Pak Taufiq sarato Sanak di palant, Iko saketek info dari sumber klasik tentang tradisi manggasieng di darek:
Demikianlah umpamanya, dalam tradisi “manggasieng”, Van der Toorn (1890)mencatat: Dat de soemangat het lichaam kan verlaten en daarin terugkeeren, is een opvatting, waarop het zoogenaamde manggasieng berust, en tooverij, die vaak wordt toepast door wraakzuchtige minnars. Deze namelijk hebben de overtuiging, dat zij door die tooverij de hulp kunnen erlangen van booze geesten, om de soemangat weg te voeren van de vrouw, die hen afwees, en haar zoodoende in een toestand van razernij te brengen, die bekend is onder de naam van Si Djoendai en veelvuldig onder de vrouwen in de Padangsche Bovenlanden wordt aangetroffen. Voor dat doel zoekt hij in ’t bezit tekomen van het voorhoofsbeen, tangkoera’, van een gestroven oerang barani of oerang barélémoe, en van eenige hoofdharen zijns slachtoffers. Aan dat been geeft hij den vorm van een schijf; hij windt er de haren om heen en boort er een paar gaten in, zoodat het werktuigje door het heen en weer trekken aan een koord, dat door de openingen gebracht is, een snorred geluid voortbrengt. Met deze gasieng, waarover een tooverspreuk wordt uitgesproken, begeeft hij zich, gewoonlijk des avonds, naar de eene of andere heilige plaats in het bosch, waar hij, aan het koord trekkende, voor zijn doel de hulp de geesten inroept. Is zijn toeleg gelukt, dan begint de vrouw te lijden aan vlagen van kranzinnigheid, die zich in zulk eene woestheid openbaren, dat zij gillend overal tegen opklimt en de kleederen zich van het lichaam rukt of stuk scheurt, daarbij onophoudelijk den naam van haren minnar uitroepende. Het eenige middel om dezen toestand te doen ophouden, is dan een der bloedverwanten van de betooverde, insgelijks door toedoen van het manggasieng, de booze geesten terugdrijft of hen overhaalt, de soemangat van den belager eveneens te kwellen. De Si Djoendai Paka’ is en dergelijke ziekte, die echter niet door het manggasieng ontstaat, maar door het eten van allerlei vuiligheid, die de algewezen minnar de vrouw heeft weten te bereiden (Van der Toorn 1890:55-6). Terjemahannya kurang lebih sebagai berikut: Kemampuan soemangat untuk keluar masuk tubuh merupakan dasar kepercayaan manggasieng, semacam guna-guna yang sering diterapkan orang yang jatuh cinta yang ingin membalas dendam. Orang ini percaya bahwa dengan guna-guna tersebut, mereka bisa mendapat bantuan dari roh-roh jahat untuk mengambil soemangat itu dari badan si wanita yang menolak cintanya sehingga wanita itu menjadi gila. Keadaan gila itu dikenal dengan nama Si Jundai dan sering ditemukan di antara wanita di daerah Padang darat. Untuk tujuan tersebut, si laki-laki coba memperoleh tengkorak dari mayat orang berani [pendekar] dan orang berilmu [hitam] dan beberapa rambut kepala korban [wanita] yang menjadi sasarannya. Tengkorak itu dibentuk menjadi bundar; rambut-rambut diikat pada tulangnya dan kemudian dilubangi beberapa buah sehingga alat itu menghasilkan bunyi mendengung ketika tali yang dimasukkan ke dalam lobang-lobang itu ditarik. Dengan gasieng ini, yang juga disihirkan dengan mantera-mantera tertentu, si laki-laki pergi ke suatu tempat yang angker dalam hutan, biasanya pada malam hari. Di tempat itu diminta bantuan dari roh-roh jahat dengan cara menarik tali gasieng. Apabila berhasil, si wanita mulai gila dan memanjati barang apa saja dan merobek pakaiannya sambil berteriak dan tidak berhenti memanggil nama si laki-laki itu. Keadaan gila ini hanya bisa diakhiri kalau seorang saudara korban mengusir roh-roh jahat itu atau menyuruh mereka balik mengganggu soemangat si laki-laki itu, juga dengan cara manggasieng. Si Jundai Pakak adalah semacam penyakit yang tidak disebabkan oleh manggasieng, tapi merupakan akibat makan kotor-kotoran yang dihidangkan untuk si wanita oleh si laki-laki yang cintanya ditolak. Sumber: Toorn, J.L. van der. 1890. “Het Animisme bij de Minangkabauer der Padangsche Bovenlanden”, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 39.1: 48-104. Salam, Suryadi -- - Pada Sen, 14/2/11, andi ko <andi.ko...@gmail.com> menulis: Dari: andi ko <andi.ko...@gmail.com> Judul: Re: [R@ntau-Net] Gasiang Tangkurak Kepada: rantaunet@googlegroups.com Tanggal: Senin, 14 Februari, 2011, 9:24 AM Kiro2 antaro tahun 1997 s/d 1998 ambo pernah mancaliak lansuang dan mancubo mamuta gasiang iko. Gasiang iko dimiliki oleh seseorang yang rumahnyo di puncak bukik sebuah nagari. Zaman itu, adolah zaman kutiko ambo sadang keranjingan ekspedisi metafisika. Salam andiko Pada 13 Februari 2011 18:13, <taufiqras...@rantaunet.org> menulis: Salah satu ritual pakasiah nan tanamo dulu dinagari awak adolah Gasiang Tangkurak Sabab kalau ado anak gadih nan kanai gasiang iko, sabana kanai sijundai dibueknyo Sabab ; " Kok lalok tolong jagokan. Kok jago suruah bajalan" Konon kabanyo gasiang tsb tabuek dari tulang pelipis manusia Kini ado pulo 26 jenazah bayi nan hilang di Sidoarjo. Hilangnyo setiap Rabu malam Mungkin sanak Suryadi, bisa mancari data nan labiah lengkap mengenai Gasiang Tangkurak iko, atau ado sanak nan labiah tahu kondisinyo ----TR -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/