Ini merupakan bangunan beton  yg hampir sebahagian besar dari kita sangat 
mengagungkan kekuatan bangunan ini, kadang kala rumah gadangpun dibiarkan lapuk 
dan kemudian rubuh utk diganti dg bangunan beton yg notabene kata orang2 
sekarang merupakan bangunan orang modren. Paahal kita tahu, bangunan yg dibuat 
dari zaman nenek moyang kita sangat responsif trhadap prilaku alam negiri kita. 
Mereka membuat rumah tentunya belajar dari alam. 

BUkan hanya masalah bangunan rumah, pola ruang pun demikian, semuanya belajar 
pada alam. Saat ini, pengakuan diri lebih penting. Rumah menjadi simbol 
identitas, walaupun dulu juga seperti itu, tetapi lebih kepada kedudukannya. 
Saat ini pengakuan manusia modren dan tidak kampunagan, pengkuan inilah yg 
merubahan tatanan sosial. Sehingga arsitektur ranah minangpun sudah bergeser, 
baik arsitektur Minang nan di darek maupun Arsitektur Minang di Pesisir.
Menurut analisa saya, bila dilihat dari gambar dibawah ini, tidak adanya 
perkuatan tulangan disudut/ pertemuan bidang. Tulangan adanya dibidang dinding 
saja, ini berdampak kepada pembengkakan biaya. Padahal antara siar batu bata 
sudah mengikat antara satu batubata dengan batu bata lainnya. Idealnya pasangan 
batubata itu jangan lebih dipasang lebih dari 12 m2  seandainya lebih baru 
ditambahkan tiang praktis sebagai pengikat diantara dindingnya. Yg utama dlam 
bangunan adalah struktur, kekuatan struktur inilah yg menentukan kekuatan, 
sedangkan dinding hanya merupakan bidang pembatas ruang. Yg penting diingat 
bahwa beton bersifat patah, besi dan kay lebih fleksibel, makanya pada saat 
gempa trjadi rumah2 dg struktur kayu lebih dapat merespon goncangan gempa. 
Sayang kayu kini lah maha sangat. Tetapi kenapa bambu tidak dijadikan material 
alternatif. Kalo bambu yg diperlukan kapan saat menebang dan menagawetkan

Sedikitit diskusi disiang hari


Nanang,jkt
arsitek serabutan    




________________________________
Dari: dody osmon <dodytanjun...@yahoo.com>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Terkirim: Sen, 15 November, 2010 10:34:11
Judul: Re: [...@ntau-net] Belum Terlambat bagi Indonesia untuk Bertindak


Yth. Bapak/Ibu,

Ini ada bacaaan bagus desain rumah ramah gempa, konsep nya simple, yang jarang 
di terapin rumah2 pada umum nya. yang mana tiang nya di tambah pada bidang 
dinding yang lebar/di tengah . 


============

Merencanakan Denah Rumah Tahan Gempa
oleh: Rasantika M. Seta 
Denah yang simetris menjadi hal dasar pada sebuah rumah tahan gempa.  
Fungsi denah untuk memudahkan pembagian ruang sesuai kebutuhan dan kegiatan 
sehari-hari. Melalui denah, kita dapat membuat satu panduan terukur untuk 
pengembangan ruang nantinya. 

Denah ruang yang simetris, selain memudahkan dalam membuat pengembangan 
bangunan, juga merupakan salah satu dasar membuat bangunan yang tahan gempa. 
Pada denah yang simetris, kita lebih mudah menentukan titik-titik untuk rangka 
utama bangunan (kolom). Pada sebuah bangunan, rangka-rangka utama inilah yang 
berfungsi sebagai perkuatan. Sehingga jika sebuah gempa menggoyang bangunan, 
maka rumah rak langsung roboh. 

Sebetulnya sederhana sih upaya untuk merencakanan denah yang tahan gempa ini. 
Cukup gunakan sistem modul untuk pengembangan denah rumah. 

Misalnya begini, kita bisa menggunakan modul persegi ukuran 1,2mx1,2m atau 
kelipatannya. Jika ingin membangun ruang dengan kelipatan ukuran modul ini, 
maka 
paling tidak setiap titik berjarak 1,2m harus terpasang sebuah kolom. Selain 
itu 
tentunya, pada setiap sudut pertemuan antarbidang dinding juga harus diberi 
kolom. Kolom-kolom inilah yang bakal menjadi struktur utama bangunan. 

Selain masalah penggunaan modul, kekuatan konstruksi juga diperoleh dari ukuran 
setiap tiang kolom. Tentu semakin besar ukuran kolom, maka semakin kuat juga 
biasanya. Karena lebih kuat, maka jarak setiap titik kolom pun bisa semakin 
jauh. Rata-rata pada rumah tinggal, jarak titik konstruksi utama bangunan 
sekitar 3m. Semakin rapat dan banyak tiang kolom tentu semakin baik. Namun di 
sisi lain boleh jadi semakin mahal pula ongkos pembuatannya. 

Dalam hal kekuatan bangunan dan keselamatan penghuni, jumlah titik konstruksi 
ini boleh jadi tak ada "apa-apa"nya. Keselamatan jiwa lebih penting dibanding 
harga pembuatan kolom. Jadi, mulai sekarang, coba pertimbangkan konsep ini agar 
rumah kita lebih tahan gempa. 

====
Sumber :  
http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Membuat-Bangunan-yang-Ramah-Gempa/Merencanakan-Denah-Rumah-Tahan-Gempa




=======

Bahan yang Cocok untuk Dinding
oleh: M. Indra Sukma 
Tak jarang juga dinding roboh karena gempa. Bongkahannya melukai dan bisa 
membawa petaka. Pilih bahan yang ringan dan kuat untuk dinding, agar risikonya 
lebih kecil. 

Dinding pada rumah sederhana sebaiknya tidak menerima beban konstruksi. Oleh 
karena itu, dinding bisa berupa kombinasi material bata/batako dengan 
tripleks/papan kayu/bambu. Atau jika ingin, bisa saja dinding berupa material 
yang keseluruhannya terbuat dari bata/batako, atau tripleks/papan kayu/bambu.
Bata dan batako 
Merupakan material dinding paling populer. Keduanya dirangkai menjadi dinding 
setelah ditempel pakai adonan semen-pasir. Bata dan batako dipasang dengan 
susunan tumpuk berseling. Perlu diplester agar menjadi lebih kuat. Pada rumah 
sederhana, bata atau batako cukup dipasang sebagai dinding tembok bawah. Tujuan 
pemasangan demi hebat biaya dan demi keamanan. Untuk rumah yang keseluruhan 
dindingnya dari bata/batako, maka dinding ini perlu diperkuat dengan fondasi, 
sloof, kolom, dan ringbalk.
Tripleks 
Ringan dan mudah dipasang sebagai dinding rumah. Agar tripleks terpasang kuat, 
diperlukan rangka kayu. Rangka bisa berupa kayu kaso 5/7 yang disusun berdiri 
pada jarak antara 120cm. Tripleks cukup dipakukan pada bagian luar rangka, 
hingga menutup keseluruhan dinding. Sebagai dinding pemisah, tripleks juga bisa 
dipasang menutup kedua sisi rangka kayu. 

Bambu 
Material ini paling murah dan mudah didapat. Bambu untuk dinding bisa berupa 
bilah bambu atau gedeg (anyaman bambu). Pemasangan bilah bambu dilakukan dengan 
cara membelah bambu menjadi dua hingga empat bagian. Setelah dihaluskan, bilah 
bambu dipasang pada rangka dinding pakai paku. Rangkanya bisa terbuat dari 
bambu 
atau kayu. 

Papan kayu.  
Papan kayu tersedia dalam ukuran beragam. Sebagai dinding rumah, material ini 
membutuhkan rangka kayu kaso 5/7 yang dipasang vertikal dan horisontal 
membentuk 
kotak-kotak berukuran 120cm x 120cm. Papan kayu bisa dipasang horisontal yang 
salah satu sisinya bertumpuk. Jika ingin, papan juga bisa dipasang vertikal. 

Papan semen 
Bentuknya seperti lembaran tripleks atau multipleks. Cara pemasangannya pun 
mirip. Hanya saja, untuk hasil yang kuat, papan semen ini harus dipasang pada 
rangka besi.
======

Sumber : 
http://www.ideaonline.co.id/iDEA/Membuat-Bangunan-yang-Ramah-Gempa/Bahan-yang-Cocok-untuk-Dinding


Salam, 

Dody



________________________________
From: "saafroedin.ba...@rantaunet.org" <saafroedin.ba...@rantaunet.org>
To: rantaunet@googlegroups.com
Sent: Mon, November 15, 2010 10:49:06 AM
Subject: [...@ntau-net] Belum Terlambat bagi Indonesia untuk Bertindak


Yth. Bapak/Ibu Rantau Net,

Dr. Saafroedin Bahar telah mengirimkan sebuah link berita dari Kompas.Com :

Judul : Belum Terlambat bagi Indonesia untuk Bertindak

Abhas K JhaGempa bumi hebat berkekuatan 7,7 skala Richter, 26 Oktober, yang
diiringi tsunami memakan korban lebih dari 400 jiwa di Kepulauan
Mentawai.Peristiwa ini menyadarkan Indonesia untuk bersiap diri  dalam
menghadapi gempa bumi dahsyat berikutnya. Akan tetapi, baik gempa bumi
Mentawai maupun gempa bumi di Padang tahun 2009—dengan korban lebih dari
1.000 jiwa—bukanlah ”gempa bumi bes ...

Berita Selengkapnya :
http://www1.kompas.com/read/xml/2010/11/15/0438250/belum.terlambat.bagi.indonesia.untuk.bertindak


Pesan :
Mohon perhatian terhadap peringatan pakar gempa bumi ini. Sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tidak berguna.



-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib 
mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
  • ... saafroedin.bahar
    • ... dody osmon
      • ... asfarinal, asfarinal, asfarinal, asfarinal nanang, nanang, nanang, nanang

Kirim email ke