Pak Syaf yang baik

Ambo sangat tertarik dengan sejarah, meskipun tidak berlatarbelakang pendidikan 
sejarawan. Ambo sadang berusaha mengumpulkan berbagai literatur sejarah 
menyangkut berbagai peristiwa, terutama di Minangkabau. Mungkin pak syaf bisa 
membantu ambo untuak menunjukkan dimana posisi literatur yang apak tulis 
dibawah itu, mungkin paralu di photo copy kalau indak ado lai aslinyo. Mungkin 
suatu waktu yang entah kapan, ambo berkeinginan untuk menulis tentang PRRI ko. 
Ambo berpikir, kalau masih ado pelaku sejarah itu di Jakarta, ambo nuio 
bertandang ketempat beliau untuk mewawancarainyo.

Berdasarkan latar belakang Pak Syaf sebagai militer, mungkin ado kisah2 humanis 
dan beberapa literatur penting yang buliah diketahui publik di ketentaraan kito 
mengenai PRRI, mungkin ambo bisa mendapatkannyo dari bapak. Ambo penasaran, 
kenapa Nasution ingin menundukkan PRRI dengan serangan militer penuh.

Mungkin Pak syaf bisa membantu.

Salam

andiko

----- Original Message -----
From: "Dr Saafroedin Bahar" <saafroedin.ba...@rantaunet.org>
To: "Rantau Net" <rantaunet@googlegroups.com>
Cc: "Saafroedin BAHAR" <saafroedin.ba...@rantaunet.org>
Sent: Saturday, January 8, 2011 2:08:43 PM GMT +07:00 Bangkok, Hanoi, Jakarta
Subject: Fw: [...@ntau-net] Catatan Wartawan Inggris Ketika Berkunjung ke 
Perang PRRI

Bung Andi Ko, saya pernah membaca buku James Mossman tsb sewaktu mempersiapkan 
disertasi saya di UGM (1996). Kalau saya tidak salah ingat, Mossman juga yg 
menilai pemberontakan PRRI -dengan sedikit sinisme - sebagai 'perang saudara yg 
paling  santun' ('the most civil civil war').  Mungkin Mossman mengharapkan 
terjadinya pertempuran yg lebih 'seru'.
Dalam penelitian saya, spt juga dgn kesan Mossman, pemberontakan PRRI memang 
lebih merupakan 'bluff' daripada 'rebellion', karena secara militer 
sesungguhnya PRRI tidak siap, walau dibantu dgn senjata oleh Amerika Serikat. 
Ttg peranan Amerika Serikat ini, bisa kita baca buku Prof George McTurnan Kahin 
' Subversion as Foreign Policy'.
 Setahu saya, selain dari buku Prof Leirissa, belum ada buku, atau disertasi, 
yang secara khusus meneliti PRRI ini. Juga - atau khususnya -  tidak oleh urang 
awak, yg sebelumnya memberikan dukungan habis-habisan thd PRRI ini. 
Mengingat kemerdekaan berfikir yg terbuka dewasa ini, yg memungkinkan mantan 
agt PKI atau keturunan mereka utk 'angkat bicara', saya memang agak heran kok 
tidak ada buku yg ditulis urang awak, yang secara komprehensif dan mendalam 
membahas kurun yg amat bersejarah bagi sukubangsa Minangkabau ini. Kalau 
tulisan yg memuat kenang-kenangan pribadi memang ada, yg sudah barang tentu 
tidak banyak mengulas latar belakang politik dan strateginya. Kita masih harus 
menunggu ditulisnya buku tersebut, yg sudah tentu akan semakin sukar, oleh 
karena sebagian (besar?) pelaku sudah tidak ada lagi di tengah kita.

Wassalam, 
------Original Message------
From: Andi Ko Sutan Mancayo
Sender: Rantau Net
To: Rantau Net
ReplyTo: Rantau Net
Subject: [...@ntau-net] Catatan Wartawan Inggris Ketika Berkunjung ke Perang 
PRRI
Sent: Jan 8, 2011 13:07

Kesan James Mossman, Wartawan Inggris untuk Koran Daily Mail dan Sidney Morning 
Heral, ketika masuk ke jantung Sumatera, kesan terhadap suasana dan bertemu 
para pimpinan PRRI.
 
 
1.  1.     “Sukarno tidak akan berani menyerang kami disini”,
Kolonel Djambek memberitahu saya dengan  senyum lebar ketika saya dating ke 
rumahnya keesokan pagi. Ia tinggal di vila besar di pinggir kota bersama 
istrinya, seorang perempuan keturunan Jerman yang cantik, dan kedua putranya 
yang masih kecil. Kedua putranya tersebut mengenakkan seragam colonel mini 
mirip dengan seragam ayahnya.
 
2.     2.  Saya bertemu Syafruddin di rumahnya, dekat kota kecil Padang 
Panjang. Ia berbagi vila dengan Mohammad Natsir, pemimpin Partai Masyumi yang 
anti Sukarno. Keduanya keluar dari Jawa beserta seluruh keluarganya sekitar 
satu atau dua minggu sebelum perang saudara pecah. Syafruddin membawa beberapa 
koper penuh berisi uang yang diambil dari ruang penyimpanan Bank Indonesia, 
dimana ia menjadi Direktur. Natsir memboyong anak-anaknya yang banyak jumlahnya 
serta pendiriannya yang sederhana tetapi kuat
3.      3. Pada 15 April 1958, saya menemui Kolonel Simbolon di mes perwira di 
Padang Panjang. Ia kelihatan khawatir dan tertekan. Pasukan pemerintah 3. pusat 
telah bergerak dalam jarak lima mil dari jalan utama. Mereka menuju selatan dan 
diperkirakan akan memotong jalan tersebut dalam 12 jam. …….Tampa diduga 
Simbolon sangat berterus terang mengenai kesulitan yang akan dihadapi.
 
“kami akan berusaha menahan mereka, tapi apa yang bisa kami lakukan menghadapi 
serangan udara ? “. Ia menggebrak meja dengan wadah rokok Player. “Kami 
membutuhkan pesawat tempur. Cukup dua prajurit pesawat tempur. Satu pesawat 
tempur dengan satu orang pilot yang handal saja sudah cukup. Kami bisa 
menghentikan Nasution agar tidak memasuki pangkalan kami di pantai. Mengapa 
barat tidak melihat ini ?.  Mengapa mereka tidak cukup percaya kepada kami 
untuk mengirimkan sedikit saja pesawat tempur ?. Tak lama lagi semuanya akan 
terlambat”. Ia tersenyum lelah. Ia selalu sadar dengan efek dramatis 
kata-katanya.
 
4.      4. Bukittinggi sedang ramai oleh aktivitas. Perintah pemadaman listrik 
sudah tidak di hiraukan dan tampak cahaya dari jendela kantor-kantor 
pemerintah. Norman, pemilik hotel tempat kami menginap, menemui kami di 
beranda. “Mereka sedang mengevakuasi”, katanya. Mereka membakar tumpukan kertas 
dan memasukkan dokumen-dokumen ketruk lalu membawanya pergi. Hanya tuhan yang 
tahu apa yang akan mereka perbuat dengan dokumen-dokumen itu di hutan”. Norman 
menjalani hari yang sangat melelahkan karena menghadapi seorang sersan Polisi 
yang yang mabuk dan terhuyung-huyung dan masuk kehotelnya meminta wiski gratis 
siang tadi. Sersan itu menaruh pistolnya diatas meja dihadapannya dan memaksa 
Norman minum bersama. Setiap Norman bangkit, Polisi itu meletakkan tangannya di 
atas pistol. Polisi-Polisi lain datang dan pergi, meminta minuman keras atau 
mencoba mengajak berkelahi. Norman berfikir, keadaan akan semakin memburuk jika 
disiplin mulai luntur. Secara teknis, polisi-polisi itu adalah pelayan Jakarta. 
Nantinya, mereka harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada tentara 
pemerintah pusat ketika tiba dari Jakarta. Saat ini mereka seperti mengambang 
diantara dua kesetiaan-kesetian terhadap pemerintah pusat dan kesetiaan 
terhadap “pemberontak”-, bermabuk-mabukan dan bersenag-senang setiap jamnya.
5.      5. Dialog terakhir dengan Kolonel Djambek : “Saya turut menyesal karena 
situasi menjadi seperti ini”, saya tidak bisa menahan diri untuik tidak berkata 
demikian. “Tidak apa-apa”, kata Djambek. Suaranya terdengar datar dan tidak 
bahagia. “Kami belum kalah. Kami akan terus berjuang. Kami akan berperang di 
hutan. Menyerang dan mundur. Seperti yang dulu kami lakukan terhadap Belanda”. 
Kami akan meledakkan jalur pipa minyak mereka dan mengadakan perang ekonomi 
untuk melawan mereka. Mereka tidak akan mampu mangkap kami, pada akhirnya 
mereka akan terpaksa untuk bersepakat dengan kami”.
6.     6.  Dialog dengan seorang Kolonel tentara pusat : “Apa yang akan kalian 
lakukan dengan tawanan perang?”. “Kami akan menahan mereka selama satu atau dua 
hari lalu mengirim mereka pulang. Ayah mereka harus memukul mereka. Tapi kami 
orang Indonesia, kami selalu bersikap terlalu toleran terhadap anak-anak kami, 
sehingga mereka tidak akan dipukul. Mereka hanya akan kembali belajar. 
Sebenarnya mereka hanya anak-anak yang bandel”
 
 
Sumber : James Mossman, Rebels in Paradise : Indonesia’s Civil War dalam 
Anthony Reid, Sumatera Tempoe Doeloe : dari Marcopolo sampai Tan Malaka.
 
Andiko Sutan Mancayo
 
-- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab 
pengirim email. =========================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 
200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. 
One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, 
Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm 
melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email 
lama & mengganti subjeknya. 
=========================================================== Berhenti, bergabung 
kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. 
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke