Akhir pekan lalu, saya dan sejumlah pimpinan suratkabar lokal bertemu dengan
Gubernur Irwan Prayitno dan Wagub Muslim Kasim. Karena ada 10 komoditi
unggulan yang akan dikembangkan pemerintah Sumbar, maka saya berkisah
tentang Agam Tuo, semoga bisa menjadi masukan.

Kisah soal Agam Tuo ini, pertama kali saya dengar dari Hasan Basri Durin dan
diulang beberapa oleh Hasril Chaniago dalam diskusi dengan saya. 

Ceritanya begini:
Kita mulai dari Bukittinggi, Koto Rang Agam itu. Ketika hari balai, perut
sudah lapar berkeliling, maka ingin makan. Maka dicarilah nasi kapau yang
enak, sebagai sebuah keahlian warga dari Nagari Kapau. Tak ada lapau nasi
Tilatang Kamang atau Koto Tuo di Bukittinggi. 
Karena mau pulang, maka dibelilah buah tangan, karupuak sanjai, buatan orang
Nagari Sanjai. Kenapa kerupuk itu bukan karupuak banuhampu atau karupuak
pakan sinayan? Karena itu spesialisasi orang Sanjai.

Tak cukup, pulang harus membawa kopi. Bukik Apik, ahlinya. Kopi tak cukup,
harus ada gula. Lawang komandannya. Tapi, mamak tadi berpesan agar dibelikan
cangkul yang bagus. 
Oke, tak soal, Sungai Puar, insinyurnya. Kemenakan yang padusi sejak sebulan
lalu minta dibelikan baju. Tak soal, Ampek Angkek menjawab kebutuhan Anda.
Adiak kanduang yang sudah jadi istri orang, masih marengek sama awak minta
dibelikan subang. Tak soal pula, dunsanak awak dari Guguak Tabek Sarojo
adalah pandai emas, ada tokonya di Bukittinggi. Dibali cah, ari masih siang.

Tapi, mande minta dibelikan pula cincin perak. Gampanglah itu, dunsanak dari
Koto Gadang juga membuatnya, mereka juga pintar bertenun. Meski Koto Gadang
dan Guguak Tabek Sarojo bertetangga, tapi mereka yang saling menghormati
spesifikasi masing-masing.
Sedang teman sepermainan membeli kacang goreng. Wow, gampang, dari Matur
kacang dibawa. Teman itu dari Malalak, tadi ia membawa seikat kulit manis,
setelah ia jual, ia bergegas ke mencari penjual anak ikan. 

Si penjual pastilah orang Magek, tak ada duanya. Katanya, perintang-rintang
hari dibuatlah tabek di dekat rumah. Ladang kulit manisnya, luas dan uangnya
untuk mamelok-an rumah.
Calon mertuanya dari Pakan Sinayan, adalah petani yang ahli bibit sayur. Di
sebelahnya di Banuhampu kerja orang bertanam sayur saja. Sawah yang luas
ditanami padi di Tilatang Kamang dan Canduang.

Itulah one village one product, ciek kampuang, ciek kehebatannyo. Untuk
kebutuhan pokok semua ada, termasuk kebutuhan sandang dan luks. Yang tak ada
garam dan didatangkan dari Pariaman atau Air Bangis. Semua dijual di
Bukittinggi, itulah kenapa kota ini bernama Koro Rang Agam.
Mungkin ada lagi spesifikasi Agam Tuo, namun tak teringat lagi oleh saya.
Saya bukan orang Agam, tapi rang sumando. Segini saja tahu, sudah bagus.
Tapi saya kagum dengan nenek moyang rang Agam Tuo, membagi tugas sedemikian
rupa hebatnya dan berlanjut sampai sekarang. 
Tapi, karena pemerintah lalai selama ini, spesifikasi itu, terlupakan.
Sungai Puar kian menjauh dari pandai besi, Magek kian manjauh dari bibit
ikan, konveksi sudah menyapu ke seluruh wilayah Agam. 

Pemerintah asyik dengan hal-hal baru yang diingininya, lupa memelihara
kearifan lokal. Karena itu, jika kekuatan pola hidup Agam Tuo itu ditiru,
digali dengan serius, maka hasilnya akan amat dahsyat bagi kabupaten itu dan
bagi Ranah Minang. Itulah yang saya sarankan pada Gubernur dan Wagub dalam
pertemuan tersebut. (*)

KHAIRUL JASMI
Senin, 18 Oktober 2010
http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita&id=1277

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke