Assalamu'alaikum Wr.Wb. Laporan Pandangan Mata yang sangat mantab sanak JP (samo mengapresiasi jo sanak ZulTan). Kelihatannya pengembangan pariwisata di SB harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir, mulai dari Pemda dan legislatif sampai ke penyedia layanan di lapangan. Kesannya, penyedia layanan wisata Sikuai masih hidup dan berpikir dalam era jual-beli, padahal pariwisata adalah kegiatan jasa. Dan kita sekarang hidup dalam era komunikasi. Bahkan mereka masih bekerja dengan cara jual-beli sederhana ,dapat untung sekarang, tidak membentuk pelanggan (keuntungan jangka panjang). Kalau pelanggan senang dengan layanan penyedia jasa di Sikuai, tentu mereka akan menyebarluaskan ke teman-temannya, sehingga akan bertambah banyak wisatawan yang berkunjung. Dengan cara sekarang, sesuai komentar sanak ZulTan: "Tantu apo nan Jepe tulis ko bisa manjadi samacam "black campaign" bagi Sikuai Resort."
Tidak hanya di bidang pariwisata, dan di Padang, bahkan ketidak-pahaman itu juga terjadi di pasar swalayan di kota metropolitan. Beberapa waktu yang lalu, sebuah pasar swalayan di Bandung memasang pengumuman di counter pembayaran: "Hadiah 1 bungkus Indomie, kalau anda tidak dilayani dengan senyuman". Rupanya petugas counter pembayaran cenderung cemberut atau terlalu serius (merasa terpaksa) melayani pembeli yang antri, padahal dia sudah dimudahkan dengan pencatat harga otomatis. Di Amrik dan di Jepang petugas counter itu umumnya sangat ramah dan ceria, baik terhadap pembeli lokal ataupun asing. Salah satu kuncinya mungkin pelatihan dan penerapan SOP (Standard Operational Procedure) dalam manajemen dan pelayanan, Salam, FMN --- Pada Sel, 15/2/11, ZulTan <zul_...@yahoo.com> menulis: Dari: ZulTan <zul_...@yahoo.com> Judul: Re: [R@ntau-Net] Layanan/Service yang Lemah di Sukai Resort yangdirasakan KB RN Kepada: rantaunet@googlegroups.com Tanggal: Selasa, 15 Februari, 2011, 1:30 PM Mantab ulasannyo Jepe! Capeklah disambuang... Jujur, ambo sabananyo lah manduga, apo ndak laku resort ko. Baa tu? Masak lah tingga saminggu alun konfirm bara nan ka tibo, kok masih bisa dapek kamar. Tantu apo nan Jepe tulis ko bisa manjadi samacam "black campaign" bagi Sikuai Resort. Batanyo ambo: "baa kok sampai pilihan ka resort ko?" Salam, ZulTan, L, 50, Bogor "Give me a fish and you feed me for a day; teach me to fish and I'll eat forever, inshaallah."From: jupardi andi <jupardi...@yahoo.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Tue, 15 Feb 2011 14:08:32 +0800 (SGT)To: rantaunet rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Cc: wstb wstb<w...@googlegroups.com>Subject: [R@ntau-Net] Layanan/Service yang Lemah di Sukai Resort yang dirasakan KB RN Apa yang dibilang dan dirasakan oleh Om Duta juga dirasakan oleh kami-kami rombongan Keluarga Besar RantauNet (KB RN) Sesuatu yang diluar perkiraan saya (kami) atas layanan dari manajemen "The New Sikuai Island Resort" (disingkat Sikuai) Melihat segala foto-foto, pamphlet dan brosur tentang Sikuai di Internet dan hasil jepretan Nofrins dan rekan photographer di dunia saiber dalam bayangan saya ini bukanlah sebuah beach resort “kelas kambing”, Jika kami harus membayar mahal sesuatu yang sudah diperhitungkan sebelumnya, kami tentu siap dari segi financial dan sedikit merogoh kocek yang agak dalam dengan harapan disamping dimanjakan oleh keindahan alam pantai dengan segala isinya (lingkungan) tentunya dimanjakan juga dengan layanan yang prima dari pengelola Sikuai. Tapi kenyataannnya Sikuai Resort yang mempunyai kekuatan dari segi keindahan bentangan pantai yang mengelilingi pulau tersebut menjadi “lemah” ketika pelayanan tidak memuaskan pengunjungnya. Inilah beberapa catatan layanan (service) dari Sikuai yang rasa-rasanya jauh dari memuaskan seperti diibaratkan Om Duta "Resort harganya bintang 5, tapi layanannya seperti hotel kelas melati" 1. Registrasi di AW Resto Muara Kami Keluarga Besar RantauNet (KB RN ) ke Sikuai dalam bentuk rombongan utuh (25 orang) seharusnya layak dapat perhatian khusus dari manajemen Sikuai paling tidak ketika rombongan kami datang mereka harus menyambut dan bertanya dengan ramah, lalu tas/kopor kami disatukan pada suatu tempat yang memudahkan untuk dimuat kedalam kapal yang akan membawa rombongan ke Sikuai. Kami diregistrasi satu persatu disebuah ruangan dan lansung membayar sesuai pesanan kamar secara manual dan antri tentunya memakan waktu yang lama Ketika Om Duta melakukan pembayaran sesuai kamar yang dia pesan bertanya pada petugas registrasi/kasir "Bisa bayar di gesek (maksudnya : pakai kartu kredit") Resepsionis Sikuai di AW Resto sambil tersipu malu menjawab dengan alasan yang cukup klasik "jaringan tidak berfungsi Pak buat pembayaran pakai kartu kredit" Itu artinya anda harus siap-siap dengan pembayaran uang tunai jika ke Sikuai, syukur rombongan RN semuanya telah siap dengan uang tunai bahkan keluarga Uni Dewi Mutiara sebanyak 8 orang (terpaksa) melakukan pembayaran secara tunai 2. Keberangkatan dari dermaga AW Resto ke Sikuai Tidak ada layanan "yang memanjakan" dari manajemen Sikuai, kami harus mengangkut kopor dan barang bawaan masing-masing, bahkan suami Ni Dewi, Uda Fahmi sibuk membantu menyambut kopor dan barang bawaan kami dari dermaga ke atas kapal. Perjalanan dari Dermaga AW Resto menuju Sikuai ditempuh selama lebih kurang 1 jam keluar dari mulut muara Padang lalu menyisir pesisir pantai. Kami diantar dengan kapal kayu beratap tenda biru, ada juga diantara kami yang kaget sambil berkata “bukan dengan kapal pesiar yang bagus ini kita dibawa kesana “ (kebetulan di kapal kayu yang menyangangkut kami bersandar kapal pesiar yang kami harus lewati untuk menuju kapal kayu yang akan mengangkut rombongan)Saat itu cuaca sangat cerah lautan cukup tenang dengan gemircik ombak kecil sekali-kali menghempas badan kapal yang melaju dengankecepatan sedang Perjalanan tersebut pihak pengelola Sikuai tidak menyediakan baju pelambung, sungguh sesuatu yang sangat beresiko fatal jika terjadi hal-hal yang paling buruk dalam perjalanan Seperti kata petuah ninik kita yang terkenal "Lauik sati rantau batuah" dan "malang sakico mato mujua sapanjang hari" Jika lautan sati itu membawa malang sakicok mato dalam perjalanan dipastikan kami para rombongan tanpa baju pelampung akan menjadi korban keganasan lautan ditelan dan digulung ombak apalagi dalam rombongan KB RN juga ikut serta anak-anak. Disaat yang bersamaan teman saya lagi berlibur kesebuah beach resort di Senggigi NTB dan mengirim sebuah foto ke BBM sedang melakukan perjalanan dengan kapal kayu terbuka juga tapi semuanya menggunakan baju pelampung warna warni. Bagaimanapun kondisi cuaca bahkan ketika lautan teduh, tidak bergelombang dan aman tapi baju pelampung adalah sesuatu yang wajib disediakan . Cukup panjang pengalaman saya bermain-main di lautan dan melakukan perjalanan singkat dengan kapal kayu terbuka (longboat) ketika di Pulau Sipora Mentawai, terbukti kalau “lautan itu sati (sakti)” ketika itu saya berangkat dari camp Berimanua menuju Tua Pejat dengan longboat saat berangkat begitu teduhnya perairan tapi 45 Menit setelah itu menjelang sampai di Tua Pejat tiba-tiba perarian bergejolak dengan hembusan angin dan arus laut yang cukup kuat serta ombak “bermain-main” menghempas bibir longboat kami, operator longboat saya ketika itu cukup ahli dalam mengendalikan longboat dengan mesin tempee 40 PK serta bermain lincah diantara puncak ombak dan mengikuti arah arus laut (mandorek) serta menghindar secepatnya sebelum ombak memecah yang akan masuk ke dalam longboat kami. Semenjak kejadian tersebut jika saya melakukan perjalanan yang panjang dengan longboat seputar peraiaran pulau Sipora dalam kondisi apapun cuaca tetap memakai baju pelampung. Pihak Sikuai sama sekali menjelang keberangkatan jangankan memberikan dan menginstruksikan kami agar memakai baju pelampung bahkan untuk memberi arahan tentang keselamatan perjalanan sajapun tidak, di kapal kayu hanya tersedia 3 atau 4 pelampung “kuno” berbentuk ban stereo foam getas dan keras.Bisa anda bayangkan jika terjadi sesuatu yang membahayakan saat dalam perjalanan dengan kapal kayu rombongan yang berjumlah sekitar 30 Orang harus mengapung dengan apa sebelum pertologan datang. 3. Sambutan di Dermaga Sikuai Resort yang dingin dan hambar Rombongan KB RN akhirnya setelah menempuh perjalanan laut menyusuri pesisir pantai sekitar 1 Jam sampai di Dermaga Sikuai Resort, Kapal kayu di tambat, Uda Fahmi yang tidur-tiduran di haluan kapal sigap melempar tali serta salah seorang petugas Sikuai Resort menyambut tali tersebut serta menambatkan kapal. Sungguh sambutan yang hambar dan dingin dari manajemen Sikuai tiadak ada satupun petinggi Resort menyambut kami dengan sebuah senyuman ramah lalu mengucapkan sapa ramah “say hello” seperti “Selamat Datang Rombingan KB RN di Sikuai Island, Semoga anda semuanya bisa bersenang-senang menikmati segala keindahan pantai Sikuai bla..bla..bla dan seterusnya. Seperti biasa kami sibuk saling membantu memangkat kopor kedalam gerobak yang disediakan pengelola Sikuai untuk dibawa ke kamar masing-masing . Kami menuju restoran sekaligus kantor Sikuai Resort untuk registrasi ulang serta mengambil kunci kamar sesuai pesanan dan harga yang telah kami bayarkan di AW Resto. Welcome drink ?..ahaa sungguh menyedihkan, di pintu masuk restoran hanya tergeletak sebuah tabung plastic transparan segi empat berisi air sirup dinginserta beberapa gelas kecil ini mengingat saya masa remaja dulu ketika SMP, anda pasti tahu dong terminal oplet Goan Hoat Pasar Raya Padang ketika itu bertaburan penjualan minuman cincau dan aneka minuman sirup warna warni dalam tabung plastic segi empat transparan nah perish seperti itu disediakan oleh pihak Sikuai pada kami welcome drink nya. Perjalanan 1 jam dengan cuaca terik menyusuri pantai tentunya kami sangat dahaga, akhirnya saya mengambil gelas kecil dan memutar kran tabung air tersebut dan menikmati minuman sirup rasa ala kadarnya. Saya suka bercanda dengan anak saya jika minuman berwarna warni pakai es dan tidak jelas asal usul serta rasanya kurang berkualitas maka saya punya istilah “rasa kencing kuda”. Selesai saya minum satu gelas kecil anak saya yang paling kecil, Zidane menatap saya sambil bertanya “rasa kencing kuda ya Pa” ha ha ha saya ketawa ngakak sambil berkata “iya Dan..mau ?” Alangkah nikmat dan bagusnya pelayanan jika kami sampai di Dermaga disambut dengan segelas jus segar aneka buah tropis yang dingin (Punch Fruits Juice) dengan hiasan seiris tipis jeruk lemon dibibir gelas, sangat ramah kan ? dan katanya The New Sikuai Island Resort berkelas internasional lalu dimana “the New” nya ini…Bos ? 4. Fasilitas Kamar Nah ini dia hampir semua kami mengeluh mulai listrik yang mati disiang hari dan mulai dihidupkan jam 5 Sore sampai jam 10 pagi keesokannya sampai beberapa lampu kamar tidak beres yang paling mengesalkan di kamar Uni Dewi dan Klga AC Mati tidak berfungsi..sekali lagi AC Mati, pihak pengelola menyarakan pindah kamar saja Pak , Freon AC habis belum datang dari Padang. Walah walah..weleh..solusinya hanya dua kata saja “pindah Kamar” sementara barang-barang bawaan sudah berada dikamar yang ber AC Mati. Apakah mereka tidak melakukan pengecekan terakhir atas sebuah kamar yang akan diisi pengunjung, apakah mereka (pengelola) tidak membuat sebuah Check List seperti halnya resort-resort berkelas internasional ?. Afrijon rekan kami yang sebelah kamar dengan saya seperti orang senewen dan uring-uringan ketika siang hari listrik mati semua Gadget terkininya lowbat dan membuat dia tidak bisa berkomunikasi di dunia maya serta berkomunikasi dengan keluarga dan handai tolannya dan beberapa kepentingan pekerjaan yang harus dia kirim via email saat itu. Seharusnya pengelola Sikuai jikapun berhemat dalam pemakaian energy listrik (BBM) disiang hari tentu sudah memikirkan bagaimana mengelola arus listrik dengan baik, hemat dan efesien artinya listrik yang hidup hanya pada kamar-kamar yang diisi pengunjung sedangkan kamar yang kosong tidak dialiri listrik, saya pikir teknologi pengaturan arus listrik mana yang dihidupkan mana yang dimatikan tidak terlalu rumit. Lalu bagaimana semua kamar yang saya tempati dengan harga Rp 1.5 Juta permalam (setelah diskon) ketika saya masuk tidak ada keharuman yang segar menerpa hidung sebagaimana layaknya hotel berbintang 3 Up sebelum tamu masuk ruang biasanya dalam keadaan segar dengan wewangian bunga atau lemon. Regi anak gadis kecil saya lansung ketoilet melepaskan hajatnya yang tak tertahankan (pipis) setelah itu dia protes ke saya “kok toiletnya bau pesing ya Pa..nggak harum wangi seperti cairan pengepel lantai gitu” “ahh masa iya” jawab saya sambil ke Toilet, kenyataan bukan hidung anak saya yang salah, tapi memang pengelola Sikuai yang salah tidak ada kesegeran aroma sepertinya toilet/kamar mandi layaknya hotel-hotel berbintang 3 Up. Keluhan lainnya adalah masalah handuk, pengelola hanya menyediakan handuk kecil warna putih ini membuat anak gadis kecil saya walau saya papanya tentu cukup malu habis mandi dengan handuk kecil tidak bisa menutupi seluruh tubuhnya menjelang berpakaian untung kami membawa handuk besar yang ukurannya bisa menutupi bagian tubuh gadis kecil saya mulai dari dari dada sampai kemata kakinya serta membalut padat tubuhnya.Kok tega-teganya ya pengelola Sikuai hanya memberikan pelayanan fasilatas kamar mandi dengan handuk kecil saja. Lalu dikamar mandipun tidak ada sabun dan sampo cair yang menempel didinding kamar mandi hanya tersedia sabun bulatan kecil sepertinya hotel kelas melati serta sampo sacet berepa buah lengkap dengan odol sekali pakai (tabung kecil) 5. Sarapan, Makan Siang, Makan Malam Bersambung…. Silahkan Om Duta dan dunsanak rombongan KB RN yang ikut untuk mengomentari dan mengkritik layanan Sikuai yang “cukup lemah” sehingga nantinya menjadi masukan bagi manajemen Sikuai, tentu harus kuat juga dalam pelayanan/service pada tamunya sehingga kedua-duanya bernilai jual yang tinggi bagi wisatawan dalam negeri maupun manca Negara. Dunia Parawisata bukan saja menjual keindahan dan keelokan objek wisata tapi juga menjual jasa, pelayanan atau service yang bermutu dan berkualitas sesuai dengan kelasnya. Salam-Jepe -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/