Assalamualaikum w.w. pak Abraham jo para sanak sa palanta,

Presiden SBY ko banyak bana janji baliau. Ukatu ambo masih jadi komisioner 
Komnas HAM -- tanggal 9 Agustus 2006 -- baliau bajanji mandukuang pembentukan 
undang-undang perlindungan hak masyarakat hukum adat. Jadi dahulu saketek dari 
Deklarasi di Parik Malintang tu.
Sasudah tu ambo jo kawan-kawan bausaho menghubungi baliau sacaro resmi untuk 
minta baaudiensi mambicarokan tindak lanjutnyo, sampai ampek kali surek 
dilayangkan, samo sakali indak ado jawaban, sampai kini. [Tapi samantaro tu, 
baliau malah alah duo kali manarimo rombongan 'rajo-rajo' jo keraton, di Istana 
Merdeka.]
Jadi catat sajolah janji baliau tu. Dalam pelaksanaannyo jan lupo Sabda Ilahi 
dalam Q:Surah ArRa'ad ayat 13: Allah swt tak akan maubah nasib suatu kaum kalau 
bukan kaum itu surang nan maubahnyo. [Ayat ko manjadi motto dari KKM 2010].
Kok sukses kito laksanakan KKM 2010, kito akan mambuek kelompok kerja untuak 
manyukseskan pembangunan nagari ko, jo mangambangkan konsep Baitul Mal wa 
Tambil 
di seluruh Sumatera Barat. Konsep iko dirintis dek pak Aristo Munandar, dan 
alah 
sukses dilakksanakan di Agam. Bung Armen Zulkarnain maagiah tahu ka ambo bahaso 
baliau basadio maabihkan sisa umua baliau untuak manyukseskan program ko. 
Syukur 
Alhamdulillah.
 
Wassalam,
Saafroedin Bahar Soetan Madjolelo
(Laki-laki, Tanjung, masuk 74 th, Jakarta) 
Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.






________________________________
From: Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com>
To: rantaunet@googlegroups.com
Cc: abrahamil...@gmail.com
Sent: Sun, September 12, 2010 11:27:23 AM
Subject: [...@ntau-net] Runtuhnya Konsep Pembangunan Berwawasan Nagari?


"Pemerintah terlalu asyik membangun kota. Alhasil, daerah pelosok ketinggalan 
tak tersentuh pembangunan….Akibatnya warga desa mengadu nasib ke Kota, dan 
sebagian besar sampai kota mereka terkapar, tidak punya skill."
>
>
Angku Darwin sarato Dunsanak di palanta.
Sabananyo pamarentah pusat alah mencanangkan program pembangunan yang berbasis 
nagari sarato janji para wali nagari. 

Dicanangkan di Nagari Parit Malintang, hari Kamis, 21 September 2006

Padang: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis (21/9) siang berada di Nagari 
Parit Malintang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat meresmikan program 
Pencanangan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Nagari. 


Presiden didampingi Ibu Negara dan beberapa menteri, tiba di tempat acara, 
disambut tarian Jalombang dan upacara pinang dan sirih yang dibawakan 
gadis-gadis Minang. 


Acara ini dihadiri 388 Wali Nagari, Badan Wali Nagari, Bupati/Walikota, Camat 
dan Lurah se Sumatera Barat.

Dalam acara tersebut, para Wali Nagari membuat pernyataan sikap yang dibacakan 
oleh Wali Nagari Parit Malintang, Syamsul Bachri yang juga Ketua Pokja Wali 
Nagari se Sumbar. Pernyataan sikap tersebut memuat empat hal. 


Pertama, para Wali Nagari mendukung program nasional pengentasan kemiskinan. 
Kedua, para Wali Nagari berkewajiban untuk memimpin peningkatan kesejahteraan 
masyarakat yang berbasis Nagari.
Ketiga, kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat umum untuk 
melakukan 
program pengentasan kemiskinan. 

Keempat, para Wali Nagari memahami daerah masing-masing untuk mengetahui 
karakteristik kemiskinanannya sehingga dapat dilakukan pengentasan kemiskinan 
yang efekif berbasis di Nagari.

Usai pernyataan sikap para Wali nagai itu, Presiden SBY menyampaikan sambutan. 
Di awal sambutannya yang tanpa teks, SBY mengucapkan sebait pantun.

"Pabelok jalan ke Padang Pariaman, habis hujan terbitlah terang. Kami datang 
dengan cinta dan harapan, kemiskinan hilang kesejahteraan datang.

Dalam sambutannya, Presiden mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan 
jihad di jalan Allah, yaitu dengan melawan kemiskinan dan kebodohan yang 
merupakan musuh terbesar dari penduduk di seluruh dunia, terutama di Indonesia 
pada era setelah kemerdekaan ini.

Usai memberikan sambutan, tepat pukul 16.00 WIB, Presiden meresmikan program 
Pencanganan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Nagari. 


Diantara rombongan Presiden tampak Menkokesra Aburizal Bakrie, Mendagri 
M.Ma’ruf, Menag Maftuh Basyuni, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menteri Kesehatan 
Siti 
Fadillah Soepari, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Seskab Sudi Silalahi, 
Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi dan Jubir Presiden Dino Patti Djalal. (rum)

Kegiatan seremonial iko alah hampia 4 tahun dilewakan, antah baa laikah 
dilakasanakan ....antahlah yuang !!!!!


http://www.presidenri.go.id/index.php/pidato/2006/09/21/471.html

Pidato Presiden
Parit Malintang, Padang Pariaman, Sumbar, Kamis, 21 September 2006
Sambutan Pencanangan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Nagari 
TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENCANANGAN PENGENTASAN KEMISKINAN
BERBASIS NAGARI
PARIT MALINTANG, PADANG PARIAMAN
SUMATERA BARAT
21 SEPTEMBER 2006


Bismillahhirahmanirahim,
Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh 

“Capailah jalan ke Padang Pariaman, 
habis hujan terbitlah terang, 
kami datang dengan cinta dan harapan, 
kemiskinan hilang, kesejahteraan datang”. 

Yang saya hormati, 
Saudara Menko Kesra dan Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Pimpinan Badan 
Pemeriksa Keuangan, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, 

Saudara Gubernur Sumatera Barat, 
beserta Pimpinan DPRD dan para Pejabat yang bertugas di Sumatera Barat, baik 
dari unsur eksekutif, legislatif dan yudikatif, TNI dan Polri. 


Yang saya hormati,
Saudara Bupati Padang Pariaman 
dan seluruh pejabat dan termasuk para Wali Nagari, 
yang saya muliakan para Alim Ulama, Ninik Mamak, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang

Hadirin sekalian yang saya muliakan, 
Marilah dalam kesempatan yang indah dan Insya Allah penuh berkah ini, sekali 
lagi kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkenan rahmat 
dan 
ridho-Nya, kita dapat bersilahturahim menyatukan semangat dan tekad kita, untuk 
berbuat yang terbaik, bagi rakyat, bagi bangsa dan bagi negara. 


Seingat saya, ini adalah kunjungan saya yang keempat, di Sumatera Barat. 
Pertama, ketika saya harus berkunjung ke saudara-saudara yang sedang mengungsi 
karena letusan Gunung Tawang, yang kedua ketika saya meresmikan Bandar Udara di 
Padang, Alhamdullilah, yang ketiga, ketika saya mengajak Perdana Menteri 
Malaysia, Bapak Abdullah Ahmad Baadawi, melaksanakan pertemuan bilateral di 
Bukittinggi.

Dan Alhamdullilah hari ini saya datang ke Padang Pariaman, mudah-mudahan berkah 
Allah SWT, selalu menyertai kita semua dan kalau kita lihat matahari mulai 
bersinar, pertanda yang baik Insya Allah, bersinar pula masa depan Padang 
Pariaman yang kita cintai bersama. 


Saudara-saudara, 
Saya sangat senang hari ini, berada di tempat ini karena kita semua berbicara, 
pada masalah yang sangat penting, untuk masa depan kita. Yaitu pengentasan 
kemiskinan, atau pengurangan kemiskinan. Dulu ketika kita belum merdeka, lawan 
kita adalah penjajah, penjajahan. Setelah merdeka, setelah kita berdaulat, 
lawan 
kita adalah kemiskinan dan keterbelakangan. 


Jika dulu wajib hukumnya kita melawan penjajah untuk kemerdekaan, kita wajib 
pula hukumnya sekarang kita, melawan kemiskinan untuk kesejahteraan kita. Jihad 
yang harus kita lakukan adalah jihad untuk memerangi kemiskinan, 
keterbelakangan, dan kebodohan. 


Insya Allah ini adalah jalan yang benar, jalan Allah SWT, kalau kita memiliki 
semangat yang tinggi, sebagaimana yang ditunjukan oleh, mulai dari bapak 
Gubernur, Bapak Bupati, Wali Nagari dan semua tadi, maka cita-cita untuk 
menurunkan kemiskinan lima puluh persen (50%), se Sumatera Barat sampai tahun 
2010 Insya Allah dapat dicapai. Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah bangsa 
Indonesia, kemiskinan juga menjadi masalah masyarakat dunia. 


Saudara bisa bayangkan, tahun 2006 ini 8 juta rakyat yang ada di Bumi ini akan 
meninggal. 8 juta, karena mereka terlalu miskin untuk hidup, because the are 
poor to live, 8 juta, meskipun negeri kita, Alhamdullilah tidak termasuk negara 
yang memiliki kemiskinan yang ekstrim, kemiskinan yang absolut, object, 
poverty, 
tetapi harus dengan jujur kita akui, jumlah yang miskin masih banyak. 


Secara nasional yang miskin jumlahnya sekitar 37 sampai 39 juta, sekitar 17 %, 
masih banyak, dari 220 juta. Yang menganggur demikian juga, di negeri kita 
pengangguran terbuka 10 sampai 11 juta dari 100 juta angkatan kerja juga masih 
tinggi, karena sekitar 10 %. Maka mulai hari ini, ke depan mari bersama-sama 
kita kurangi, kemiskinan dan pengangguran itu dengan program-program yang 
nyata, 
dengan kebersamaan antara pemerintah, baik pusat maupun daerah, dengan pihak 
swasta atau dunia usaha dan masyarakat luas. Hanya dengan cara itulah, 
kemiskinan dan pengangguran dapat kita kurangi. 


Saudara-saudara, 
Saya terlahir dari keluarga yang relatif miskin, Pak Bupati tahu, kampung saya, 
Pacitan , Jawa Timur adalah kabupaten tertinggal, tandus, miskin dan 
terisolasi, 
terlebih waktu itu. Saya merasakan betapa hidup sebagai orang miskin, itu terus 
terang, penuh dengan penderitaan. Kadang-kadang merasa ditinggalkan oleh yang 
lain, seolah-olah tidak punya harapan, ke arah masa depan, cemas, tidak pasti, 
hidup ini dan bisa merasa dipermalukan. 


Oleh karena itu, bagi yang miskin, mari kita tolong mereka untuk meninggalkan 
status atau kondisi kemiskinannya. Bagi yang tidak miskin mari kita terus 
berupaya jangan sampai jatuh miskin. Orang yang miskin itu tidak mampu 
bersekolah, kalau sakit tidak bisa berobat, untuk memenuhi kehidupan 
sehari-harinya sulit, mencari lapangan pekerjaan tidak mudah dan sebagainya. 


Oleh karena itu cara mengatasi kemiskinan, yang paling tepat adalah membikin 
mereka yang menganggur bekerja. Orang yang menganggur punya perasaan yang sama, 
dipermalukan, ditinggalkan, tidak berguna, tidak ada punya harapan dan 
lain-lain, dan tentu tidak punya penghasilan. Tidak bisa mencukupi kehidupan 
sehari-harinya, lantas dia miskin. 


Oleh karena itu mari kita tajam melihat persoalan ini. Mari kita bikin 
saudara-saudara kita yang masih menganggur punya lapangan pekerjaan, apapun 
yang 
dapat kita berikan kepada mereka. 

Satu, bagi yang sudah bekerja, yang penghasilannya sangat pas-pasan atau 
kurang, 
untuk kehidupan sehari-hari. 


Mari kita bikin lebih meningkat penghasilannya itu, karena orang miskin itu 
memiliki kesulitan untuk menyekolahkan putra-putrinya, untuk berobat kalau 
sakit. Mari kita bikin pendidikan dan kesehatan murah, mudah, berkualitas dan 
sebagian gratis, terutama yang miskin. 


Itu adalah program-program nyata yang harus kita lakukan, ciptakan lapangan 
pekerjaan, bantu pendidikannya, bantu kesehatannya, bikin penghasilan bertambah 
dan bertambah. Dengan demikian dia memiliki penghasilan yang layak, untuk 
paling 
tidak mencukupi kebutuhan sehari-harinya. 


Caranya bagaimana? Pemerintah punya program, pemerintah punya anggaran, 
pemerintah pusat, provinsi atau kabupaten dan kota, punya anggaran. Sebagai 
contoh, tahun anggaran 2007 nanti, yang sekarang sedang dibicarakan pemerintah 
pusat dengan DPR-RI, anggaran untuk pengentasan kemiskinan berjumlah 52 triliun 
rupiah, cukup besar. 


Kita berharap anggaran itu, pusat, daerah, benar-benar, digunakan untuk 
program-program yang langsung mengurangi kemiskinan. Jangan kemana-mana, jangan 
ada yang bocor, jangan ada yang dikorupsi, supaya betul-betul, apakah cukup, 
belum. Ingat 220 juta saudara kita seluruh Indonesia, yang miskin jumlahnya 
seperti tadi itu, belum yang setengah miskin. 


Setelah pemerintah mengalokasikan anggarannya, melalui program-program yang 
nyata, maka kita menghimbau, swasta, dunia usaha. apakah perkebunan, apakah 
pabrik-pabrik kecil, apakah perdagangan, apakah jasa, apakah industri, apapun. 
Dorong mereka untuk menciptakan lapangan kerja, berikan kemudahan, jangan 
dipersulit. Pemerintah ingin rakyatnya tidak miskin, pemerintah ingin rakyat 
tidak nganggur, mari kita mulai dari saya, Gubernur, Bupati, Walikota, dorong 
swasta untuk bisa menciptakan lapangan kerja, berikan kemudahan, jangan 
dipersulit. 


Kalau dia memiliki lapangan usaha, ada bisnisnya, maka terseraplah tenaga kerja 
tadi, lebih ringan beban pemerintah, karena ada lapangan-lapangan pekerjaan 
yang 
tercipta disitu. Tinggal sekarang masyarakat luas, syarat agar dunia usaha 
tumbuh dengan baik, ciptakan rasa aman, ‘ndak ada usaha yang tumbuh kalau 
daerahnya rusuh. Bikin hukumnya tegak, tidak ada kerja sama ekonomi, baik di 
dalam negeri atau kerja sama dengan negara sahabat, kalau hukumnya carut marut. 


Bikin para tenaga kerjanya, para buruhnya, disiplin dan produktif. Dengan 
demikian tumbuh, tidak mungkin perusahaan-perusahaan tumbuh kalau tenaga 
kerjanya tidak produktif, bahkan ada yang merusak sana, merusak sini, akhirnya 
bangkrut, akhirnya di PHK. Tambah ruet, karena yang menganggur bertambah 
banyak, 
bikin perijinan yang mudah dan sederhana, jangan dipersulit, jadi wajib 
hukumnya 
pemerintah daerah, membikin lancar semuanya itu. Kalau kondisi itu ada, berebut 
orang datang ke Sumatera Barat, berebut orang datang ke Padang Pariaman. 


Pemerintah bertanggung jawab menjalankan perannya, dunia usaha swasta 
bertanggung jawab menjalankan perannya, masyarakat luas menjadi bagian, Dewan 
Perwakilan Rakyat Daerah, mengawasi, memastikan bahwa kebijakan daerahnya 
tepat, 
perguruan tinggi memberikan pandangan-pandangan, penelitian-penelitian, 
bagaimana ekonomi bisa tumbuh, industri bisa tumbuh, pertanian bisa tumbuh, 
jasa 
bisa tumbuh, lapangan kerja juga makin berkembang. 


Lembaga Swadaya Masyarakat juga demikian, bikin sesuatu mendampingi rakyat agar 
mereka bisa bekerja, pendek kata semua harus berperan. Semua harus menjalankan 
tugasnya, dengan koordinasi, dengan sinkronisasi dan kebersamaan yang baik, 
kalau itu dijalankan, Insya Allah dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, pastilah 
dari masa ke masa, kemiskinan makin susut, pengangguran makin susut dan 
kesejahteraan makin meningkat. 


Dengan harapan itu semua, saya hargai prakarsa Saudara Gubernur Sumatera Barat, 
Saudara Bupati Padang Pariaman dan para Bupati, Walikota serta, Wali Nagari, di 
Sumatera Barat ini yang hari ini saya dengar ikrarnya bagaimana benar bisa 
mengurangi pengangguran dan mengurangi kemiskinan. 


Ada semacam kerja sama global untuk pembangunan yang intinya juga mengurangi 
kemiskinan, itu diikrarkan tahun 2000 di New York, markas Perserikatan 
Bangsa-Bangsa. Pemimpin dunia berkumpul masyarakat dunia berkumpul mereka 
berikrar, tahun 2015, berarti tinggal 9 tahun lagi, tapi dari tahun 2000, 15 
tahun dari waktu itu diharapkan kemiskinan itu berkurang separuhnya di seluruh 
dunia. Itu kerja sama global. 


Tetapi saudara-saudara, yang paling efektif, yang paling bisa mengurangi 
kemiskinan, jangan mengharapkan yang jauh-jauh dulu, mari, kita mulai dari diri 
kita. Yang paling tahu rumah tangga-rumah tangga yang miskin, Wali Nagari, di 
atasnya Camat, di atasnya Bupati. Pak Bupatilah, karena beliau bisa datang ke 
Kecamatan setiap hari, bisa bertemu dengan rakyat, bisa datang ke pasar, bisa 
datang ke sawah, bisa datang ke toko, bisa datang ke Puskesmas, bisa datang 
kemana, ke sekolah-sekolah, tahu kondisi rakyatnya. 


Mana yang dari tahun ke tahun, kelihatan berat dalam menjalani hidupnya, yang 
benar-benar miskin, mana yang sudah mulai bergerak makin maju. Oleh karena itu 
yang terbaik, mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, meningkatkan 
kualitas hidup, terutama pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat 
sehari-hari, adalah para pemimpin lapangan, para pemerintah daerah. Tepatlah, 
inisiatif, prakarsa, gerakan dari Sumatera barat ini yaitu Pengentasan 
Kemiskinan Berbasis Nagari, saya ingin semangat seperti ini. Prakarsa seperti 
ini diikuti oleh seluruh pimpinan daerah di Indonesia. 


Rakyat menunggu, apakah pemimpin-pemimpinnya yang oleh rakyat dipilih untuk 
memimpin, entah kabupaten, entah kota, entah propinsi, benar-benar bersemangat 
mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya, siang dan malam, untuk mengurangi 
kemiskinan, untuk mengurangi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan 
rakyatnya. 


Saya punya keyakinan Saudara Gubernur, Saudara Bupati, saudara-saudara 
sekalian. 
Kalau semangat ini hudup terus, inovatif, kita mencari dan terus mencari, kita 
apa yang bisa kita lakukan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi 
kemiskinan, meningkatkan pendidikan, kesehatan dan kualitas hidup rakyat kita, 
jalan Tuhan akan datang dan Insya Allah bangsa kita, setapak demi setapak akan 
maju ke depan. 



Itulah saudara-saudara,
yang saya sampaikan, dan titipan saya adalah satu, teruslah membangun 
pemerintahan yang baik. Tidak ada artinya, meskipun ekonomi kita tumbuh, tidak 
ada artinya meskipun teknologi maju dan akhirnya, sumber daya alam bisa kita 
kelola dengan baik, tidak ada artinya kerja sama dengan negara lain baik, 
sehingga tumbuh melalui investasi. 


Kalau pemerintahnya tidak baik, kalau korupsi masih berjalan dan merajalela, 
gelap masa depan kita. Pesan saya sangat jelas demi rakyat, demi negara, demi 
masa depan, mari kita hentikan berbagai praktek-praktek yang tidak benar, 
pemborosan, korupsi, kemalasan, bekerja asal, seasalnya, seadanya saja, 
asal-asalan, tapi marilah kita gigih, bersih, bersemangat bekerja nyata, tiap 
harinya untuk rakyat, dan dengan bekerja seperti itu, saya yakin sekali lagi, 
jalan terbuka didepan kita, Insya Allah negeri kita akan berubah, Insya Allah 
Sumatera Barat akan berubah, Insya Allah Padang Pariaman akan berubah. 


Setiap saya datang ke Sumatera Barat, saya selalu melihat perubahan, 
mendengarkan gagasan-gagasan yang segar, teruskanlah budaya seperti ini. Pak 
Bupati mengatakan hanya kita, yang bisa merubah masa depan kita. 


Kita mulai sekarang, jangan menunggu-nunggu, mari kita jemput peluang, untuk 
mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran dan meningkatan kesejahteraan 
rakyat. Dengan memohon ridho Allah SWT, seraya mengucapkan 
Bismillahhirahmannirrahim, Gerakan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Nagari di 
seluruh Sumatera Barat, dengan resmi saya nyatakan dimulai. 


Semoga Tuhan Yang maha kuasa, Allah SWT selalu memberikan bimbingan petunjuk 
dan 
lindungan-Nya kepada kita sekalian. 



Sekian.
Wassalammualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh.
-- 



      

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

<<sby.gif>>

Kirim email ke