Sanak,
Nampaknya bantuan yang berlimpah atas musibah Tsunami di Aceh hanya
bisa memperbaiki Aceh secara fisik, berupa jalan yang mulus dan
bangunan fisik lainnya.

Secara mental belum terjamah. Mungkin secara kasat mata banyaknya
pengemis di tempat umum. Bukan hanya di masjid, tapi juga dipelabuhan
kapal dan bandara.

Dilain pihak lapangan kerja yang tersedia utk pembangunan
infrastruktur tidak terisi oleh rakyat Aceh. Akibatnya tenaga kerja
terpaksa didatangkan dari pulau Jawa. Hari ini Lion Air yang saya
tumpangi dari Aceh penuh dengan tenaga kerja yang pulang mudik.

On 2/21/11, ZulTan <zul_...@yahoo.com> wrote:
>
>
> Siang Mengemis, 14 Malam Tidur di Hotel
>
> BIREUEN, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kota Juang Bireuen, Aceh, mengaku
> terheran-heran dengan perilaku pria berinisial Abd (50), warga Desa Blang
> Paseh, Sigli, Pidie.
>
> Pasalnya, pria tersebut mencari nafkah dengan mengemis di Bireuen. Tapi,
> pada malam hari ia bersama istrinya, Njh (41), justru menginap di hotel.
>
> Pengemis bertubuh tambun dan berjenggot pirang, dengan rambut yang sudah
> ubanan itu, kini dilaporkan mulai meresahkan masyarakat Bireuen.
>
> Hasil penelusuran Serambi Indonesia, hingga Sabtu (19/2/2011) lalu, si
> pengemis sudah dua pekan menginap di hotel tersebut. "Kami heran ada
> pengemis tidur di hotel. Kalau siang mengemis di desa kami, padahal ia
> tampak sehat dan segar bugar," ujar Yahya, seorang warga.
>
> "Setiap pagi kami temukan bapak berjengot itu pakai baju koko, kain sarung,
> dan peci haji bersama istrinya sarapan pagi di sebuah warung dekat hotel
> tempat ia menginap," imbuh warga Geulanggang Baroe, Kota Juang, Bireuen.
>
> Mustafa dan Amirul Mukminin dari Desa Geulanggang Baroe juga sependapat
> dengan Yahya. Mereka berharap Pemkab Bireuen melalui dinas terkait
> menertibkan pengemis yang makin banyak berkeliaran di kabupaten itu.
>
> Salah satunya pengemis yang menginap di hotel tersebut. "Aneh tapi nyata,
> ada pengemis yang hidup mewah dengan menginap di hotel dan makan mewah
> pula," pungkas Amirul.
>
> Seorang petugas Hotel Purnamaraya yang konfirmasi Serambi Indonesia,
> membenarkan Abd bersama istrinya sudah 14 hari menginap di kamar bernomor
> 118. Anehnya, kata seorang petugas hotel, setiap Abd keluar hotel, pintu
> kamarnya digembok dari luar, sementara istrinya ditinggal di kamar hotel.
>
> "Dia biasanya pergi pagi, terkadang pulangnya siang membawa sebungkus nasi
> untuk istrinya dan terkadang juga pulang sore. Dia membayar sewa kamar Rp
> 75.000 per hari. Sikapnya juga aneh dan egois serta sering ribut dengan
> petugas hotel. Kadang-kadang ia hanya mau membayar sewa kamar kepada saya,"
> kata seorang resepsionis hotel yang tidak mau namanya ditulis.
>
> Abd terlihat bersama istrinya sarapan pagi di sebuah warung sebelah barat
> hotel tersebut. Ia membayar dengan uang pecahan ribuan yang sudah tergulung
> rapi.
>
> Dia mengambil dari saku kanan bajunya, yang diduga dari hasil mengemis.
> Namun, pria asal Sigli itu berbicara menggunakan bahasa campuran
> Aceh-Indonesia, baik dengan istri maupun warga.
>
> Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bireuen, Bustami Hamid,
> mengatakan pihaknya akan menertibkan para pengemis yang berkeliaran di
> daerah itu yang jumlahnya ratusan orang.
>
> "Para pengemis tersebut 50 persen berasal dari luar Kabupaten Bireuen. Kami
> akan minta polisi, TNI, dan Satpol PP atau aparat gabungan untuk menertibkan
> mereka," pungkasnya.
> "Give me a fish and you feed me for a day; teach me to fish and I'll eat
> forever, inshaallah."
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>   1. E-mail besar dari 200KB;
>   2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
>   3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>

-- 
Sent from my mobile device

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
gelar Bagindo, suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
di Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.
rantau: Deli dan Jakarta,
kini Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------
"menjadi bagian dari sapu lidi, akan lebih bermanfaat dari pada menjadi
sebatang lidi"

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke