Mamak AB yang baik, berdasarkan mandat dari pak wali dan mamak, beberapa hal yg alah cubo ambo lakukan : 1. Kebetulan ambo batamu jo Kapalo "Dubalang Hutan" di Kementrian Kehutanan dan kami mendiskusikan kasus iko. Baliau setuju untuak membantu dengan syarat ado data lengkap. 2. Dalam kerangka itu, ambo kemudian kontak beberapa urang dinas kehutanan di kampuang dan mintak penjelasan, hasilnyo :
a. Telah dilakukan cek lapangan dan pengambilan posisi koordinat lokasi kasus dan berdasarkan overlay dengan peta kehutanan, kawasan itu berada diluar kawasan hutan negara atau tegasnyo berada dalam ulayat nagari yang otoritasnyo ado di Nagari. b. Dalam situasi demikian, mako otoritas kehutanan jadi minim di kawasan itu dan yang lebih utama adolah otoritas nagari serta niniak mamak. c. Ketika kasus ini di arahkan ke tindak pidana pencurian, maka diperlukan kepastian batas ulayat nagari Tanjuang sendiri dan apakah Nagari Baruh Bukik mengakui ulayat itu, sehingga diketahui bahwa wilayah TKP ado di ulayat siapo ?. Karena belum ada batas yang jelas antaro kedua nagari, mako upaya yang dilakukan oleh Bupati adolah mendorong pertemuan antaro Pemerintahan nagari dan KAN kedua nagari untuak mensepakati batas yang tentunya akan berdampak pada keberlanjutan kasus ini. d. Diluar semua itu, mako dalam pendekatan lingkungan hidup, mako yang harus didorong adolah bagian lingkungan hidup di Kabupaten atau Propinsi untuak terlibat dalam menangani kasus iko dan info yang ambo dapek dari Dishut, Bupati Tanah Datar telah membentuk tim yang melibatkan bagian lingkungan hidup. e. Saat ini, kunci penentu kasus iko adolah kesepakatan batas ulayat antaro Nagari Tanjuang dengan Nagari tetangganyo yang bolanyo ado di Pemerintahan Nagari dan KAN dua nagari tersebut. Jika memungkinkan, pertemuan iko bisa di fasilitasi oleh pihak ketiga. Saran ambo, mulailah dengan membangun pemetaan partisipatif seperti yang pernah ambo curitokan ka mamak beberapa waktu lalu lewat talepon. Sakitu dulu mak, semoga berguna salam andiko sutan mancayo Pada 14 Januari 2011 07.07, Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com> menulis: > Dunsanak di palanta nan ambo hormati. > > Mangulang postingan ambo tanggal 29 Desember 2010 satantangan pencurian > kayu di bukik Soda (di nagari Tanjuang Sungayang) ambo alah mandapek kiriman > beberapa foto dari wali nagari. Sebagai tambahan informasi: > > *1*. Bukit Soda dimiliki oleh orang (suku suku) nagari Tanjuang Sungayang > dan orang (suku suku) nagari Andaleh Baruah Bukik dan sejak dahulu mereka > menanam kulit manih dan pohon Kopi di bukit tsb. > Selama ini tak ada perselisihan soal kepemilikan kayu kayu hutan di bukit > tsb. > > *2.* Bukit Soda merupakan bukit kapur dengan kemiringan yang maksimal dan > *sebagai sumber mata air (batang Talang) untuk orang Tanjuang*, dan > mungkin tidak untuk Andaleh. > Dengan alasan itu *wali nagari Tanjuang yang didukung oleh masyarakat, > melarang semua penebangan kayu, membunuh satwa satwa yang berada dibukit > bukit tsb*. Pengambilan kayu hanya boleh untuk keperluan sendiri setelah > mendapat izin dari wali nagari. > > -- > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.