Powered by Telkomsel BlackBerry® -----Original Message----- From: cbc_mdl1....@bankmandiri.co.id Date: Sat, 19 Feb 2011 03:09:13 To: Reflus<reflus.ra...@yahoo.com> Reply-To: cbc_mdl1....@bankmandiri.co.id Subject: Jernih Melihat, Cermat Mencatat
Assamualaikum ww. Kepada yth. Bapak2 dan Ibu2 dunsanak kasadohnyo. Ambo anggota yang baru bergabung. Hobby coret-coret menulis apapun (gado-gado). Ambo menulis di Kompasiana.com, belok keroyokan dengan anggota sekitar 40.000. Tulisan ambo di Kompasiana sekitar 80 an artikel. Iko salah satunyo: Resensi Buku : Jernih Melihat, Cermat Mencatat. Oleh Mathias D Pandoe. Usia 80 tahun. Ambo posting disiko. Mohon maaf, kalau indak pado tampeknyo : Saya tidak dapat menyimpulkan isi dari buku ini karena sangat bergizi. Melebihi setangkai padi “Semua Bernas, Satupun tidak ada yang Hampa”. Buku ini wajib dibaca oleh Wartawan dan orang-orang yang menamakan dirinya “Citizen Journalist”. Mohon maaf kalau saya berlebihan. Awal Bertemu Kalau mau dapat banyak teman, cari tempat duduk ditengah, dapat dua (kiri kanan). Kalau dipinggir hanya dapat satu. Itulah nasehat bijak yang masuk akal dan selalu saya terapkan. Waktu pulang ke Padang, disebelah kiri saya duduk kakek-kakek, kami berkenalan dan maota-ota (ngobrol). Mendengar namanya, saya langsung takjub karena tulisan beliau sering saya baca di Kompas. Mudah2an kartu nama saya masih disimpan beliau he he he Pak Pandoe menceritakan bahwa keperluannya ke Jakarta dalam rangka penerbitan buku, beliau menyebutkan judulnya. Wowww, paste keren, buku ini harus dimiliki (dalam hati). Setiap ke Gramedia, selalu saya cari dan baru dapat hari Sabtu tgl. 9 Jan 2011 dalam tumpukan yang akan dipajang. Begitu dapat, saya sudah tersenyum-senyum melihat logo dikanan bawah, anak kecil naik kerbau sambil bersuling. Setelah membaca kulit halaman belakang, saya semakin yakin, buku ini pasti seru. Membaca buku ini, dapat saya ibaratkan seperti menonton kalaborasi Orkestra Simfony dan Srimulat yang tampil bergantian. Ketika membaca pengalaman Pak Pandu sebelum peristiwa G30S PKI de el el, , seperti mendengar Orkestra Simfony memainkan music hanya satu dua ketukan piano suasana sunyi senyap. Di halaman lainnya, aku tertawa terbahak membaca kritikan halus dan mengena tak ubahnya sedang menonton “Srimulat” dengan plesetannya. Begitu seterusnya, sunyi, tertawa, sunyi, tertawa……ha ha ha…. Sebagian besar tulisan dalam buku ini dimuat di harian Padang Ekspres, ditulis oleh kakek dari 12 cucu, saat usia beliau menjelang 80 tahun. (lahir 10 Mei 1930). Jadi wartawan tanpa ijazah. Cibiran kepada generasi muda (saya) berijazah sarjana yang banyak mengeluh dan menyalahkan orang lain. Lee Khoon Choy Dubes Singapore di Jakarta tahun 1976, dalam suatu seminar memberikan resep jurnalisme yang baik yaitu : Interest, Initiative, Inguisitiveness, Ingenuity, Insight, Inspiration, Integrity. Jika diterjemahkan : Minat (perhatian), Inisiatif, Ingin Tahu, Kepintaran,Wawasan, Ilham dan Kejujuran. Paling penting adalah kejujuran dan itu ada pada saudara Pandoe, kata H. Rosihan Anwar, wartawan senior dalam kata Pengantar. Saya lagi-lagi terantuk pada ungkapan Jenderal MacArthur, pahlawan Amerika Serikat dalam perang dunia II. Old soldier never die, they just fade away. Walaupun sudah berhenti jadi wartawan Kompas, Bung Mathias terus menulis. Bung Mathias pantas jadi teladan dan kebanggaan profesi kewartawanan. (Jakob Utama) Bagian Pertama : Beberapa Kisah Perjalanan karier Wartawan Bercerita perjalanan karier Pak Pandoe menjadi wartawan tanpa ijazah, mulai harian Keng Pho, terus pindah ke Harian Pemandangan diajak oleh Pemimpin Redaksinya. Atas permintaan Pak Natsir (sang guru) pindah ke Harian Abadi yang jadi terompet Masyumi. Karena harian ini diberangus oleh Orde Lama, Pak Panoe dan Tengku Sjahril mendirikan surat kabar Semesta. Harian Semesta ini diberangus oleh Orde Lama untuk selama-lamanya. Penyakit memberangus ini menular ke Orde Baru, istilahnya Breidel. Terakhir terdampar di Koran Kompas, melamar melalui pendirinya urang awak PK. Ojong asal Payakumbuh kelahiran Bukitinggi tahun 1920. Diterima tanpa test, untung ijazah saya nggak ditanya (hanya tamat SD) he he he. Tulisan pertamanya, dimuat di harian Kheng Po tahun 1953, repotase rapat akbar di Tanjung Priok dengan pembicara Gubernur Bank Indonesia Mr. Sjafruddin Prawiranegara. Isi pidatonya, mengingatkan bahwa krisis akhlak (korupsi dan nepotisme) akan melanda orang Indonesia. Ini harus diwaspadai. Sudah diingatkan 58 tahun yang lalu, ternyata terbukti ya ! Waktu masuk Kompas tahun tahun 1970 Pak Natsir kaget. Surat kabar itu bla, bla,bla……..(sensor). Mengapa kesana ?. Pak, koran itu bla, bla, bla….. (sensor) memberi alasan. Boleh terus disana, tapi jangan sekali-kali terjual akidahmu. Pinta Pak Natsir. Jangankan terjual, saya gadaikan pun tidak Pak. Jawab Pak Pandoe tegas. Apa yang saya sensor ada di dalam buku, saya sungkan sama orang Kompas kalau saya tulis disini. Selama di Kompas, Pak Pandoe keliling ke lima Benua, kursus Bahasa Inggris sampai pre-advance, masuk pendidikan manajemen bergengsi Prasetya Mulya dan Dale Carnegie. Anak SD satu kelas dengan Eksecutive mudah lulusan Luar Negeri, bayangan aja sendiri he he he. Tiga tahun sebelum pensiun menduduki rangking E, pangkat maksimum di Kompas. Hanya ijazah SD ????. Wowww…. Luar biasa, luar biasa….. Pangkat yang yang pantas, bukan karena kedekatannya dengan PK. Ojong (pendapat penulis). Alasannya, baca donk bukunya !. Gandrung Pers Bercerita sejahtera persuratkabaran di Sumatera Barat. Surat Kabar pertama terbit tahun 1882 bernama Pelita Ketjil. Penerbitnya dari beberapa latar belakang yang berbeda : Ulama dijaman Belanda menampilkan surat kabar yang berisi tulisan tajam dan radikal menuntut kemerdekaan. Hampir semua berumur pendek, jungkir balik akibat tekanan pemerintah kolonialis Belanda, padahal tirasnya cukup banyak. Bundo Kanduang seperti : Siti Rohana Koedoes, Saadah Halim, Entjik Doesair yang terbit antara tahun 1880-1933. Semua media ini mengetengahkan emasipasi wanita. Media Kampung Dibiayai oleh organisasi paguyubun di rautau, terbit seminggu atau sebulan sekali. Hidup segan mati tak mau, entah karena jenuh atau kehabisan dana. Dulu dicetak manual pakai stensil, sekarang pakai Komputer. Isi media kampung ini adalah berita keluarga, perkawinan, berita kematian dan pembangunan. Media madrasa berisi cerita pendek, sajak dan lain-lain untuk menyalurkan bakat tulis menulis siswanya. Riwayat Beberapa Tokoh. Dimulai dari Pak Natsir, peranan dan kontribusinya pada zaman Orde Lama dan Orde Baru. Ada juga polemik, kenapa Pak Natsir tidak mendapatkan gelar “Pahlawan Nasional” ? Sjafruddin Prawiranegara. Pernah menjabat Gubernur Bank Indonesia dan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi tahun 1948. Saat itu Yogjakarta diduduki Belanda, Presiden Soekarno dan Hatta diasingkan ke Pulau Bangka. Sjafruddin Prawiranegara memperoklamirkan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumbar tanggal 15 Pebruari 1958, suatu gerakan reaksi terhadap Soekarno yang merangkul Partai Komunis Indonesia (PKI). Saking dekatnya dengan Pak Sjaf, mereka pernah tidur satu ranjang. Pagi seusai sholat subuh, Pak Sjaf becanda. Dasar kamu masih muda, tidurnya lasak (gelisah), miring kiri kanan. Untungnya kamu tidak ngorok ha ha ha. Mr. Assaat, Presiden ke-3 RI Urutan Presiden RI yang kita ketahui adalah : 1. Soekarno, 2. Soeharto, 3. BJ Habibie, 4, Gusdur, 5. Megawati dan 6. SBY. Kok Mr. Assaat Presiden ke-3 RI ? Cerita asal usul mesjid Syuhada di tengah-tengah kota Gudeg dan penandatanganan pendirian Universitas Gajah Mada. Bisa jadi sejarah ini yang membuat Yogya dan Minang menjadi Saudara Kandung. Diperkuat lagi, sewaktu anak Sri Sultan HB X menikah, beliau mengatakan: Kami telah mendapat kirim rendang dari Saudara di Padang untuk tambahan lauk pauk. Kritikannya halus, lucu/humoris dan to the point Kritikan : Mimpi ketemu KH Ahmad Dahlan dahulu bernama Mohommad Darwis. Pendiri Muhammadiyah tgl 18 November 1912. Dalam mimpinya KH Ahmad Dahlan risau melihat Muhammadiyah dibawah : Amin Rais, Soetrisno Bachir dan Din Sjamsuddin, pemimpin-pemimpin yang ambisius. Dalam partai peserta pemilu tahun 2009, warga muhammadiyah terkotak-kotak dan terpecah belah. Tidak akan ada yang meraih suara signifikan. mudah-mudah saya tidak mendahului Tuhan. Kata Pak Pandoe. Humoris : Melayat Teman Meninggal Sewaktu melayat teman yang meninggal, Pak Pandoe ngeledekin teman sebayanya, sebut saja A,B,C dan D. Angku A !. Kalau nanti waang (kamu untuk panggilan akrab teman sebaya) meninggal, saya juga akan mengantar angku ke kuburan. A, B, C dan D serentak marah sambil senyum-senyum. Jangan bicara begitu. Masalah meninggal kuasa Tuhan. Mungkin kami yang akan mengantar waang duluan. Beberapa waktu kemudian, ketika melayat si A meninggal (ledekan yang lalu terbukti), Pak Pandoe ketemu B,C dan D. Ketiga sahabatnya itu langsung bicara. Waang diam saja, jangan ngomong soal meninggal lagi ha ha ha. To The Point : Anak SD menasehati Insinyur Baru saja sampai dirumah Bapak Insinyur (mantan pimpinan HMI pusat) yang sedang mengawasi tukang merenovasi rumah. Pak Pandoe langsung mengeritik. Rumah ini desain dan tata letaknya nggak benar. Pak Insinyur langsung berdiri. Angku (kamu) bukan arsitek. Pandai-pandai pula mengeritik. Jangankan Insinyur, Sekolah tehnik saja ambo nggak pernah, hanya tamat SD, tapi rumah ini bla, bla,bla…. Mendengar alasan Pak Pandoe, menit itu juga tukang disuruh merombak mengikuti kritikan Pak Pandoe. PKI Matangkan Situasi Yang membuat merinding bulu kuduk adalah cerita tentang pemberontakan G30S PKI setelah dan sesudahnya. Pak Pandoe adalah saksi mata yang masih hidup, beliau ikut “Rapat Gelap” dengan petinggi ABRI, kelompok antikomunis yang sudah mencium akan ada kudeta. Tertulis jelas, waktu, tempat dan nama-nama petinggi ABRI antikomunis. Setelah G30S PKI, 3 Oktober 1965 Pak Pandoe dan teman-temannya (wartawan) pada malam gelap gulita, dengan huruf besar-besar menempelkan spanduk di seputar kota Padang “Ganyang PKI dan Antek-anteknya. Gerakan ini dibantu dengan spontan oleh ABRI yang antikomunis. Kejamnya Jepang/Neraka Rimba Logas. Cerita kerja paksa rodi tentang kekejaman Jepang membangun jalan Kereta Api dari Sumbar ke Pekanbaru sebelum kemerdekaan antara tahun 1943-1945. Pembangunan ini berhenti setelah Jepang kalah dari Sekutu karena Nagasaki dan Hiroshima dihujani Bom. Berapa banyak yang mati ?. Bagaimana sadisnya si Jepang ?. Ada disini. Argumen sistem Matrilineal Minangkabau/Sumbar dengan luas wilayah 42.100 KM2 adalah satu-satunya di dunia yang menganut sistem kekeluargaan menurut garis keturunan ibu atau materilineal. Alasannya sangat sederhana, silahkan baca dibuku ini. Ponari Si Dukun Cilik Cerita yang mungkin semua pembaca tahu adalah tentang Ponari si dukun cilik. Ini tak lepas dari pengamatan Pak Pandoe di usianya yang sudah 80 tahun. Ternyata, Sumbar lebih duluan punya dukun Ala Ponari. Diceritakan dengan logika sederhana dan mudah dipahami. Bagian Kedua : Nuansa Agama Berisi sebanyak 36 artikel yang dimulai dengan : Nabi Muhammad, Shalat SeribuRakaat, Ramadhan dan Seks, Miras di Sarang Dai, Memotret-motret Jenazah, Ustad “Disambar Petir” Tersenyum Saja, Non Aktifkan HP, Dunia Mau Kiamat, Tidak Heboh Beda Aliran dan lain-lain. Bahasannya sederhana, dilengkapi dengan ayat-ayat alqur’an. Tak lupa pula artikel yang berisi angka-angka secara matematika, menjadi lebih muda dimengerti. Khas orang padang. Bagian Ketiga : Nuansa Adat Budaya Diceritakan tentang adat istiadat Minangkabau sebanyak 15 artikel. Melihat dari sisi positif dan negatif sistem Matrilineal, pola pengambilan keputusan yang menyangkut masalah keluarga, kaum, sampai ke masalah Nagari. Kegelisahan beliau karena kemajuan zaman, orang mulai egois, lupa akan asal muasal. Diceritakan dengan lucu pada artikel berjudul “Bersua Kemanakan Di Tukang Pangkas”. Buat teman-teman yang besar di rantau, beliau menghimbau untuk berkunjung dan mempelajari adat istiadat yang berlandaskan ” Adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah”. Bagaimana prakteknya ?. Teman-teman dari luar Sumbar, akan sangat bermanfaat bila mengetahui sedikit saja adat-istiadat yang unik ini. Kalau ada yang baik diterapkan, kalau tidak, sekedar pengetahuan. Bagian Keempat : Komentar (Masalah Sosial dan Politik) Terdiri dari 50 Artikel membahas persoalan dari A sampai Z. Menyerempet-nyerempet politik dan masalah keadilan terhadap rakyat kecil. Ternyata, Pak Pandoe juga penonton setia Infotaiment yang menelurkan Artikel “Kawin Cerai Selebritas” . Terima kasih, anda mau meluangkan waktu membaca tulisan yang cukup panjang ini: Kalau ada jarum yang patah Jangan disimpan didalam peti Kalau ada kata-kata yang salah Jangan disimpan di dalam hati. Jatiwaringan, 17.01.11 DATA BUKU Judul: JERNIH MELIHAT CERMAT MENCATAT ANTOLOGI KARYA JURNALISTIK WARTAWAN SENIOR KOMPAS Penulis: Marthias Dusky Pandoe Penerbit: Penerbit Buku Kompas, Jakarta Mei 2010. 377 halaman Editor: Julius P Powered by Telkomsel BlackBerry® Perhatian: E-mail ini (termasuk seluruh lampirannya, bila ada) hanya ditujukan kepada penerima yang tercantum di atas. Jika Anda bukan penerima yang dituju, maka Anda tidak diperkenankan untuk memanfaatkan, menyebarkan, mendistribusikan, atau menggandakan e-mail ini beserta seluruh lampirannya. Mohon kerjasamanya untuk segera memberitahukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di alamat email yang tercantum di atas serta menghapus e-mail ini beserta seluruh lampirannya. Semua pendapat yang ada dalam e-mail ini merupakan pendapat pribadi dari pengirim yang bersangkutan dan tidak serta merta mencerminkan pandangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., kecuali telah terdapat kesepakatan antara pengirim dan penerima bahwa e-mail ini termasuk salah satu bentuk komunikasi kedinasan yang dapat diterima oleh kedua pihak. Caution: The information enclosed in this email (and any attachments) may be legally privileged and/or confidential and is intended only for the use of the addressee(s). No addressee should forward, print, copy, or otherwise reproduce this message in any manner that would allow it to be viewed by any individual not originally listed as a recipient. If the reader of this message is not the intended recipient, you are hereby notified that any unauthorized disclosure, dissemination, distribution, copying or the taking of any action in reliance on the information herein is strictly prohibited. If you have received this communication in error, please immediately notify the sender and delete this message. Unless it is made by the authorized person, any views expressed in this message are those of the individual sender and may not necessarily reflect the views of PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/