Mengenal Tiga Jenis Hati Manusia

Oleh: Edi Muhtarom

Hati secara fisik berarti organ badan berwarna kemerah-merahan di bagian kanan 
atas rongga perut. Gunanya untuk mengambil sari-sari makanan di dalam darah dan 
menghasilkan empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak. Selama sari makanan 
yang diserapnya sehat, akan sehat pula fisik hati itu. Kemudian secara psikis, 
hati bisa bermakna sebagai sesuatu yang terkandung di dalam tubuh dan menjadi 
tempat segala perasaan batin; senang, sedih, suka, benci, sabar, dendam, rasa 
pengertian, dsb.

Suasana hati ( mood) itu dapat mempengaruhi perilaku atau penampilan diri. Hati 
yang senang akan menampakkan keceriaan, hati yang sedih akan menampakkan 
kemurungan, hati yang benci akan menampakkan kesinisan bahkan bengis, dsb. Di 
sinilah perlu bimbingan bagi psikis hati. Dienul Islam --yang mengajarkan pola 
hidup sehat untuk santapan jasmani dan pola hidup takwa sebagai santapan 
rohani-- membagi hati ke dalam tiga jenis. 

Pertama, qalbun mayyitatau hati yang mati. Refleksi dari hati yang mati adalah 
sifat sombong dan meremehkan kebenaran. Inilah perilaku yang tercermin pada 
orang kafir. Ketertutupan dan kekerasan hatinya tidak akan bisa menerima cahaya 
kebenaran Islam.

Jenis hati yang kedua adalah qalbun maridl. Inilah hati yang sakit. Merasa 
sedang mencari jalan selamat, tapi sebenarnya celaka. Misalnya, ibadah diwarnai 
bid'ah atau me-nyelewengkan ayat-ayat Alquran menjadi mantra untuk pemenuhan 
hawa nafsu belaka.

Sifat munafik termasuk hati yang sakit ini. Sebagaimana firman Allah, yang 
artinya: ''Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka 
berkata: 'Kami telah beriman'. Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan 
(para pemimpin) mereka, mereka berkata: 'Sesungguhnya kami bersama kamu, kami 
hanya berolok-olok'.'' (QS Al-Baqarah [2]: 14).

Ketiga, qalbun salim atau hati yang selamat. Ia selalu condong pada kebenaran 
dengan hanya mengikuti ajaran Islam berdasarkan Alquran dan hadis. Firman Allah 
SWT, yang artinya: ''Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka 
diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara 
mereka, mereka berkata: 'Kami mendengar dan kami taat'. Dan mereka itulah 
orangorang yang beruntung.'' (QS An-Nur [24]: 51).

Dari uraian singkat di atas, mari kita introspeksi: di manakah posisi hati 
kita? Bertekadlah 'pindah ke lain hati' atau 'hijrah hati' -- dari qalbun 
mayyitdan qalbun maridlke qalbun salim-- untuk mendapat keridoan Allah SWT.



--TR

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-- 
.
Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke