Ambo punyo urang tuo yang alah ambo anggap urang tuo sendiri. Urang tuo ko, 
alah baumua 79 thn kini. Baliau selalu mengatakan dirinya sebagai orang Medan, 
meskipun sebenarnya beliau adalah keturunan buruh perkebunan yg didatangkan 
Belanda dari Jawa ke Medan.
 
Dulu, carito urang tuo ko...inyo masih suka bawa keluarganya, dgn VW Kombi, 
pulang kampuang ka Medan dari Jakarta. Dalam perjalanan tsb, baik pergi maupun 
pulang, pasti nginap dan istirahat di Bukittinggi. 
Ado pengalaman di Bukittinggi ko, nan sampai sekarang selalu manjadi buah bibir 
urang tuo ko, yaitu, katiko baliau kesulitan mandapekkan tampek menginap. 
Baliau batanyo ka seorang anak mudo, dima ado hotel atau tampek menginap yg 
lain ?. Anak mudo tu mengantarkannyo, bakuliliang Bukittinggi, sampai dapek 
tampek menginap.  Dan, katiko di agiah pitih.., anak mudo tu indak mau 
manarimo. Kecek anak mudo tu ka si Bapak, (yg sampai kini masih tangiang-ngiang 
di talingo si Bapak ko),",..,  saya nggak mau ada orang dari jauh terlantar di 
kota saya, karena tidak dapat tempat menginap yg layak....".
 
Di Padang, pada suatu ketika, baliau, punya pengalaman, yg hampir sama dengan 
di Bulittinggi tsb. Ketika, seorang anak mudo juo, memandu baliau dgn sepeda 
motor, sementara si Bapak (dan keluarga nyo) nyetir VW nyo maikuiki si anak 
mudo dari balakang. Sampai basuo rumah kerabata baliau itu, di wilayah 
Alanglaweh. Si anak mudo maantakan si Bapak dari muko terminal Lintas Andalas. 
Dan...lagi-lagi tanpa pamrih....
 
Sampai kini, alah 15 - 20 tahun berlalu, di kapalo baliau tu...urang 
Minangkabau, sangat ramah dan kalau menolong tanpa pamrih...... 
 
Point carito ambo ko.., sabana nyo masih ado celah yg bisa kito pupuak...untuk 
manjadikan keramah-tamahan dan ketulusan, untuk manaiakkan citra Ranah Minang 
sebagai tujuan Wisata yg menyenangkan. 

 
Salam,
Marindo Palar 50thn - Suku:Tanjuang - Kampuang : Kuraitaji Piaman

--- Pada Sel, 5/10/10, Anzori <anz...@yahoo.com> menulis:


Dari: Anzori <anz...@yahoo.com>
Judul: [...@ntau-net] Kenapa orang Bali sangat tulus dalam melayani para turis?
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Tanggal: Selasa, 5 Oktober, 2010, 10:23 AM





Tak sengaja pagi tadi saya menonton mimbar agama Hindu di TVRI yang berjudul 
"Dharma Sevama", artinya kurang lebih pelayanan dan pengabdian yang tulus. 
Menarik didengar karena berkaitan dengan masalah Service Quality dalam 
kehidupan sehari-hari. Terlepas dari masalah aqidah, sang penceramah 
menguraikan tentang pentingnya arti "melayani" dalam kehidupan. Menurut 
penceramah "keluarga" artinya adalah "ikatan pelayanan dan pengabdian" yang 
tidak boleh dihitung besar kecilnya jasa para anggota keluarga, karena anggota 
keluarga wajib untuk saling memberikan pelayanan yang tulus dan ikhlas sebagai 
bentuk pengabdian. Demikian juga di masyarakat setiap orang wajib melayani 
orang lain dengan sebaik mungkin sebagai bentuk amal mereka (swadharma), baik 
di berbagai bidang kehidupan.

Sangat menarik apa yang diuraikan, sehingga saya mengambil kesimpulan, bahwa 
kenapa orang Bali sangat antusias dan tulus dalam melayani para turis yang 
datang ke daerah mereka, karena faktor swadharma yang wajib mereka lakukan 
dalam kehidupan sesuai ajaran agama mereka. Tapi saya berpikir lagi, kenapa 
orang India yang mayoritas beragama Hindu berbeda dengan orang Bali. Mungkin 
implementasi adat istiadat mereka memang berbeda. 

Sebagai ikon pariwisata tentunya prilaku masyarakat Bali di bidang pariwisata 
yang mengamalkan swadharma patut ditiru. Untuk Sumbar yang mayoritas kaum 
muslimin, saya sulit untuk membandingkan dengan Bali, karena jauh panggang 
daripada api. Aspek "pelayanan tulus" yang saya tahu hanya dalam bentuk dogma 
"habluminnanas dan habluminnallah" tanpa uraian standar kualitas pelayanan yang 
pas. Yang ada tentunya seperti aspek teknis, merendahkan suara dalam berbicara, 
santun, hormat kepada orang tua dsb... dsb.  Kaum muda lebih banyak belajar 
mengenai standar kualitas pelayanan dari text book barat/kursus-kursus, tapi 
tidak dari agama mereka. Apakah berarti ulama kita kurang memahami cara 
mengajarkan tafsir ayat-ayat suci ke dalam bentuk implementasi empiris dalam 
kehidupan sehari-hari, sehingga masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Sangat 
diperlukan para ulama juga bisa mendukung standar kualitas pelayanan dalam 
industri jasa dengan keahlian mereka. Saya
 hanya bisa berharap

 Zorion_Anas 
*55yo
http://minangmaimbau.blogspot.com
http://zorionanas.blogspot.com
anz...@yahoo.com, zori...@gmail.com, 
Cel./HP No. :081384611336, 0816857939
Country code +62









-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke