusaha di rantau 
maupun sebagai tokoh dan pembina IKMR


Lebih lanjut Basko dengan penuh semangat dan suara yang lantang mengatakan lagi 
 pada kami" ahhh urang kampuang kito lah dari dulu2 beradab dan berbudaya kok, 
apalagi !!

 urang Piaman punyo budaya,urang bukik tinggi ado pulo budayanyo, rang tanah 
data lain pulo budayanyo baitu daerah lain di sumbar, toh mereka biaso2 sajo 
ndak ado bana heboh2 di kampuang, urang rantau nan santiang2 tu sajo ndak ado 
karajo lai yo atau apo maunyo, datang karanah naik oto rancak basirne sahari 
duo hari tu baliak lai ka jakarta, apo tindakan nyato mereka-mereka tu..kalian 
bisa jawek ndak"

Kami hanya diam saja dan menghargai pendapat Basko tanpa "mengomporinya" tapi 
nampaknya kami semua mendengar pernyataan Basko hanya "maangguak-anguak sajo"

Setelah puas beranjangsana dan ramah tamah dengan Basko, beliau pamit 
mengundurkan diri, sementara Pak Emi sibuk melayani wawancara dengan TVRI 
Pekanbaru yang meliput acara berbuka bersama, ehem..Pak Emi memberikan 
kesempatan pada saya dan elthaf berdiri di belakangnya menemani wawancara 
dengan TVRI (wahh masuk tivi nih)

Lalu saya dan elthaf menanyakan pada crew TV "kapan ditayangkan nih" crew TVRI 
menjawab "insya Allah beritanya kami tayangkan hari Senin jam 16.30 Pak"

Bersambung bagian 4

Jepe
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke