..dari Nalfira Pamenan FB.. Baringin Gadang di Pakan Kaluang: Sekolah Pertama di Panampuang oleh Nalfira Pamenan pada 06 Desember 2010 jam 11:34
http://www.facebook.com/reqs.php#!/notes/nalfira-pamenan/baringin-gadang-di-pakan-kaluang-sekolah-pertama-di-panampuang/475748463076 Guru Syarif, itulah nama yang sangat popular ketika dulu para orang tua di Panampuang bercerita tentang sekolah mereka dulu. Inyiak Syarif ini sangat terkenal se antero Panampuang. Sebagai guru beliau sangat dihormati oeh hampir seluh orang Panampuang. Tentu saja. Karena profesi guru merupakan profesi yang sangat terhormat. Walaupun bukan orang Panampuang, beliau merupakan guru yang sangat disegani dan lama menjadi guru di Larak (Nama dan tempat SD yang ada pada saat itu). Bagi mereka, para orang tua tersebut, pertanyaan tentang guru sekolah tersebut tentunya ajang nostalgia tentang masa masa lalu. Akan tetapi bila kita jauh bertanya “Sejak kapan orang Panampuang mulai mengenal sekolah? Sejak kapan ada sekolah di Panampuang ?“ Belum ada yang mampu menjelaskan dengan detail atau paling tidak memuaskan kita. Tentu saja bagi sebagian orang, hal ini bukanlah hal yang penting atau menarik untuk dikaji (dimana sebagian dari kita tentu mengamininya). “Bantuak dak ado sen nan ka ang karajoan lai mah Nal” kata seorang teman. “Kacimia (cemeeh, istilah Panampuang) ini tentunya merupakan tamparan tidak langsung kepada saya. Sebagai orang yang pernah mengecap ilmu pendidikan dan kemudian mendalami berbagai hal dalam perencanaan dan ekonomi, saya percaya bahwa keberadaaan sekolah di suatu daerah merupakan cerminan dari upaya menghapuskan kebodohan dan keterbelakangan. Disamping itu tentunya juga menjadi refleksi dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh satu Nagari. Oleh karena itu, upaya untuk menggali informasi mengenai keberadaan sekolah pertama di Panampuang, dan kemudian membaginya kepada anda semua merupakan jawaban sementara dari upaya menggali berbagai informasi terkait pertanyaan tersebut disamping beragam hal lainnya terkait Nagari Panampuang. Sikola Partamo di Panampuang Pada awalnya saya mengira sekolah yang pertama di Panampuang itu adalah sekolah rakyat (SR) Larak yang salah satu gurunya yang terkenal adalah Guru Syarif sebagaimana dikemukakan di atas. Alasannya tentu saja karena setiap kali bertanya pada orang tua-tua di kampung referensinya selalu pada sekolah rakyat tersebut. Setelah menanjak dewasa, seiring dengan bertambahnya pemahaman tentang arti dan makna sekolah, anggapan tersebut berubah. Sekolah yang dalam bahasa Inggris (dan mungkin juga bahasa Belanda) disebut school mengacu kepada proses pembelajaranmelali metode klasikal. Pengetian sederhana kata sekolah ini menjadi referensi untuk membedakannya dengan mengaji. Bila mengaji dilaksanakan di surau dimana para murid duduk melingkar mendengarkan guru menjelaskan berbagai hal tentang ilmu agama serta membac a Alqur’an; maka bersekolah dilaksanakan dalam suatu ruangan yang disebut kelas dimana murid duduk di bangku dan mendengarkan penjelasan guru serta berkesempatan menuliskannya. Sederhananya, definisi sekolah adalah pendidikan yang diberikan di dalam kelas (klasikal) sebagaimana yang kita terima sekarang ini. Dari sanalah kemudian saya berkesimpulan bahwa sekolah pertama yang ada di Panampuang tersebut bukanlah SR Larak sebagaimana yang dikemukakan di atas. Berdasarkan pemahaman saya tentang apa yang dimukakan oleh Inyiak Aguang, dalam buku Samudra Tak Berpantai: Kumpulan Catatan Berbagai Buku, Ada dua sekolah yang dikategorikan sebagai sekolah pertama di Panampuang: Madrasah Diniyah School (MDS) dan Madrasah Islamiyah Asyriah (MIA). Madrasah Diniyah School, menurut catatan Inyiak Aguang, sekolah ini didirikan oleh Inyiak Thaib Labai Mudo. Orang tua-tua menyebutnya dengan nama Nyiak Labai. Beliau merupakan ayah dari Inyiak Maisir Thaib (penulis berbagai roman dan cerita, pegawai jawatan penerangan RI). Sekolah ini didirikan pada tahun 1932 bertempat di Rawang Surau Lauik. Bila anda mengenal MTsN Panampuang yang terletak di dekat Tabek Lauik, maka sesungguhnya dulu di sana berdiri Madrasah Diniyah School tersebut. Madrasah Diniyah School dapat dikategorikan sebagai sekolah untuk pendidikan dasar. Sekolah tersebut adalah sekolah agama, yang mengajarkan ilmu tauhid, fiqih, dan sebagainya dalam bentuk klasikal. Sekolah dilaksanakan pada sore hari pukul 14:00 s/d 17:00. Gurunya tentu Inyiak Labai tersebut. PErkembangan sekolah ini tidak sepesat sudaranya yang lebih muda MIA Sungai Beringin yang memiliki murid dengan jumlah yang lebuh banyak dan berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat bahkan Riau. Seiring dengan perjalanan waktu, bangunan sekolah tersebut kemudian digunakan sebagai gedung sekolah untuk MTsN Panampuang yang merupakan filial dari MTsN Bukareh. Selanjutnya komplek sekolah tersebut menjadi komplek MTsN Panampuang dengan bangunan bertingkat 2. Madrasah Islamiah Asyriah (MIA) didirikan oleh Inyiak Agustami Dt. Batuah yang berlokasi di Sungai Baringin. MIA merupakan sekolah berasrama (boarding school) tempat melanjutkan pendidikan dari sekolah yang ada sebelumnya. DEngan demikian MIA merupakan sekolah lanjutan pertama di Panampuang. MIA didirikan pada tanggal 13 Februari tahun 1933. Pengerjaannya dilakukan oleh seluruh masyarakat Panampuang dengan cara bergotong royong. Sampai saat ini sekolah tersebut masih ada. Kalau alumni MIA dapat identifikasi maka tidak ada catatan yang pasti tentang alumni MDS. Karena tidak berkembangnya budaya menulis dan kelemahan dalam sistem pencatatan sangat sulit untuk mengidentifikasi siapa saja yang pernah sekolah di sana. Seiring dengan perkembangan waktu dan pembangunan pendidikan di Sumatera Barat dan Indonesia, sekolah tersebut kemudian berubah menjadi sekolah agama (MDA). Kebutuhan mendesak akan adanya sekolah setara SMP di Panampuang kemudian menyebabkan bangunan dan gedung MDS digunakan secara bersama- sama menempati gedung tersebut dengan bakal sekolah menengah pertama tersebut dengan nama MTsN Panampuang filial MTsN Bukareh. Perkembangan yang cukup pesat dari MTsN Panampuang kemudian menyebabkan MDA tersebut harus pindah dari lokasi asalnya. Kemudian bangunannya dipindahkan ke gedung baru di Surau Lauik sampai sekarang ini. Dari paparan di atas kiranya ada beberapa pertanyaan yang muncul dan layak untuk dikaji, seperti Kenapa sangat sulit untuk mendapatkan informasi mengenai sepak terjang sekolah dan orang-orang Panampuang yang terdidik? seterusnya pertanyaan tersebut dapat bermuara pada: 1. Siapa orang Panampuang yang pertama yang menjadi sarjana, insinyur, dokter, master, doktor, professor, maupun Jendral? 2. Berapa banyak urang Panampuang yang menjadi guru, dosen, insinyur, dokter, penulis, pejabat pemerintah dan militer, professional serta pengusaha yang sukses? 3. Berapa banyakkah orang Panampuang menyatakan idetitasnya sebagai urang Panampuang? 4. ….. (Tambahkan sendiri) WASSALAM -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.