Suatu hal yg bikin iri schedule kereta api jaman Ulando lai on-time Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT
-----Original Message----- From: "Nofendri T. Lare" <nof...@rantaunet.org> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 19 Feb 2011 07:38:53 To: <rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] ENGGAIRAHKAN PERKERETAAPIAN SUMBAR Sabtu, 19 Februari 2011 01:48 Suara tut.tut.tut, sinyal nyala, serangkaian kereta siap masuk stasiun. Setelah melewati ampang-ampang perlintasan sebidang. Lokomotif bergerak di rel bergigi, melambat untuk beristirahat sejenak. Lalu siap melanjutkan perjalanan melewati kawasan berpemandangan elok di Sumatera Barat. Kereta api Sumatera Barat, pada masa jayanya melayani penumpang dan barang di berbagai rute. Kereta api melayani relasi Paya-kumbuh sampai Padang, Sawah-lunto sampai Teluk Bayur Padang. Ujung rel di Sungai Limau dan Limbanang juga pernah dilewati. Bahkan jalur sampai ke Pekanbaru melalui Muaro. Total, jalur kereta api di Sumatera Barat mencapai 240 km. Kejadian seperti demikian, untuk sementara ini, barangkali telah menjadi cerita semata. Setidak-tidaknya untuk daerah yang jalur kereta apinya sedang nonaktif. Tidak demikian untuk masyarakat sepanjang Padang sampai Pariaman yang telah menikmati Kereta Api (KA) Dang Tuanku. Setiap minggu KA Wisata Singkarak membawa wisatawan dari Padang Panjang ke Sawahlunto pulang pergi. Sedikit waktu lagi, akan diaktifkan KA Cindua Mato untuk relasi Padang-Padang Panjang. Hal yang lebih menggem-birakan lagi, Suma-tera Barat akan kedatangan "railbus" yang akan melayani masyarakat perkotaan Padang. Sejarah Singkat Jika menelisik sejarahnya, jalur kereta api di Sumatera Barat dimulai dengan kepu-tusan pemerintah kolonial untuk membangun jalur dari Sawahlunto ke Teluk Bayur melalui Padang Panjang pada tahun 1878 guna mengangkut batubara. Jalur dibangun mele-wati Lembah Anai. Tahun 1892, diresmikan Pelabuhan Emmahaven (Teluk Bayur), sekalian pembukaan jalur kereta api Padang-Teluk Bayur dan Solok-Muara Kala-ban. Setahun sebelumnya juga telah diresmikan jalur Padang-Padang Panjang. Setelah itu, dibuka pula jalur mendaki melalui Koto Baru ke Bukit-tinggi, dan Payakumbuh. Me-ngi-ngat kondisi alam Minang-kabau, beberapa segmen jalur rel kereta api diberi rel bergigi. Demikianlah, perkere-taapian Sumatera Barat ber-operasi mendukung kegiatan perekonomian sejak zaman Belanda, dan dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Dalam alam kemerdekaan menjadi sarana transportasi unggulan sampai dengan tahun 1980-an. Seiring menipisnya cada-ngan batubara di Sawahlunto, sejak 2003 kejayaan kereta api Sumatera Barat mulai memu-dar. Sayang, warisan pening-galan pemerintah kolonial bermuatan sejarah itu terbeng-kalai, sehingga harus ada upaya pelestarikannya. Diskusi Perkeretaapian Untuk menggiatkan kem-bali perkeretaapian Sumatera Barat, baru-baru ini di Stasiun Padang Panjang diadakan diskusi yang digagas oleh Masyarakat Transportasi Indo-nesia (MTI), The Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat. Dalam diskusi tersebut mengemuka beberapa hal antara lain, kondisi sarana dan prasarana kereta api; optima-lisasi kereta wisata, pengem-bangan potensi aset jaringan kereta api; pengembangan potensi angkutan komoditas; mendorong percepatan shortcut Padang-Solok; pemberdayaan sinergi dan dukungan peme-rintah dan pemda, legislatif, dan badan usaha; mempercepat studi kelayakan pengembangan jalur Bukittinggi-Limbanang, dan Pulau Air-Padang; dan sosialisasi UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Hasil diskusi ini akan diela-borasi lebih lanjut dalam bentuk seminar nasional perke-retaapian Sumatera Barat. Ketiadaan onderdil mesin menyebabkan penumpukan loko yang tak terpakai lagi di berbagai dipo terutama di Simpang Haru. Prasarana kereta api meliputi antara lain stasiun, rel, jembatan, perlin-tasan, sinyal, dan lain seba-gainya di beberapa jalur non-aktif kondisinya sangat mem-prihatinkan. Rel kereta api telah menjadi "rail estate" karena bangunan berada di atas rel. Rel terpotong, tanah dige-rus, stasiun berubah fungsi meru-pakan pemandangan lazim. Banyak kelengkapan stasiun yang terbengkalai atau tertim-bun. Contohnya round table di Stasiun Koto Baru sudah tidak bisa ditemukan lagi. Jembatan telah berkarat tak terawat dan bantalannya banyak yang sudah lapuk dan hilang. Hampir semua perlintasan sebidang dengan jalan raya, sudah terbenam dalam aspal. Si-nyal-sinyal banyak yang berdiri layu di antara halaman dan atap rumah-rumah semi permanen. Kereta wisata Singkarak melayani para wisatawan dari Stasiun Padang Panjang ke Sawahlunto dan sebaliknya. Kereta loko uap E 10 60, warisan peninggalan kolonial atau lebih dikenal sebagi "Mak Itam" melayani rute wisata pendek Sawahlunto-Muaro Kalaban. Kedua kereta wisata ini perlu dioptimalkan lagi agar tidak menjadi beban bagi PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan pemerintah daerah. Ku-rang-nya pemasaran, membuat rute ini sempat berhenti ope-rasi. Pengembangan potensi aset jaringan kereta api perlu juga mendapat perhatian pemangku kepentingan. Jaringan kereta api belum menyentuh daerah Sumatera Barat bagian utara, dimana potensi komoditas telah jauh berkembang dan memerlukan sarana angkutan yang ekonomis dan cepat. Dalam hal ini jaringan kereta api dapat dikembangkan ke daerah Pasaman, disambungkan lagi ke daerah Riau menuju perairan Selat Malaka sebagai gerbang pelabuhan pengiriman komoditas ke wilayah timur. Jalur rintisan ini diharapkan dapat menjadi pengumpan (feeder) yang dapat diinte-grasikan dengan rencana jalur Trans Sumatera Railway dari Aceh sampai Lampung. Selain jalur itu, perlu dipercepat rencana jalan me-mo-tong (shortcut) antara Padang dan Solok sebagai bagian dari jaringan Padang-Pekanbaru. Jalur nonaktif dari Padang Panjang ke Limbanang agaknya perlu diaktifkan kem-bali. Jalur nonaktif yang tak kalah potensial diaktifkan adalah Pulau Air-Padang Simpang Haru. Jalur ini dapat digunakan untuk menjalankan railbus untuk melayani masya-rakat perkotaan Padang. Rail-bus dapat dioperasikan sampai ke Duku untuk melayani penumpang pesawat udara yang ingin ke Bandara Internasional Minangkabau. Bahkan, railbus ini sangat potensial melayani penumpang sampai ke Pa-riaman. Terbitnya UU No 23 Ta-hun 2007 tentang Perkereta-apian masih belum banyak diketahui oleh khalayak ramai. Hadirnya undang-undang terse-but akan menjawab pernyataan tentang pihak mana yang ber-tanggungjawab sebagai operator, pengelola, pemilik dan pengam-bil kebijakan. Persoalan perke-retaapian tentu-nya memerlukan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait seperti pemerintah dan pemda, legislator di pusat dan daerah, dan badan usaha milik peme-rintah maupun swasta dan masyarakat secara umum. Mambangkik Batang Tarandam Membangkitkan kembali perkeretaapian Sumatera Barat, tidak mungkin dibebankan seluruhnya kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) sendiri saja yang menurut UU Perke-retaapian adalah sebagai ope-rator. Di samping itu, peran pemerintah, legislatif, swasta dan masyarakat juga tidak bisa dikesampingkan. Kesemuanya harus turun tangan untuk mengembangkan perkere-taapian di Sumatera Barat. Kereta api Sumbar saat ini harus dibangkitkan kembali. Batang itu memang telah bangkit yang selama ini sempat terendam, tetapi belum lagi muncul dari permukaan air. Kita mendambakan kem-bali peran kereta api sebagai sarana transportasi andalan, di tengah kondisi sarana trans-portasi darat lainnya yang tak lepas dari kemacetan pada waktu dan jalur tertentu, penge-mudi yang ugal-ugalan, tarif yang tidak murah, dan lain seba-gainya. Mudah-mudahan pada saatnya nanti, perkere-taapian Sumatera Barat benar-benar bangkit, menjemput masa jayanya seperti dahulu. WILLSON GUSTIAWAN (Dosen Politeknik Negeri Universitas Andalas Padang, pecinta kereta api) http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=172 2:menggairahkan-perkeretaapian-sumbar&catid=11:opini&Itemid=83 Wassalam Nofend/34+/M-CKRG => MARI KITA RAMaIKAN PALANTA SESUAI DENGAN VISI-NYA!! Forum komunikasi, diskusi dan silaturahmi menggunakan email ini sangat dianjurkan selalu dalam koridor topik: yang berhubungan dengan Ranah Minang, Urang Awak di ranah dan rantau, Adat dan Budaya Minangkabau serta Provinsi Sumatera Barat. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/