Membaca artikel ini di milis MS ingatan saya langsung ke ranah minang 
yang begitu kaya dengan panoramanya akan tetapi qt seperti kebingungan
sendiri dengan kekayaan yang kita miliki, yah mungkin virus kebingungan
yang ditularkan dari pusat, mudah2-an ranah minang segera dapat
menghalau virus kebingungan ini.

Kalau dikaitkan dengan pariwisata minang temanya menjadi
GET LOST IN RANAH MINANG ! 


wassalam,
Harman St.Idris

---------- Forwarded message ----------
From: Mohamad Khoiri <mkho...@...>
Date: 2010/10/9
Subject: [M_S] Get Lost in Indonesia! (Ide gila dari kaskuser yang patut kita 
dukung)
To: muhammadiyah_soci...@yahoogroups.com


  

Mari bertindak nyata... Manstab


Get Lost in Indonesia! 
________________________________
 Mendengar keluhan-keluhan tentang Indonesia membuat saya letih. Tapi mendapati 
kehebatan dan kelebihan negeri ini juga ternyata lebih melelahkan.

Sebuah bangsa yang katanya besar. Negeri yang diciptakan Tuhan sambil 
tersenyum. 
Zamrud khatulistiwa yang terbentang sepanjang 3.977 mil antara Samudera Hindia 
dan Pasifik. Yang konon memiliki daratan sepanjang 1.922.570 km², dengan 
3.257.483 km² panjang perairan, 95.181 km garis pantai, punya 17.504 pulau, 
lebih dari 53 gunung, 500 lebih suku, 742 bahasa daerah, lebih dari 300.000 
spesies liar, dan tentu saja 240 juta penduduk.

Tapi kenapa begitu sulit “menjual” bangsa ini? Kenapa tidak bisa kita leluasa 
menikmatinya? Kenapa begitu susah menjadi orang senang di sini? Dan kenapa 
begitu senang kita jadi orang susah?

Sewaktu Malaysia mengakui batik dan tari pendet sebagai kebudayaannya, kita 
semua kebakaran jenggot. Lalu terbirit-birit mematenkan. Tapi kok saya pesimis, 
tidak banyak yang rakyat kita bisa dapatkan dari usaha itu. Paten ya tinggal 
paten. Pengakuan di atas kertas. Dan tidak signifikan mengurangi antrian 
pembagian zakat.

Jika Malaysia memroduksi batik berkualitas secara masif – lalu cukup 
menyantumkan tulisan Batik Indonesia pada labelnya – yang makmur yaa tetap 
rakyat Malaysia. Para pengusahanya, pekerjanya, distributornya, reseller-nya, 
penjual kain dasarnya, produsen lilinnya, produsen pewarnanya, perusahaan 
listrik dan airnya, mbak-mbak penjaga tokonya.

Kalau negara tetangga membuat pertunjukan Tari Pendet di festival pariwisata 
mereka, tentu saja nama Indonesia ada tertera kecil-kecil di brosur meja depan. 
Tapi yang kebagian rezeki yaa tetap panitianya, pemerintahnya, pemilik toko 
cenderamatanya,tukang kacang rebusnya, calo karcisnya – kalau ada hehe. 
Pendapatan mereka bertambah, tapi kita tidak. Karena rakyat kita tidak kebagian 
royalty sepersen pun.

Kenyataan ini yang membuat saya letih. Bahwa kita tidak bisa berbuat banyak 
atas 
itu.

Maka pada satu malam, saya brainstorming bersama 3 orang rekan. Di tempat 
nongkrong yang biasa, minum kopi yang biasa, situasi yang biasa. Yang tidak 
biasa cuma aturannya: kita berempat tidak boleh mengeluh.

Temanya: bagaimana memasarkan Indonesia. Lalu bagaimana menjadikannya 
bermanfaat 
untuk menggairahkan ekonomi mikro – sekecil apapun.

Tujuannya: InsyaAllah masuk surga.

Diskusi kami berangkat dengan mengidentifikasi masalah yang ada. Kenapa ya 
usaha 
mengangkat industri pariwisata Indonesia yang dilakukan lembaga eksekutif dan 
regulator kita tidak banyak membuahkan hasil?

Oooh…mungkin karena saking banyaknya keindahan dan kehebatan negeri ini, kita 
jadi bingung memilih unique selling proposition…bingung menentukan 
diferensiasi…bingung menetapkan positioning Indonesia sebagai brand…

Buktinya iklan-iklan pariwisata kita tidak pernah jauh dari gambar-gambar 
pemandangan nan indah. Buktinya Bali lebih tenar secara parsial karena dia 
lebih 
spesifik menjual pantai. Buktinya tagline pariwisata kita kerap berubah-ubah 
tanpa diikuti kampanye komunikasi yang jelas (2001: Indonesia, just a smile 
away. 2003: Indonesia, endless beauty of diversity. Belum setahun, dirubah lagi 
jadi: Indonesia, the color of life. 2004: Indonesia, ultimate in diversity. 
Entah yang sekarang-sekarang, sudah terlalu banyak yang harus diingat. 
Bandingkan dengan Malaysia Truly Asia yang didukung kampanye 
konsisten).Buktinya 
lagi, kita punya 17.504 pulau dan 9.634 di antaranya belum punya nama (50% 
lebih!) hehehe. Saking bingungnya.

Eh, sebentar. Kenapa tidak kita tularkan saja kebingungan itu pada dunia? 
Kenapa 
tidak kita “jual” saja semua kelebihan dan kekurangan kita apa adanya, lalu 
kita 
biarkan dunia yang menilai? Kita biarkan saja para turis itu datang ke 
Indonesia, lalu tersesat dengan berlimpahnya keindahan negeri ini!

Maka tema kampanye kita kali ini judulnya: GET LOST IN INDONESIA!

Tapi gimana caranya? Lembaga otoritas yang bekerja penuh waktu saja kerepotan 
menjalankan kampanye pariwisata, apalagi kami yang cuma berempat? Sebab, memang 
tidak mudah. Kampanye-kampanye sebelumnya saja, denger-denger, selalu dipenuhi 
justifikasi tentang kekurangan waktu, kekurangan biaya, kekurangan tenaga…

Kekurangan tenaga? Eh, sebentar. Bukankah kita punya 240 juta penduduk 
Indonesia? Penduduk sebuah negara terbanyak ke-lima di dunia?

Sekali lagi, 240 juta orang!

Yang 180 juta-nya adalah pengguna ponsel. Yang 40 juta di antaranya adalah 
pengguna internet. Yang 80% dari pengguna internet itu punya facebook. Yang 
menjadi negara pengguna Facebook nomer 2 di dunia. Yang jadi pengguna Twitter 
terbanyak nomer 3 di dunia. Yang, artinya, 240 juta orang dengan hobi berbagi 
yang amat sangat teramat dahsyat!

Jadi kenapa tidak kita jadikan saja 240 juta orang itu sebagai pekerja kampanye 
pariwisata kita? Kenapa tidak kita serahkan saja masalah pendanaan, tenaga dan 
waktu pada mereka?

Maka jadilah, Get Lost in Indonesia sebagai user-generated tourism movement 
yang 
dimiliki dan digerakan oleh seluruh rakyat Indonesia!

Caranya?

Pergunakan kamera digital, manual, atau kamera ponsel Anda untuk menangkap 
apapun yang ada di Indonesia yang Anda pikir menarik. Bisa pemandangan, boleh 
makanan, bisa Pak Maman yang bekerja mengurut urat keseleo sambil mendendangkan 
pupuh kinanti. Masing-masing Anda pasti punya pengalaman unik. Cantumkan 
caption 
dan deskripsi pada setiap foto.

Lalu upload foto-foto dan cerita tersebut ke 
www.facebook.com/getlostinindonesia 
atau ke twitter @getlostisgood atau ke www.GetLostinIndonesia.com (website 
sedang dikerjakan dan segera tayang, akan kami kabari secepatnya).

Setelah itu?

Anda tentu boleh membantu gerakan ini. Anda boleh mengunggah dan mengunduh foto 
(dengan etika tentunya). Anda boleh menceritakan gerakan ini kepada siapa pun. 
Atau berbagi foto-foto yang ada kepada teman-teman Anda di dalam maupun luar 
negeri. Atau mencetaknya dan sekedar menempelkannya di toilet rumah Anda agar 
siapa pun tahu tentang Indonesia. Boleh! Karena ini gerakan milik orang 
Indonesia.

Anda juga boleh berbincang langsung dengan pengunggah foto tentang lokasi dan 
memintanya bercerita lebih lanjut. Boleh juga menghubungi pemilik foto siapa 
tahu Anda bermaksud menggunakannya untuk kepentingan komersil. Boleh, sebab ini 
gerakan dari dan oleh Anda.

Sebab artinya, gerakan ini akan menyebarluaskan Indonesia secara organik. Juga 
membantu Indonesia menemukan kehebatan dan keindahan dirinya sendiri (tanpa 
perlu mengirim petugas untuk mendata, bukan?). Membantu tukang serabi di Gang 
Sejahtera berpromosi. Membantu UKM-UKM di Indonesia menyampaikan produknya 
kepada dunia. Membantu para turis menemukan shortcut kepada sumber informasi 
langsung (bayangkan, turis tak lagi perlu mencari brosur daftar museum, tapi 
langsung berhubungan dengan komunitas Sahabat Museum, misalnya).

Semoga semakin banyak potensi yang bisa diketemukan. Semoga semakin kencang 
suara kita didengar dunia. Semoga semakin banyak UKM yang terbantu 
pemasarannya. 
Tanpa perlu menunggu kebijakan apapun diputuskan.

Hmm. ..mengeluh atau bergerak. Gimana?

Get Lost in Indonesia team

 ----------------------------------------------------------------------
"Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
Meester, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah"
(K.H. Ahmad Dahlan).

----------------------------------------------------------------------
Salurkan ZAKAT, INFAQ dan SHODAQOH anda melalui LAZIS
MUHAMMADIYAH

No. Rekening atas nama LAZIS Muhammadiyah
1. Bank BCA Central Cikini
    (zakat) 8780040077 - (infaq) 8780040051
2. BNI Syariah Cab. Jakarta Selatan 
    (zakat) 00.91539400 -   (infaq) 00.91539411
3. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cab. Thamrin
    ( Zakat) 009.0033333 -  (Infaq) 009.00666666
4. Bank Niaga Syariah
    (zakat) 520.01.00186.00.0 - (infaq) 520.01.00187.00.6
5. Bank Muamalat Indonesia Arthaloka
    (Zakat) 301.0054715
6. Bank Persyarikatan Pusat
   (zakat) 3001111110 -  (infaq) 3001112210
7. Bank Syariah Platinum Thamrin 
    (zakat) 2.700.002888 -  (infaq) 2.700.002929
8. BRI cab. Cut Meutia
    (zakat) 0230-01.001403.30-9 -    (infaq) 0230-01.001404.30-5

Bantuan Kemanusiaan dan Bencana:
BNI Syariah no.rekening: 00.91539444

DONASI MELALUI SMS
a. Jadikan jum'at sebagai momentum kepedulian,
salurkan donasi anda, ketik: LM(spasi)JUMATPEDULI kirim ke 7505

b. Bantuan kemanusiaan  ketik: LM(spasi)ACK kirim ke 7505

Nilai donasi Rp. 5000, semua operator,belum termasuk PPN

email: la...@muhammadiyah.or.id
website : www.lazismu.org


      

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke