Assalamualaikum ww para sanak sapalanta, Saya menilai informasi ini perlu dibahas secara serius, karena menyangkut kesehatan dan gaya hidup kita orang Minang. Sebagai pembuka wacana, izinkan saya melaporkan pengalaman pribadi saya yg dapat jadi salah satu kasus. Sejak kecil sampai saya terkena serangan jantung koroner dan gejala 'fatty liver' dalam th 1983 - dlm usia 46 th - saya adalah penggemar masakan udang, cumi, tambunsu, hati, sumsum, babek, rendang, kalio, dan berbagai bahan makanan Minang dgn kandungan kolesterol tinggi lainnya. Ada dua sebabnya: 1) karena memang enak; 2) karena tidak tahu bahayanya thd kesehatan. Selanjutnya, th 1998 saya diserang hepatitis C yang hampir membawa maut, karena sdh mulai masuk tahap awal dari chirrosis pada liver saya, yg rupanya tetap berlanjut sampai saat ini. Awal th 2011 ini saya didiagnosa mempunyai varices di lambung, yg mengakibatkan pendarahan hebat, sebagai lanjutan dari chirrosis hati. Wah, berangkai-rangkai rupanya penyakit ini. Oleh karena itu, saya harus mengubah menu secara drastis sejak tahun 1983 tersebut. Sejak terkena pendarahan lambung awal 2011 ini saya malah juga dilarang makan cabe ! Walaupun demikian, seluruhnya itu sudah terlambat, sehingga selain saya harus berkali-kali dikateterisasi, th 1991, 1999, dan 2010, juga harus dipasang dua buah stent pd th 2003. Sekarang saya malah disarankan utk operasi by-pass yg belum saya setujui. Saya harapkan pengalaman pahit saya ini tidak usah dialami oleh generasi muda Minang, dengan cara meningkatkan kesadaran ttg makanan, agar selain tetap enak juga sehat. Untuk ini saya mengharapkan para pakar kuliner kita - khususnya bung Jepe dan Dr Zulyani Hidayah - dapat mencerahkan kita semua ttg hal ini. Saya juga mengharapkan para sanak pemilik restoran Padang dapat menawarkan masakan dgn kadar kolestrol rendah. Sampai saya dilarang makan cabe akhir-akhir ini, makanan favorit saya adalah asam padeh ikan, yg tanpa santan dan sedikit cabe. Nampaknya saya juga harus meninggalkan si asam padeh ikan tersayang ini. Syukurnya saya juga menggemari gado-gado, pecel, ketoprak, lalap, ikan goreng, dan bubur kacang hijau, sebagai alternatif. Alhamdulillah. Wassalam,
-------Original Email------- Subject :Bls: [R@ntau-Net] Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia >From :mailto:niadil...@yahoo.co.id Date :Sat Feb 12 16:41:24 Asia/Bangkok 2011 Menarik penelitiannya, Yang jelas, orang memang memang potensial capek LEPAI 'ditampa malapari'. Umua 60-an rato2 lah acok kena strok. Apo lai kombinasi makanan 'cocok' lo jo minuman: teh talua. Sambia mairuik teh talua, bakombinasikan pulo jo jie sam soe sabatang-duo. Salam, Suryadi --- Pada Sab, 12/2/11, Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com> menulis: Dari: Fitrianto <fitr.tanju...@gmail.com> Judul: [R@ntau-Net] Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia Kepada: RantauNet@googlegroups.com Tanggal: Sabtu, 12 Februari, 2011, 11:53 AM AslmWrWB Iya, setuju, orang Minang susah disiplinnya..:)) Wassalam fitr lk/36/kumamoto ---- http://health.kompas.com/index.php/read/2011/02/12/10540751/Orang.Minang.Paling.Berisko.Dislipidemia Orang Minang Paling Berisko Dislipidemia Sabtu, 12 Februari 2011 | 10:54 WIB Ilustrasi masakan rendang khas Minang TERKAIT: Awas, Kolesterol Tinggi Bisa Impotensi Turun, Jumlah Kolesterol dalam Telur Penyakit Jantung Bisa Tanpa Gejala Jaga-jaga Kolesterol sejak Muda Turunkan Kolesterol dengan Jeruk Nipis KOMPAS.com - Ragam masakan Masyarakat Minangkabau yang banyak berbahan santan dan daging membuat asupan lemak jenuh mereka lebih tinggi dibanding suku-suku lain di Indonesia. Hal itu terungkap lewat penelitian tahun 2007 yang dilakukan Dr.Ratna Djuwita dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia . Ia melakukan riset mengenai asupan nutrien pada empat suku yakni Minangkabau, Sunda, Jawa dan Bugis. "Rata-rata asupan lemak orang Indonesia sudah memenuhi pedoman gizi tapi kualitasnya masih buruk karena lebih banyak lemak jenuhnya," katanya dalam acara seminar bertajuk Pentingnya Lemak Esensial dan Manfaatnya untuk Tubuh di Jakarta (12/2/2011). Rasio asupan lemak yang sehat, kata Ratna, adalah satu banding satu antara asam lemak jenuh (saturated fatty acid/SAFA), asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acid/PUFA), asam lemak tak jenuh tunggal (mono unsaturated fatty acid/MUFA). Dalam kombinasi yang tepat yakni 1:1:1, asupan makanan relatif akan lebih menyehatkan. "Dari total 30 persen lemak yang harus kita konsumsi tiap hari, sebaiknya SAFA tidak lebih dari 10 persen dan 20 persen, lemak tak jenuh yang terdiri dari PUFA 6-10 persen,...... Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/