Pak Saaf, Sanak Nofend,sarato adi dunsanak kasadonyo,
Sebetulnya apa yang terjadi Sumbar tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Jakarta ini,dimana para pemodal kuat/investor besar/konglomerat sebetulnya punya kedekatan yang hebat dengan pejabat berwenang kita.Disinilah akhirnya para pemodal lemah,pengusaha kecil kita banyak yang tersingkir jadinya.Komunikasi/Lobby2 (entertainment,main golf,jalan2,makan2 dsb) di luar kantor ini umum dilakukan oleh Pengusaha besar dan banyak terbukti sukses untuk mengambil hati para pejabat kita. Mungkin perlu pula juga kita usulkan agar Pengusaha kecil/pemodal lemah mau mendekati para pejabat ini,agar terjalin komunikasi yang baik.Mungkin tidak perlu entertainment lah,cukup sering2 saja bersilaturahmi dengan Para pejabat ini,dimana kantornya,pelajari dimana mereka suka sholat dan berkumpul,dimana mereka suka makan siang dan makan malam contohnya,temui mereka di tempat2 seperti itu,berteman dengan mereka untuk menyampaikan inspirasi kita sebagai pengusaha kecil/pemodal lemah misalnya.Ngak usah formal2 banget dulu lah,yang terkadang membuat seorang pejabat juga jadi risih.Kalau inspirasi yang disampaikan oleh pengusaha kecil/pemodal lemah itu benar,jujur dan reasonable.InsyaAllah para pejabat kita juga akan mau menerimanya. Hanya dengan Komunikasilah kebuntuan persoalan akan terpecahkan dan keberpihakan seseorang bisa kita robah. Di Sumbar,ambo perhatikan kebuntuan2 persoalan banyak terjadi karena kurangnya komunikasi satu sama lain,padahal sebetulnya urang2 awak ko adalah orang2 yang paling enak sebetulnya kato kawan2 ambo di Jakarta ko,karena mereka pintar bicara,pintar bergaul dan terampil dalam berkomunikasi,baitu kicek kawan2 ambo yang bukan urang awak di Jakarta ko. Wasalam, Kurnia From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantaunet@googlegroups.com] On Behalf Of Dr.Saafroedin BAHAR Sent: Friday, February 11, 2011 8:58 AM To: rantaunet@googlegroups.com Cc: gebuminang pusat Subject: Re: [R@ntau-Net] PIMPINAN BI PADANG : Ekonomi Sumbar "Rancak di Labuah" Terima kasih sudah mem-forward berita harian 'Haluan' ini, bung Nofend. Tantangan lebih lanjut yang harus kita jawab adalah: akan kita apakan info bung Romeo Risal ini ? Akan tinggal sebagai wacana atau akan kita tindaklanjuti secara terencana, terpadu, dan berkelanjutan ? Bukankah jika kita menyaksikan suatu kemungkaran, kita harus menindaknya dengan tangan, bila tidak mungkin, dengan mulut, dan bila ini juga tidak mungkin, di dalam hati saja, dan inilah selemah-lemah iman ! Wassalam, Saafroedin Bahar Soetan Madjolelo (Laki-laki, Tanjung, masuk 74 th, Jakarta) Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita. --- On Fri, 2/11/11, Nofendri T. Lare <nof...@rantaunet.org> wrote: From: Nofendri T. Lare <nof...@rantaunet.org> Subject: [R@ntau-Net] PIMPINAN BI PADANG : Ekonomi Sumbar "Rancak di Labuah" To: rantaunet@googlegroups.com Date: Friday, February 11, 2011, 8:29 AM PADANG, HALUAN - Pimpinan Bank Indonesia (BI) Padang Romeo Risal, mengatakan, kejujuran dan keadilan untuk rakyat Indonesia di bidang ekonomi bohong belaka. Hal itu dikatakannya ketika menyampaikan materi pada Sarasehan dan Diskusi Panel, Laskar Ampera Arif Rahman Hakim (ARH), dalam rangka peringatan tiga tuntutan rakyat (Tri Tura) ke 45 di Sati Hall Hotel Pangeran Beach Padang, Kamis (10/2). Kebohongan atau ketidak jujuran pemerintah terhadap rakyat sangat jelas. Jika diibaratkan, ekonomi Sumatera Barat "Rancak Dilabuah". Maksudnya, di luar tampak licin, tapi dalamnya keropos. Seperti yang diumumkan pemerintah PAD di bidang pariwisata meningkat pahal tidak. "Orang pariaman pulang kampung dikatakan pergi berwisata. Apa itu dikatakan jujur," tanya Romeo. Begitu pun dengan keadilan ekonomi untuk rakyat. Minat bisnis masyarakat kecil di Sumbar cukup tinggi, tapi mereka tidak didapat berkembang gara-gara pemerintah datangkan konglomerat untuk berinvestasi. "Sumbar sangat subur untuk usaha rakyat karena orang Minangkabau itu suka berdagang, kalau tidak membuat kue di rumah. Tapi kenapa mereka harus bersaing dengan konglo merat," bebernya. Ia berani mengatakan itu karena dia memiliki data-data real yang terjadi selama ini. Satu lagi caci makinya, ada kredit mikro untuk pengusaha kecil tapi yang menikmati adalah pengusaha besar. Ada kredit mikro untuk pengusaha kecil tapi bunga tinggi. Kredit untuk pengusaha kecil berbunga 24 persen. Sedangkan untuk pengusaha besar hanya 9 persen. "Apakah itu yang dikatakan jujur dan adil untuk rakyat," katanya. Sehingga pengusaha kecil di Sumbar ini sulit berkembang karena selalu ditekan soal pinjaman oleh pihak Bank. Solusi bagi pengusaha kecil itu sekarang Bank Syari'ah. Tanpa sistim bunga, kredit yang diberikan dinamakan dengan bagi hasil. Jika pengusaha meminjam ke Bank Syari'ah, angsuran yang ditagih tidak dibubuhi bunga tapi persenan dari untung usaha yang dijalankan. Seperti yang banyak diterapkan oleh Bank Syari'ah dalam bentuk Baitul Malwat Tamwil (BMT) yang telah banyak beredar di diberbagai pelosok daerah sekarang ini. "Berurusan dengan BMT bagi pengusaha menengah ke bawah lebih baik dari pada berurusan dengan Bank-bank perkreditan biasa. Melalui Bank Syari'ah, kejujuran dan keadilan untuk rakyat akan terwujud," ujarnya. Sudah seharusnya usaha rakyat dijalankan secara syari'ah sehingga seluh Bank-Bank di Indonesia beralih pola menjadi Syari'ah. Pola itu akan menjadi hal yang akan menguntungkan bagi pengusaha kecil di sumatera barat yang memiliki pepatah yang cerdas. "Taimpik nak di ateh, takuruang nak di lua jo bajalan batigo nak di tangah" Terkurung ingin di luar, terhimpit hendak di atas dan berjalan bertiga ingin di tengah. Banyak orang mengartikannya negatif bahwa orang Minang adalah orang yang licik. Namun jika diartikan positif, orang mianang adalh orang yang pintar dan cocok dengan tujuan berbisnis.(h/dfl) Sumber : e-paper harian Haluan, Jum'at 11 February 2011 Wassalam Nofend/34+/M-CKRG => MARI KITA RAMaIKAN PALANTA SESUAI DENGAN VISI-NYA!! Forum komunikasi, diskusi dan silaturahmi menggunakan email ini sangat dianjurkan selalu dalam koridor topik: yang berhubungan dengan Ranah Minang, Urang Awak di ranah dan rantau, Adat dan Budaya Minangkabau serta Provinsi Sumatera Barat. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/