Da Andiko,
Menulis sejarah mode iko ko, rina acok diingekkan mah Da Kok cando nan lah sudah-sudah bekoh Cuman kita kan paralu mangatahui sejarah-sejarah ko Sahinggo tau baa perjuangan para pandahulu kito sari Jadi kainginan Da Andiko tu juo jadi kainginan ambo Tapi pelaku sejarah kito agaknyo masih punyo trauma Wassalam Rina From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf Of andi ko Sent: Tuesday, December 21, 2010 4:18 PM To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [...@ntau-net] Ketika Papa Bercerita..... By : Ritrina Rin.... Jujur, ambo salud sekali jo tulisan iko diantara banyak tulisan Rina. Tingga di kembangkan stek, bisa jadi novel berlatar belakang sejarah PRRI. Tingga di tambah dgn studi sejarah kecil. Ambo nio bantu dgn referensi. Salam andiko Pada 21 Desember 2010 16.03, rinapermadi <rinaperm...@gmail.com> menulis: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Adidunsanak lapau nan berbahagia, Sekedar untuk maingekkan ambo ke beberapa obrolan ringan antaro anak jo ayahnyo nan lah sadari ketek ambo tabiaso mamanggia beliau dengan sebutan Papa, bukan karena lanjo nan gadang tapi iyo alah mode itu diseting Mama ambo sadari saisuak. Obrolan iko adolah khusus mengenai seorang Tokoh panutan di dalam hiduik Papa katiko bagolak saisuak yaitu Buya M Natsir. Sekedar penyegar ambo kutipkan linknyo sabalun ambo mulai carito versi Papa ambo. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:rUEraW2ou2QJ:www.eramus lim.com/editorial/m-natsir-pemimpin-islam-sejati.htm+M+Natsir <http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:rUEraW2ou2QJ:www.eramu slim.com/editorial/m-natsir-pemimpin-islam-sejati.htm+M+Natsir&cd=9&hl=en&ct =clnk> &cd=9&hl=en&ct=clnk http://bulanbintang.wordpress.com/2010/06/30/memoar-aba-sebagai-cahaya-kelua rga-catatan-102-tahun-mohammad-natsir/ Salamaik manyimak. KETIKA PAPA BERCERITA By : Ritrina A. Gang Kenanga Barangkali para pembaca akan merasa jika Gang Kenanga berada di sebuah kota yang memiliki banyak perumahan. Di setiap perumahan ada jalan kecil yang sering disebut dengan Gang. Namun Gang Kenanga yang akan saya ceritakan disini adalah sebuah tempat di dalam kerimbunan rimba raya yang terletak di daerah Sumatera Barat tepatnya daerah pinggiran kota Bukittinggi arah ke Lubuk Sikaping tepatnya daerah itu bernama Kumpulan. Gang Kenanga adalah sebuah daratan diatas tebing yang dibawahnya mengalir sungai kecil sekitar 2 meter lebarnya biasa disebut dengan batang aia. Di seputaran batang aia ini berdiri beberapa pondok persembunyian Buya M Natsir sekeluarga beserta rombongan. Salah seorang rombongan ini adalah Papa yang bertugas sebagai kurir. Untuk mencapai Gang Kenanga sangatlah sulit sebab selain jauh juga penuh dengan resiko. Dari sekitar daerah Aia Kidjang dekat daerah Kumpulan berjalan kaki kearah kiri rimba selama kurang lebih 2 jam. Setelah itu menyeberang Batang Aia Masang yang lumayan lebar dan deras. Berjalan lagi arah Tenggara terus ketemu Batang Air kecil dimudikkan sekitar setengah jam lalu berjalan lagi agak mendaki menembus rimba. Seperempat jam kemudian ketemu batang air berdiameter 2 meter lalu dimudikkan sekitar seperempat jam ketemu tebing yang tidak terlalu terjal maka didataran diatas tebing itulah gang Kenanga berada. B. Kurir Tugas sebagai kurir yang diemban Papa di awal tahun 1961 dimana di penghujung masa pergolakan PRRI yang berakhir di akhir tahun 1961. Tugas yang cukup menyita kejelian supaya jejak yang ditinggalkan bila memasuki dan meninggalkan tempat persembunyian itu tidak sampai terlihat meninggalkan bekas. Bila berjalan di darat harus diusahakan tidak menginjak sesuatu yang meninggalkan jejak. Seperti jalur pinggiran batang air yang mana harus menyusuri air sungai dengan kaki harus tetap berada di dalam air, tidak boleh menyibakkan air ke batu atau berjalan diatas batu yang banyak terdapat di dalam sungai tersebut. Layaknya tugas kurir, Papa sering diberi tugas mengantarkan surat ke Bukittinggi kota untuk diteruskan ke alamat yang dituliskan oleh Pak Imam (panggilan Buya M Natsir diantara pejuang PRRI). Sering kali alamat surat itu ditujukan ke negeri Paman Sam selain ke tujuan lainnya. Pernah juga kembali membawa senjata dan amunisi. Selain itu Ummi (sebutan untuk istri buya M Natsir diantara pejuang PRRI) juga menyuruh untuk membeli keperluan mereka di Rimba itu dengan menjual emas yang dipakai oleh Ummi bila persediaan mulai menyusut. Tidak jarang ada banyak sumbangan yang diterima Pak Imam dari daerah-daerah di sekitaran sana seperti dari daerah Kamang. Yang dipergunakan sepenuhnya untuk perjuangan mereka disaat itu. C. Makan bersama Bila ada orang kampung yang ingin berjumpa dengan Pak Imam untuk suatu keperluan, maka orang itu dijamu layaknya seorang tamu. Walaupun dia hanya seorang pesuruh juga, namun Pak Imam selalu memperlakukan layaknya seperti saudara. Ummi dan seorang anak Pak Imam akan sibuk mempersiapkan makanan untuk makan bersama-sama walaupun ala kadarnya. Sebelum mereka makan bersama, belumlah boleh orang itu kembali pulang. Ketika sedang makanpun Pak Imam selalu 'mambasoi' supaya orang tersebut menambahkan makanannya. Hal-hal sederhana seperti inilah yang membuat beliau menjadi seorang Pimpinan yang tambah disegani , dicintai dan dihormati. D. Makan Kambing hutan Seorang kawan Papa yang lihai menembak berhasil menembak seekor kambing hutan yang lumayan gemuk. Kambing tersebut dimasak oleh Ummi dan anak beliau, kalau tidak salah ingat namanya Aisyah kata Papa sambil berusaha mengingat-ingat. Kambing yang digulai dan dipanggang itu dimakan bersama-sama penuh kegembiaraan di tengah rimba itu. Mereka lupa sesaat akan keberadaan mereka di tengah rimba itu untuk berjuang. Saking terkenangnya masa makan besar tersebut, tidak sadar Papa sering sekali mengulang-ulang cerita itu bila sudah terkenang masa-masa pergolakan dan masa hidup bersama Pak Imam yang diidolakannya. Papa juga berkata, bila seseorang yang sudah bersama Pak Imam sama-sama makan daun di rimba dulu tapi tingkah polahnya tidak sedikitpun menauladani Pak Imam yang sederhana dan sholeh itu, sungguh dia adalah seorang yang sangat sombong dan angkuh. Tidak pantas disebut sebagai pejuang. Sepertinya Papa sambil berkata demikian ada yang mengganjal di hatinya, namun sepertinya beliau tidak ingin menceritakannya. E. Menyerah Ketika keputusan telah disepakati untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, maka para pejuang PRRI secara berangsur-angsur kembali memasuki kota sebab sebelumnya mereka melancarkan serangan gerilya dengan basis dari rimba ke rimba. Menurut Papa waktunya sekitar bulan September tahun 1961. Pak Imam sewaktu itu berjalan keluar dari persembunyian beliau kearah Palembayan tepatnya desa Mantaman lalu masuk ke Bukittinggi dimana ketika di desa itu telah dinanti oleh tentara Soekarno. Sedangkan Papa beserta seorang kawan beliau yang lainnya pergi ke arah Lubuk Sikaping untuk melapor penyerahan diri. Ummi yang tidak kuat untuk berjalan digendong oleh seorang kawan Papa bernama Chan orang Gadut Tilatang Kamang keluar rimba bersama rombongan Pak Imam. F. Berkirim Surat Setelah keadaan aman kembali, Papa melanjutkan sekolahnya dan akhirnya bekerja sebagi seorang perawat di rumah sakit. Beberapa tahun setelah menyerahnya PRRI itu Papa tetap mengingat Pak Imam sebagai pimpinannya. Berkirim surat adalah salah satu yang sering dilakukan Papa dengan Pak Imam. Salah satu surat yang diingat Papa sebagai balasan surat Papa yang mengabarkan keadaannya, Pak Imam menyuruh Papa untuk membaca semua literature yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai perawat. Hanya saja surat-surat tersebut saking ingin disimpan sampai Papa lupa menyimpannya dimana. Yah..namanya juga orang tua J G. Bertemu Kembali Untuk pertama kalinya Pak Imam yang dibatasi pergerakannya dengan sebutan Petisi 50 yang oleh Soeharto juga dihukum. Pak Imam tidak bisa leluasa untuk bepergian. Pulang ke Padang untuk pertama kalinya itu, disambut dan dinanti oleh banyak orang yang bersimpati dengan pak Imam setelah bertahun-tahun berada di Jakarta. Sewaktu pesawat yang membawa Pak Imam mendarat di Lapangan Terbang Tabing, Pak Imam sudah terlihat sangat tua dan duduk di kursi roda. Ummi yang terlihat lebih bugar mengiringi disamping beliau. Papa yang sangat berharap bertemu dengan mereka telah menanti di dekat pintu kedatangan. Hanya ingin sekedar melihat Pimpinannya yang diseganinya dulu. Saat itu Pak Imam sudah tidak terlalu mengingat wajah Papa, hanya Ummi yang mengenali dan menyapa Papa dengan ramah. Si Djas.begitu Ummi menyapa Papa ketika bersalaman dengan para penyambut. Pertemuan yang mengharukan hati para penyambut Pak Imam dan Ummi setelah sekian tahun berpisah. H. Mutiara Perjuangan Walaupun Pak Imam adalah sosok yang dianggap sebagai tokoh pemberontak di Negara ini oleh banyak orang, namun bagi seorang seperti Papa adalah tokoh yang pantas untuk ditiru dan ditauladani. Pernyataan yang sama yang saya temui dari seseorang yang juga dekat dengan Pak Imam ini. Dimana dahulunya beliau juga sama-sama berjuang sebagai penyiar radio PRRI dan juru tulis Pak Imam mulai dari masa awal pergolakan PRRI tahun 1958 sampai dengan 1961. Nasib membawa pejuang satu ini ke Negeri yang sangat jauh dari kampungnya yaitu ke Santa Cruz California di tahun 1966. Di sebuah milis besar 'Urang Awak' beliau biasa disapa dengan sapaan Mak Ngah. Di penghujung tahun 2010 tepatnya tanggal 19 Desember 2010 disebuah sore yang teduh di Kota Bukittinggi Sumbar. Papa dan Mak Ngah ketemu setelah beberapa kali berteleponan berkat jasa internet yang membuat bumi tidak berjarak. Milis Rantaunet yang dibidani beliau juga berperan sangat besar bertemunya dua abdi Pak Imam yang sama-sama mengagumi tokoh besar itu. Mama yang lagi belanja ke warung disapa oleh tetangga, Bapak ini mau ketemu Papa katanya. 'Oh..Bapak yang bertelponan dengan Papa, yang dari Biaro? " tanya Mama yakin. Langsunglah beliau dibawa pulang Mama untuk ketemu Papa. Sambil berjalan Orang Tua yang tidak lain adalah Mak Ngah itu bercerita, kalo dia bisa sampai ke daerah itu dengan berjalan kaki. Bayangkan Kawan. daerah pasar Bukittinggi yang penuh jenjang pasar yang tinggi dan curam didaki dan dituruni oleh Mak Ngah yang sudah memasuki umur 76 tahun.ck..ck..ck.ditambah lagi dengan berjalan kaki beberapa kilo ke arah Kantor Walikota Bukittinggi. Sesampai di rumah berlangsunglah pertemuan yang bersejarah itu, sayangnya tidak ada yang merekam cerita dua orang ini supaya kita bisa dibagi nostalgia mereka. Tapipun jika direkam barangkali mereka tidak bakalan mau, sebab banyak hal yang akan mereka rahasiakan tentunya, khas Pejoeang. Dua setengah jam pertemuan itu segera berakhir sebab malam sudah mulai melingkupi bumi Bukittinggi, akhirnya cerita penuh nostalgia itupun harus mereka akhiri. Andai saya juga bisa mendengar langsung cerita seru mereka dan tidak hanya mendengar laporan melalui percakapan telepon, tentunya saya bisa menyajikan tulisan ini lebih hidup dari apa yang sudah saya tuliskan ini. (Seperti yang pernah Papa saya ceritakan) Batam, 21 Desember 2010 Ritrina -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ <http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.