Assalamu'alaikumWW, Sanak sapalanta yang saya hormati,
Bagi urang awak yang suka buka2 FB, nama Yohannas Backir sering mengundang decak kagum dengan foto2 Minang jadul yang rutin diinformasikannya tanpa pamrih kepada kita. Sebagai orang non Minang, kecintaannya pada Minangkabau sudah diatas rata2. Mappas ? Kita juga tau, walau kiprahnya kita (maaf, mungkin 'saya') belum kita ketahui ;walau seperti kata sanak Nofend pengurusnya juga duduk di palanta ini. Basrizal Koto pun juga cukup dikenal dengan bermacam proyek investasinya. Tapi kalau semua nama itu dikaitkan dengan lembah Anai, apalagi Anai itu kemudian dikaitkan pula dengan pengembangan wisata, saya sangat sependapat dengan kekhawatiran bpk. Darwin. Ini bukan soal ringan/sepele. Jika dilakukan tanpa pertimbangan yang matang, Ini berpotensi untuk membuat pariwisata Sumbar 'terkenal' secara negatif ke mancanegara. Diketahui secara luas, baik pada pada tataran Nasional maupun Internasional, bahwa di Sumbar terletak 2 Taman Nasional (Kerinci Seblat dan Siberut), serta 6 Cagar Alam (Rimbo Panti, Lembah Anai, Batang Palupuah, Lembah Harau, Beringin Sakti, Taman Raya Bung Hatta). Baik Taman Nasional (TN) maupun Cagar Alam punya aturan main yang sangat ketat terkait dengan upaya2 untuk 'memanfaatkannya', dengan dalih apapun (!). Terlebih-lebih pula masih segar dalam ingatan, bahwa pada awal tahun 2009, koran di Padang (termasuk RN) gencar memberitakan tentang kerusakan parah lembah Anai akibat maraknya pembuatan bermacam bentuk 'lokasi wisata', penebangan hutan, bisnis esek2, dan terakhir berita berbagai bencana longsor di lembah yang notabene merupakan Cagar Alam tersebut diatas. Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar menyatakan kewalahan dan tidak mampu mengatasi berbagai sumber penyebab kerusakan parah ini, yang mayoritas pelakunya adalah anggota masyarakat biasa...... Jadi kalau yang akan membuat ini adalah investor besar dengan network yang luas pula (sebagaimana biasa) sekali mereka memulai, akan sulit untuk menghentikannya walau dengan melibatkan aparat manapun juga. Lapangan golf, hotel, gedung pertemuan, kolam renang, dll simbol lokasi wisata adalah fasilitas yang memerlukan areal yang relatif luas. Yang jadi soal bukan arealnya, atau kubikasi kayu yang akan ditebang, tapi kekayaan flora dan fauna yang dimiliki oleh Cagar Alam itu sendiri yang akan hilang untuk selamanya.... Sangat layak rasanya untuk meminta saran bpk Emil Salim andai punya sesuatu gagasan untuk membangun di areal Cagar Alam di Sumbar. Jangan pula meminta saran sesudah buldozer mulai bekerja dan protes mulai datang dari segala penjuru. Penyelesaiannya kemudian biasanya akan bersifat kompromistis.... Sumbar perlu mengembangkan potensi pariwisata yang dimilikinya, tapi marilah ini kita lakukan dengan cerdas. Potensi keindahan dan kekayaan alam Minangkabau benar2 merupakan anugerah Allah kepada anak cucu kita, yang konon kabarnya hanya 'dipinjamkan' saat ini kepada kita......Barang 'pinjaman' ini seyogianya secara estafet bisa diserahkan secara utuh pada pemiliknya nanti, bukan dalam kondisi rusak ... Maaf dan Wassalam, Epy Buchari L-67, Ciputat Timur -- . Posting yang berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini dan kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur dan Lokasi pada setiap posting - Hapus footer dan seluruh bagian tidak perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat e-mail baru, tidak me-reply e-mail lama dan mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali serta ingin mengubah konfigurasi/setting-an keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.