Sdri . Teti Murni ! tujuh kerut kening saya membaca koment anda , yang saudari 
komentari apa sih ?? kok rasanya nggak nyambung , ibarat jauah diang daripado 
api , maaf kalau saya keliru . Namun demikian saya tetap hargai dan ucapkan 
terima kasih atas respon anda .


Wassalam :Zul Amry Piliang di Denpasar Bali .



Dari: teti murni <chatty...@yahoo.com>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com
Cc: 
Dikirim: Rabu, 22 Desember 2010 13:48:47
Judul: Bls: [...@ntau-net] Catatan kecil tentang Solok



Tuk Saudara zul amri...

Menurut saya sih belum pantas......sebelum penduduk asli solok sendiri (yang 
dituakan)  seperti ninik mamak rangkulah mereka ke jalan yang 
benar.......mampaluruihkan anak kemenakan beliau yang tersesat seperti yang 
pernah saya temui membawa masalah yang ada di kampung mereka dan minta 
diselesaikan oleh saya......APA hubungannya kegagalan mereka dengan saya?

Apakah saya sukses dengan menyakiti mereka?
 Apakah saya sukses dengan sikut kanan sikut kiri mereka? 
Apakah saya menolong mereka masuk diempat kerja, jika keluar nantinya harus 
dalam keadaan kotor dan dipecat secara tidak hormat?
Apakah saya kuliah dengan biaya dari mereka atau orang tua mereka?
Apakah saya pernah merebut punya mereka?
Apakah biaya hidup saya dari mereka?
Pernahkah saya menumpang dirumah merekp?
Pernah saya punya utang budi pada mereka?

Semua jawabannya Alhamdulillah tidak pernah....


saya bigung itukan masalah mereka dengan keluarga mereka di kampung kok mencari 
tumbal orang luar solok sih? 

Ada yang saya dengar adat kumuah mereka......Itu nan harus dipaluruihkan lebih 
dahulu....
Mana yang Adat basandi Syarak, Syarak Basanding Kitabullah?


Salam


Teti



--- Pada Rab, 22/12/10, zul amri <amry1...@yahoo.com> menulis:


>Dari: zul amri <amry1...@yahoo.com>
>Judul: [...@ntau-net] Catatan kecil tentang Solok
>Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com>
>Tanggal: Rabu, 22 Desember, 2010, 12:23 AM
>
>
>>
>Sewaktu saya pulkam  ke
>Solok banyak hal yang saya amati , dan telah saya ungkapkan dalam beberapa buah
>tulisan di rantaunet , namun masih ada yang tercecer seperti yang akan saya
>tuliskan berikut ini : 
>
>
>
>Kota Solok
>termasuk salah satu kota
>di Sumbar yang seluruh sektor riel perekonomian dikuasai dan didominasi oleh
>urang awak sendiri . Dan tentunya hal ini berbeda sekali kalau kita bandingkan
>dengan kota kota
>lainnya di Jawa dan Bali . Kenapa hal ini bisa
>terjadi ? apakah disebabkan oleh bakat orang awak yang pintar berdagang , dan
>mengakibatkan orang lain ( Cina ) sulit masuk kesini . Sepanjang yang saya tahu
>, semenjak saya kecil memang keberadaan orang Cina di Solok ini boleh dikata
>tidak berarti , hanya ada beberapa keluarga saja , dan setelah 45 tahun berlalu
>keberadaan orang cina semakin berkurang , mungkin pindah kedaerah lain atau
>telah berasimilasi dengan penduduk setempat yakni melalui perkawinan . Tapi
>apakah dengan dikuasainya sektor perekonomian oleh orang awak , terus konsumen
>atau pembeli merasa diuntungkan . Ternyata tidak , sebab tabiat orang awak
>kalau berdagang belum  meniru orang Cina . Orang kita hanya ingin menarik
>keuntungan sesaat , jarang yang ingin membangun kesinambungan antara penjual 
>dan
>pembeli sebagai langganan tetap , adakalanya berlaku main tembak kalau tahu
>pembelinya orang baru . Nah inilah bedanya kalau dibandingkan dengan orang Cina
>. Belum lagi tidak seragamnya harga antara satu toko dengan toko lainnya .
>Pengalaman saya membuktikan sewaktu saya ingin membeli sebuah lampu emergency (
>maklum PLN ) sering padam . Saya diberitahu oleh seorang teman kalau harganya
>antara 120.000 rb sampai 150.000 ribu rupiah . Pas saya datang kesebuah toko di
>Pasar Solok , pedagang menawarkan dengan harga 200.000 rb . Saya bingung mau
>menawar berapa , akhirnya tidak jadi saya tawar dan pergi ketoko berikutnya
>yang hanya berjarak 4 toko dari toko pertama . Disini pedagang  langsung
>membuka harga dengan 140.000 ribu setelah saya tawar akhirnya jadi 125.000 rb .
>Kalau diperhatikan harga disatu toko dengan toko lainnya begitu besar beda .
>Dan kalau kita tidak jeli , besar kemungkinan akan tertipu  . Sekarang
>coba bandingkan dengan  toko Cina yang menjual orderdil kendaraan bermotor
>misalnya , dimana pun kita beli harganya hampir sama dan kalau terjadi
>perbedaan tidak terlalu banyak .
>Satu lagi
>yang dari dulu saya amati , sampai kini belum satupun  gereja berdiri di
>Solok . Dimasa lalu sekitar tahun 1962 pernah saya dengar isu tentang 
>Kristenisasi
>dan pendirian gereja disuatu negari di Solok , namun hal tersebut rupanya hanya
>sebatas issu , yang sampai kini belum terbukti . Dan mudahan mudahan hal ini
>akan tetap bertahan  . Kalau NAD disebut dengan serambi Mekkah , apakah
>pantas Kota Solok bisa dijuluki  dengan Serambi Madinah ?? Wallahualam .
> 
>Wassalam
>: Zul Amry Piliang , Warga  Bali asal
>Solok.
>
>
>-- 
>>.
> 


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Reply via email to