SI KANCIL “GAYUS”

Aku sudah senang baca Fiksi
Sejak dari kecil
Cerita “Sang Kancil”
Berhadapan dengan binatang-binatang buas
Hampir semua kubaca
Nyanyian “Si Kancil Anak Nakal”
Jadi nyanyian kesukaanku waktu itu

Menyaksikan tingkah polah “Gayus”
Yang membikin gemas dan marah
Hampir semua rakyat Indonesia
Terpenjara tetapi bisa keluyuran dan plesiran
Ke tempat-temapt indah di dunia
Tanpa merasa bersalah
Mengingatkanku pada “ Sang Kancil”

Hidup di “Negara Aneh”
Membuat “Gayus” yang ber IQ tinggi
Aluimni perguruan tinggi ternama STAN
Dan didukung oleh kesempatan yang ada
Membuat “Gayus” jadi bagian dari Mafia pajak

Narapidana yang bisa keluyuran dan plesiran
Membuat kita terhenyak
Uang  biswa jadi raja dalam kehidupan
Kalau ada uang
Semua urusan lancar

Tapi mungkin tak cuma uang yang bermain
Mungkin ada orang kuat dibelakangnya
Yang ingin bersembunyi dan dilindungi
Oleh Gayus si mafia pajak
Nama-nama orang yang sudah ketauan terlibat
Mungkin akan bertambah panjang
Asalkan aparat bisa mengungkapkannya
Entah lewat pengakuan Gayus
Atau oleh keahlian aparat sendiri
Nah masih adakah aparatur Negara
Yang bersih saat ini?
Kalau ada merekalah yang punya peluang besar
Yang mampu memberantas para Mafia …

Gayus adalah fenomena
Yang membuat semua orang tersentak
Begitu bobroknya NKRI
Lalu apa buktinya
Kita cinta NKRI ?

Padang, 21 Jan uari 2011


Hanifah Damanhuri

NB.
http://buyanur.com/2010/11/17/inspirasi-islam-negeri-yang-aneh/

”NEGERI YANG ANEH”.

Aku tinggal di negeri yang aneh. Demikian anehnya sehingga akupun
merasa aneh setiap kali melihat keanehannya. Dan kalau aku mengatakan
keanehan itu, orang lain malah melihat kepadaku dengan  aneh. Itulah
keanehan negeri dimana aku tinggal.
Betapa tidak. Negeri itu terkenal sebagai negeri yang subur dan kaya
dengan sumber daya alam. Sehingga diberi julukan gemah ripah loh
jinawi. Tetapi anehnya  rakyatnya banyak yang miskin. Bahkan ada yang
hidup melarat. Sehingga banyak yang pergi ke negeri lain, bekerja demi
mencari nafkah menghidupi diri dan keluarganya.  Lebih aneh lagi,
dikala mereka yang bekerja di negeri orang dinistakan, dianiaya dan
dizholimi, pemimpin negeri ini seperti tidak berdaya membela dan
melindunginya. Padahal  mereka diberi julukan sebagai pahlawan devisa.
Aneh. Pemimpin negeri itu mau devisanya tetapi tidak mau membela dan
melindungi si pahlawan devisa.

Betapa tidak. Negeri itu sedari dulu terkenal sebagai negeri dengan
masyarakat yang ramah, penuh sopan santun dan seni budaya yang tinggi.
Anehnya, sekarang bentrokan antar warga terjadi hampir setiap hari.
Pemilihan kepala daerah hampir semua bermasalah. Semua calon ingin
menang, sehingga kalau kalah hampir selalu membantah dan tidak mau
menerima kekalahan. Lebih aneh lagi, berbagai kecurangan dilaporkan
sementara kecurangan itu dilakukan hampir semua calon. Aneh. Mereka
mau menang, tetapi tidak mau menerima kenyataan kalau  pemenang hanya
satu.

Betapa tidak. Negeri itu belum mampu menggaji para aparatur
pemerintahan dengan jumlah yang mencukupi. Anehnya, banyak diantara
mereka, para abdi negara itu, yang  kaya dan hidup mewah. Sampai ada
yang punya villa dan apartmen serta mobil mewah. Lebih aneh lagi,
orang orang memandang mereka sebagai orang yang sukses sehingga
dihormati dimana mana. Aneh. Mereka yang gajinya kecil bisa kaya raya,
sementara masyarakat yang bekerja keras membanting tulang tetap hidup susah.

Betapa tidak. Di negeri itu ada koruptor yang ditangkap dan dimasukkan
rumah tahanan. Anehnya, dia bisa keluyuran, pulang ke apartmen
mewahnya, dan bahkan plesiran sampai ke Bali. Lebih aneh lagi, aparat
penegak hukum, yang seharusnya menjaga dan mengawasinya,  seperti
kebingungan.  Sementara pencuri sebutir buah semangka, dapat segera
disidangkan kasusnya dan divonis masuk penjara.   Aneh. Sudah jelas
ada yang tidak beres dalam penegakan hukum dan keadilan, kepala negeri
itu malah bilang tidak mau intervensi.

Betapa tidak.   Di negeri itu, para pegawai yang mengurusi keuangan
negara diberi gaji besar melebihi yang lainnya. Katanya agar mereka
tidak korupsi. Anehnya, korupsi besar-besaran justru dikalangan
mereka. Dan sampai sekarang belum bisa diungkap semua.  Lebih aneh
lagi, aparat penegak hukum yang punya lencana di dada dan tanda
pangkat di bahu, seperti tak berdaya atas mereka. Aneh. Menteri yang
seharusnya bertanggung jawab, alih-alih disuruh membenahi,  malah
dibiarkan pergi bekerja ke luar negeri.

Betapa tidak.  Di negeri itu seringkali bencana menimpa. Gempa bumi,
tsunami, semburan lumpur, banjir bandang, letusan gunung api datang
silih berganti. Anehnya, para wakil rakyat malahan studi banding
keluar negeri.  Gubernur yang seharusnya bersama rakyat dalam keadaan
susah, malah berangkat keluar negeri. Lebih aneh lagi, para pejabat
yang datang menjenguk korban, sepertinya setengah hati. Yang
mati-matian berjuang membantu mereka yang tertimpa bencana adalah
masyarakat dengan julukan sukarelawan.

Betapa tidak. Di negeri itu konon menurut undang-undang, fakir miskin
dan orang terlantar dipelihara oleh negara. Tetapi di kota-kota,
banyak fakir miskin dan orang terlantar berkeliaran. Lebih aneh lagi,
mereka dikejar, dirazia dan ditangkapi. Bahkan konon ada larangan
memberi sedekah kepada peminta-minta. Aneh. Ditengah kemewahan para
aparatur negara, fakir miskin dan orang terlantar dibiarkan
terlunta-lunta.
Aneh. Sungguh aneh. Dan lebih aneh lagi  di negeri itu bermukim kaum
muslimin yang konon terbesar jumlahnya di dunia. Tetapi negeri itu
terkenal sebagai negeri terkorup nomor satu di Asia. Aneh. Di negeri
dengan mayoritas Islam, hampir tidak terlihat  nilai-nilai islami. Di
jalan raya saling serobot tanpa menghormati sesama. Bahkan dalam antri
mendapatkan zakat dan daging qurban saling rebut, dan injak-injakan.
Aneh. Dimana itu sabar, santun, dan tawakkal yang selalu dianjurkan.

Bagiku sungguh aneh melihat keanehan itu. Sesungguhnya masih banyak
lagi keanehan yang lainnya. Tapi kalau aku ceritakan, malah aku akan
kelihatan semakin aneh.  Karena aku sendiri lahir, besar dan hidup di
negeri yang aneh itu.  Janganlah anggap aneh kalau  aku mohon jangan
bilang aku orang aneh, karena telah menceritakan semua keanehan itu.
Karena puncak dari segala keanehan adalah, kalau yang aneh itu sudah
tak terlihat lagi sebagai aneh. Maka akan semakin sempurnalah keanehan
negeri itu.  Karena  itu janganlah aneh aneh. (SYB)

dikutip dari: http://buyanur.com/2010/11/17/inspirasi-islam-negeri-yang-aneh/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke