Laporan wartawan KOMPAS Ingki Rinaldi
Minggu, 5 September 2010 | 19:51 WIB

PADANG, KOMPAS.com - Aksara asli Minangkabau yang diduga sempat eksis pada
masa lalu, tidak diketahui lagi keberadaannya pada saat ini. Hal itu
disebabkan tidak adanya lagi naskah-naskah kuno yang tersisa dengan tulisan
dalam aksara asli Minangkabau itu.

Dekan Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang, Prof. Dr. Herwandi pada
Minggu (5/9/2010) mengatakan persoalan yang dihadapi ialah ketiadaan bukti
naskah yang ditulis dalam aksara asli Minangkabau itu.
Herwandi yang pernah melakukan penelitian soal goresan serupa tulisan di
Batu Batulih Borobono yang terdapat di wilayah Dusun Talago, Taeh Bukik,
Kabupaten Limapuluh Kota menjumpai keterkaitan goresan itu dengan naskah
Tambo Rueh Buku yang disebutkan oleh Darwas Datuk Rajo Malano yang diduga
ditulis dalam aksara asli Minangkabau.  

Kepala Taman Budaya Provinsi Sumbar Asnam Rasyid , Minggu (5/9/2010)
mengatakan selama ini yang cenderung diketahui masyarakat adalah aksara Arab
gundul (tanpa tanda baca) dan huruf Sanskerta.  

Herwandi menambahkan, studinya dilakukan dengan membandingkan
goresan-goresan di Batu Batulih Borobono dengan model aksara asli
Minangkabau yang pernah diungkapkan sebelumnya oleh Darwas Datuk Rajo Malano
dan Zuber Usman.

Selain itu, ia lalu membandingkannya dengan aksara asli dari Kerinci, Jambi
dan menjumpai semacam kemiripan serta keberlanjutan bentuk sekalipun secara
metodologis tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya karena tidak ada
naskah dalam aksara asli Minangkabau sebagai pembanding.

Sementara itu menurut Kepala Seksi Pemeliharaan, Perawatan, Penyajian Museum
Adityawarman, Riza Mutia, terdapat dua jenis aksara asli Minangkabau yang
dibedakan dari asal daerahnya.

Masing-masing adalah aksara Pariangan yang berasal dari daerah yang kini
termasuk ke dalam wilayah Kota Padang panjang dan aksara Sulit Air yang kini
masuk dalam kawasan Kabupaten Solok. Namun, kata Riza, upaya pencarian
naskah dalam akasara asli Minangkabau itu ke tempat-tempat yang diduga
sebagai tempat penyimpanannnya belum juga membuahkan hasil.

Kata Riza, aksara asli Minangkabau merupakan perpaduan antara huruf
Sanskerta dan aksara Arab kuno. Aksara asli Minangkabau itu kemungkinan
muncul di masa peralihan antara kekuasaan kerajaan bercorak Hindu-Budha di
Minangkabau menjadi kerajaan Islam.

http://regional.kompas.com/read/2010/09/05/1951487/Huruf.Asli.Minangkabau.Ra
ib-8

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Reply via email to