Rina Baru batamu jo interenek. Mambaco tulisan Rina, takana dek ambo curito pak etek-pak etek ambo jaman saisuak. Idola baliau adolah gadih ba lilik ala diniyah putri ko. Anggun bana bantuaknyo.
Salam andiko Pada 2 Desember 2010 15.24, rinapermadi <rinaperm...@gmail.com> menulis: > Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, > > Adidunsanak lapau yang mulia, > > > > Saya senang sekali menulis > > Kalo tau menulis itu sesenang sekarang mungkin sejak dari pandai menulis > saya akan selalu menulis jika ada waktu yang terluang > > > > Terima kasih kepada RN yang memberi kesempatan atas kesenangan ini, pahala > dan keberkahan hidup untuk semua pengelolanya mudah-mudahan Allah > perkenankan, Amin. Saya hanya bisa berkirim do’a sebab belum bisa berkirim > materi untuk kelancaran RN. Semoga pengelola RN selalu bahagia, mudah rezeki > dan dalam lindunganNya selalu. > > > > Sebuah tulisan untuk mengenang masa-masa memakai sejenis penutup kepala > yang terbuat dari kain yang berbentuk empat persegi panjang yang sekarang > sudah mulai langka dipakaikan wanita terutama wanita Minang. > > > > Lilik > > By : Ritrina > > > > “Panjang sekali jilbab ini,” pikir si Upik. Bagaimana cara memasangnya? > Mana besok dah mau sekolah pake jilbab persegi panjang ini lagi. Si Upik > kecil yang kebingungan melihat dua lembar jilbab persegi panjang itu. Sebab > selama ini dia hanya tau jilbab itu kain segiempat bujursangkar yang dilipat > menyilang trus disarungkan kekepala. Semat sana sini dengan peniti dan jarum > pentul jadilah Upik kecil dengan jilbabnya yang selalu dipakainya pergi > mengaji ketika masih SD. > > > > Sekarang Upik sudah tamat SD dan keinginannya ingin masuk sekolah yang sama > dengan Abangnya. Sekolah itu namanya MTsN sebuah sekolah menengah pertama > yang terletak lumayan jauh dari tempat tinggal si Upik. Walaupun begitu dia > dengan senang hati menjalani akan bersekolah disana sebab ada Abang dan Uni > sepupunya yang juga bersekolah disana. Ntar kalo ada apa-apa kan bisa minta > tolong, trus kalo berangkat sekolah juga bisa bareng-bareng. Yang lebih > menguntungkan lagi adalah buku-bukunya kan bisa diwariskan sebab > pelajarannya pastinya akan sama. > > > > Upik kecil masih bingung bagaimana memakaikan kain persegi panjang itu ke > kepalanya. Akhirnya dia panggil-panggil Mamanya, Mamanya yang kaget > dipanggil-panggil buru-buru datang ke kamarnya. Kawan, inilah kebiasaan > buruk si Upik yang susah untuk dirubahnya, seharusnya kan datang baik-baik > ke Mama kita trus baru minta bantu atau minta sesuatu bukan teriak-teriak > panggil Mama datang ke kita. It so..so..bad habbit ya..jangan ditiru ya. > Itulah Mama, saking sayang ama anak bungsunya yang manis ini (haha..jangan > ada yang protes ya.. kan Mamaku yang bilang…J) Mama buru-buru datang ke > kamar Upik. > > “Apo Nak Kanduang,” tanya Mamaku. > > “Ini Ma, jilbab ini makainya gimana?,” tanyaku bingung. > > “Pergi ke tempat Ni Yossi saja,” kata Mamaku menyarankan. > > Ohya Kawan, Ni Yossi adalah Uni sepupuku yang tinggal dekat rumahku yang > tadi udah kuterangkan jika dia juga sudah sekolah di MTsN yang akan kumasuki > hari pertamanya dikeesokan harinya. Dengan semangat membara langsung kuambil > kantong plastik asoy tipis lalu kumasukkan jilbab persegi panjang itu. > Sesampainya di rumah Uniku itu, sambil senyum geli setelah kuterangkan > kesulitanku, dia ajarkan bagaimana memasang jilbab persegi panjang itu > dengan benar yang ternyata namanya adalah Lilik. > > > > Selama 3 tahun bersekolah di MTsN aku memakai Lilik untuk pergi sekolah. > Kain persegi panjang ini selalu menyertai hari-hariku ke sekolah selain hari > Jumat dan Sabtu dimana kami memakai jilbab coklat dengan baju panjang > pramuka yang mirip dengan baju kurung Minang. Lilik ini dipakaikan bersama > baju kurung putih dan rok panjang *blueblack *alias biru dongker. Kain itu > dililitkan ke kepala sebanyak dua kali terus dirapikan pinggir kedua lilitan > kain ini dikening lalu disematkan di samping kanan wajah sehingga rapi > membingkai muka si Upik kecil untuk siap pergi sekolah. Walaupun Upik > berbaju kurung dan berlilik, tidak menutup ke bisaan dia untuk manjat pagar > sekolah bila terlambat. Haha…Dasar Upik..Upik… > > > > Seiring berjalannya waktu Upik kecil tidak lagi kecil, dia sudah tau kalo > Lilik yang biasanya dia pakai sewaktu MTs dulu nama kebesarannya adalah > Mudhawarah. Di zaman Mamanya dulu si Mudhawarah ini jadi mimpi-mimpi bagi > pemuda yang mengincar anak-anak gadis yang memakai Mudhawarah di setiap > kesempatan. Upik juga tau bila tokoh-tokoh wanita Minangkabau dahulunya juga > menggunakan Mudhawarah ini sampai masa tua mereka. Salah satunya Prof DR > Zakiah Darajat yang sering tampil sebagai menjadi pembicara di acara TVRI > waktu dulu. Mama Upik suka sekali melihat penampilan beliau dengan > Mudhawarahnya yang rapi. Sehingga Mama pernah membelikan sebuah Mudhawarah > sewaktu Upik kuliah yang harganya bagi Upik kelewat mahal. > > > > Mudhawarah alias lilik ini selain dipakai oleh murid-murid sekolah agama > Islam seperti MTsN juga sangat identik dengan sebuah pesantren di Kota > Padang Panjang Sumbar yaitu Diniyah Putri Padang Panjang. Sayangnya Upik > tidak bersekolah disana sebab Mama ga mau pisah dengan Upik kecilnya. Jadi > Upik tetap bersekolah di kotanya yang mana sekolahnya masih berada didekat > rumahnya. Entah karena pesantren Diniyah Putri yang terkenal dengan > penampilan santriwati mereka yng memakai Mudhawarah, maka Mudhawarah buatan > Kota Padang Panjang sangat terkenal kwalitas buatannya. Kainnya yang halus > dengan sulaman tangan yang halus dan rapi, membuat harga mudhawarah asal > Padang Panjang ini menjadi sangat mahal. > > > > Di saat Upik sekolah sampai dengan kuliah, Mudhawarah dari Kota Padang > Panjang yang lazim dipakai adalah kain halus putih dan lembut yang disulam > serangkai bunga mawar di salah satu sudut kain ini. Diameter bunganya itu > kira-kira sejengkal lebih. Bila yang memakai Mudhawarah ini ada di > pusat-pusat perbelanjaan baik kota Bukittinggi atau Padang Panjang, orang > akan menyangka mereka adalah salah satu santriwati di Diniyah Putri. > > > > Upik kembali memakai mudhawarah ini setelah dia kuliah di salah satu > perguruan tinggi di Kota Padang. Semua Mahasiswi diwajibkan untuk memakai > Mudhawarah ketika mengikuti ujian semester. Pakaian ala gadis Minangkabau > jadul yaitu stelan dengan rok atau kami sebut *kodek *kain panjang motif > kacang goreng warna coklat muda dipadu dengan baju kurung putih bersih dan > lilitan Mudhawarah. Perasaanku suasana di ujian semester di Kampus dulu > seperti hidup di jaman silam. Seperti yang kulihat di foto-foto lama koleksi > Mama atau Papa, dimana mereka berpakain serba putih untuk bersekolah. > Seperti halnya Mahasiswanya yang berpakain stelan celana dasar putih dan > kemeja putih. Beberapa kawan cowok malah ada yang memakai peci hitam. Kadang > ku berpikir, apa karena peraturan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala di > Kampus ini dan pengurusnya lupa untuk *up date* aturan ini. Ataukah mereka > ingin melestarikan Mudhawarah atau Lilik ini sebagai identitas wanita > Muslimah Minangkabau? Mudah-mudahan alasannya yang terakhir ini. > > > > Di saat ini di tanah rantauku ini, aku belum pernah melihat wanita muslimah > yang memakai Mudhawarah yang anggun itu. Oh pernah ding..2 tahun yang lalu, > ketika buka bersama dengan Uni Siti Putrajaya, salah seorang warga Cimbuak > berkebangsaan Malaysia. Beliau memakai Mudhawarah ini, saya ingat sekali > waktu itu berjumpa untuk berbuka bersama di salah satu rumah makan padang di > kota rantauku ini. Nah Kawan..apakah sang Mudahwarah akan hilang dari Bumi > Minangkabau tercinta? Siapa yang berani menjawab???? > > > > > > Batam, Dec 02nd,2010 > > Ritrina > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet > http://groups.google.com/group/RantauNet/~<http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E> > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: > - DILARANG: > 1. E-mail besar dari 200KB; > 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; > 3. One Liner. > - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet > - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.