SUMBAR | KAMIS, 23/09/2010 11:32 WIB
Heri Sugiarto - <http://www.padang-today.com/> Padang Today <http://padang-today.com/foto/berita/yulnofrins%20napilus.jpg> klik untuk melihat foto Tokoh Pendiri MAPPAS Yulnofrins Napilus. (foto:dok pri) Memajukan Pariwisata Sumbar, jangan sampai melupakan potensi besar pariwisata yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Gubernur Sumbar mesti menggerakkan investor untuk mau berinvestasi di sana, karena potensinya sangat besar, baik pantai maupun ombaknya. Bahkan, menurut Wakil Ketua Masyarakat Peduli Pariwisata Sumbar (MAPPAS) M.Johannas Backir, potensi wisata pantai di sana lebih bagus dibandingkan dengan Maldives. Begitu pula kekayaan budaya asli, ragam flora dan fauna serta keindahan bawah lautnya. "Alam dan pantainya lebih cantik daripada Maldives. Pesona pantai yang pasirnya putih, dan pohon-pohon kelapa miring sangat menggoda wisatawan untuk berlama-lama di sana. Sangat eksotis semuanya," kata M.Johannas Backir yang berkunjung ke sana, pada Selasa dan Rabu (21-22/9/2010). Ombaknya, sambung Johannas, juga sangat menantang, berada di peringkat nomor tiga dunia setelah Hawaii dan Haiti. "Bali jauh di peringkat 17," kata mantan Art Director RCTI yang sering menjadi juri dan mengelola sejumlah iven pariwisata di Bali. Namun, dia sangat menyayangkan potensi besar yang ada Mentawai justru dikuasai orang asing, bukan masyarakat lokal maupun saudagar dari Minangkabau atau Indonesia pada umumnya. "Kami lihat kapal asing juga banyak yang berkeliaran di sana, termasuk dari Brasil. Sementara kita yang datang ke sana, justru dicurigai dan ditanya macam-macam. Kondisi ini, perlu disikapi berbagai pihak terkait, khususnya Pemprov Sumbar untuk menggaet investor atau saudagar Minang agar inves di sana," katanya. Di tempat terpisah, tokoh pendiri MAPPAS Yulnofrins Napilus mengaku terkejut dengan informasi tersebut dan menyayangkan pola yang diterapkan dalam pengelolaan pariwisata Mentawai. Ia menyarankan agar pemerintah memasukkan pengembangan pariwisata Mentawai ke dalam program nasional. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan kementerian terkait harus terlibat dalam pengembangannya. "Tidak cukup hanya ditangani Sumbar saja. Harus ada yang mengatur dan mengkoordinir para peselancar, pantai, dan pemilik resort yang umumnya dikuasai asing. Di samping itu, dari informasi yang kami peroleh, pemerintah daerah dan masyarakat setempat pun tidak menikmati hasil dari besarnya potensi pariwisata di sana. Ini harus disikapi bersama-sama oleh pihak terkait," tandasnya. Menurutnya hal itu perlu diperhatikan, agar heboh penjualan pulau di Mentawai oleh orang asing yang sempat ramai diberitakan media lokal dan nasional, tidak terulang lagi. "Jadi, mesti didata dan tata ulang pengelolaan potensi wisata di sana. Persoalan penjualan pulau di Mentawai juga harus dibuka pemprov Sumbar harus dibuka ke masyarakat bagaimana tindaklanjutnya, dan siapa pelakunya, agar tidak terulang lagi," jelas Yulnofrins.(*) http://padang-today.com/?today=news <http://padang-today.com/?today=news&id=21154> &id=21154 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
<<image003.jpg>>