Baitulah carut marutnyo pengadilan nagari kito, manuruik pandapek ambo, kepala kehakiman, kepala kejaksaan, kepala polisi ditingkat pronpinsi dan kabupaten harus, di lakukan porfit & test dulu, jan di drop juo dari pusek nantu, jadi KKN bisa dikurangi paling tidak ado usaha memilih yang terbaik dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat.
afdal 2010/11/24 Dedi Nofersi <dxnof...@yahoo.com> > Wakatu pulang dari Cisarua - hari Akad 21-11-10 - dioto ambo stel > ElShinta, radio favorite ambo. Rupono sadang basitungkin wawancara/ota > lansuangnyo jo Pak Wayan ko. Mungkin dek karano berita di Kompas paginyo > (Ref. dibaruah). Sa jam ado acaranyo, dari pukua 3 s/d pukua 4. Otanyo biaso > di solo lo dek pendengar nan lain, mananggapi ota nantun. Nan rato-rato > satuju jo ide Pak Wayan ko, walaupun ado nan indak satuju. Bahkan ado nan > labiah gilo lai, yaitu mamintak kito dijajah balaik sajo dek Bulando tu. > > Kadang kalau didanga barita atau ota dimedia yo ngari awak dek nyo. Indak > didanga, katinggalan kukureta lo beko. Mancaliak nagari bantuak anak ayam > kahilangan induak ko namono, iyo sakik lo banak kito mamikiakannyo. Bantuak > no hiduik kinoko tujuannyo hanyo untuak hiduik sajo. Laguah lagah, ondoh > poroh dari subuah sampai isya, hanyo untuak maagiah galang-galang sajo ... > hati jo nurani taicia antah dima. Rang Maliang bangga jo maliangnyo, poyok > banggalo jo kapoyokannyo. Nan diotakan tiok hari hanyo maslah maliang jo > poyok sajo .............. > > Iyo batua, duniako lah walee. > > DN > > > *Indonesia Perlu Impor Hakim dari Belanda* > > > > Minggu, 21 November 2010 | 07:39 WIB > > * * > > *SURABAYA, KOMPAS.com —* Pakar hukum internasional I Wayan Titib > Sulaksana, SH MH mengusulkan perlunya dilakukan impor hakim dari negeri > Belanda untuk melawan mafia hukum yang sudah merusak penegakan hukum, > seperti kasus Gayus HP Tambunan. > > "Saya tidak percaya kita akan mampu melawan mafia hukum dengan solusi > biasa-biasa saja, buktinya Gayus HP Tambunan justru mampu menembus banyak > pintu," katanya di Surabaya, Minggu (21/11/2010). > > Menurut dosen senior di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya > itu, pengadilan sebagai "gawang terakhir" perlu dibenahi secara radikal > terlebih dulu. > > "Barangkali kita perlu meniru Singapura atau Malaysia yang melakukan > perbaikan di jajaran kehakiman melalui impor hakim dari Inggris pada tahun > 1970-an. Kalau kita mungkin impor hakim dari Belanda karena kitab hukum kita > buatan Belanda," katanya. > > Para hakim impor dari Belanda itu, katanya, nantinya memutuskan perkara > secara benar sebagai contoh, sekaligus melakukan pelatihan calon hakim agar > mereka bisa bersikap profesional saat menjadi hakim. > > "Saya lebih setuju kalau kita mengimpor hakim dengan memensiunkan > hakim-hakim senior yang masa jabatannya tinggal 4-5 tahun," katanya. > > Sementara itu, calon-calon hakim yang baru melamar, katanya, hendaknya > tidak dijadikan pegawai negeri sipil (PNS) terlebih dulu, tetapi mereka > harus dilatih para hakim impor dari Belanda itu dengan status masih sebagai > calon PNS (CPNS). > > Bagaimana dengan kasus Gayus? "Saya usulkan orang seperti dia dimiskinkan > dulu, sita semua uang dan aset miliknya, sehingga hanya tersisa apa yang > dipakai saja," katanya. > > Setelah itu, Gayus hendaknya tidak dimasukkan penjara khusus, seperti di > Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, tetapi justru dikumpulkan dengan > maling-maling pada umumnya yang mendekam di LP Cipinang. > > "Untuk kasusnya jangan diserahkan ke pengadilan apabila belum ada hakim > impor karena akan memunculkan koruptor baru dari kalangan hakim, tetapi > Presiden harus menyerahkan kasus Gayus ke KPK," katanya. > > Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Badrodin Haiti menyatakan keinginannya > untuk melakukan *fit and proper test* (uji kelayakan dan kepatutan) bagi > polisi dari tingkat kapolsek. > > "Untuk penerimaan kapolsek berikutnya, saya ingin ada *fit and proper test > * itu karena polisi mulai dari kapolsek perlu kompetensi sehingga polisi > tidak akan asal perintah tanpa landasan hukum dan mampu berkomunikasi dengan > masyarakat serta paham tentang HAM," katanya. > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.