Tulisan ini sudah lama dimuat di Kompasiana dengan Rating menarik. Mudah2an 
Bapak2 dan dunsanak bisa terhibur. Judulnya.                       Kalah Judi 
di Arena Pacuan Kuda

Oleh: Reflusmen | 30 August 2010 | 00:28 WIB 




Setelah lama mencari,  akhirnya kudapat juga Novel TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER 
WIJCK karangan Buya Hamka yang pernah kubaca tahun 70an, merupakan bacaan wajib 
perintah guru Bahasa Indonesia. Ntah angin dari mana yang membuat aku begitu 
penasaran ingin membaca lagi. Setelah membaca pertemuan Zainuddin dan Hayati , 
dua anak muda yang lagi dimabuk cinta di Arena Pacuan Kuda Padang Panjang, 
untuk sementara kututup Novel ini karena pikiranku melayang-layang membayangkan 
perangai masa laluku di Arena Pacuan Kuda dan tak sabar ingin berbagi dengan 
Kompasianer yang Ganteng, Cantik dan baik hati ini.

Pacu Kuda (Kudo) di Sumatera Barat telah ada sejak zaman Belanda yang diadakan 
secara bergilir sekali dalam dua bulan di Padang, Bukit Tinggi, Batusangkar, 
Padang Panjang, Payakumbuh dan Sawaluntoh, atau sekali setahun dimasing masing 
kota diatas. Sampai sekarang Pacu Kudo yang merupakan kegiatan pariwisata, 
budaya dan hiburan masih tetap eksis.

Pengalaman masa kecilku di Batusangkar, Pacu Kudo diadakan dua hari, 
Sabtu-Minggu atau Minggu-Senin yang dibarengi dengan pasar malam selama satu 
minggu dan pertandingan Sepak Bola disore hari setelah menonton Pacu Kudo.

Bermacam-macam gaya pakaian dari yang Tradisionil sampai yang modern yang 
dikenakan oleh orang kampong dan orang kota dari yang miskin sampai yang kaya 
dapat disaksikan karena di Arena (Gelanggang) Pacu Kudo tempat merajut janji 
sehidup semati buat pasangan yang lagi dimabuk cinta sekaligus tempat 
menunjukan jati diri siapapun. 
Alangkah mindernya diri ini kalaulah kita tak dapat menonton karena akan 
menjadi cibirin orang sekampung, begitulah dunianya.

Selama Pacu Kudo belangsung perjudian menjadi halal (dilegalisir) seperti :
1. Menebak kuda yang akan menang dalam setiap ronde dengan jumlah kuda yang 
turun gelanggang bisa mencapai puluhan. Masing-masing kuda sudah punya nama dan 
nomor urutnya. Pejudi ulung, biasanya sudah tau kuda yang akan menang karena 
dia selalu mengikuti pacuan disetiap kota. Pejudi ulung ini berani memegang 
satu kuda jagoannya melawan kuda yang tersisa ( Umpama : 1 : 9). Berbagai 
variasi ada disini. Model judinya face to face dengan cara melambai-lambaikan 
uang sambil menyebut kuda jagoan. Bisa juga kita membeli kupon untuk kuda yang 
kita jagokan pada Bandar resmi.
2. Perjudian disekeliling Arena (Gelanggang)

Judi kolok-kolok, terdiri dari 3 dadu dengan permukaannya angka 1 sampai 6. 
Peserta judi meletakan uang pada nomor tebakannya. Jumlah bayaran yang diterima 
sesuai dengan angka yang muncul dipermukaan. Kemenangan maksimal tiga kali 
karena angka yang muncul pada ketiga dadu adalah sama.
Judi 3 lembar kartu : Umpamanya: Satu King + 2 As. Pemenangnya bila tebakan 
kita adalah King. Bandar akan memperlihatkan ketiga kartu dengan ucapan ini 
Menang (King), ini Kalah (As), ini Kalah (As) sebelum kartu ditutup.
Lempar 2 koin dengan permukaan A dan B. Tebakannya adalah AA, BB atau AB. 
Biasanya disini tidak ada Bandar dan kita bertaruh dengan siapapun dengan cara 
melambai-lambaikan uang dan menyebutkan tebakan kita.


Pengalaman penulis:
1. Judi kolok-kolok : 
Saat itu aku berangkat ke Gelanggang Pacuan Kuda dengan teman anak orang kaya, 
aku selalu dapat modal dan main sesukanya. Melihat satu lapak lagi kosong, 
kulempar Rp. 1.000,00 pada angka 6. Ternyata 3 buah dadu permukaannya 6 dan aku 
seharusnya dapat bayaran Rp 3.000, ternyata uang Bandar nggak cukup karena 
orang lain biasanya hanya main Rp 25 – Rp 100. 
Note : Waktu itu uang jajanku perminggu Rp 100 rupiah. Rp 3.000 banyak khan !.

2. Menebak kuda : 
Kejadiannya pada Pacu Boko atau disebut juga Pacu Final di hari terakhir dan 
pada Ronde terakhir. Dari sekian kuda pacu, terdapat dua ekor kuda yang menjadi 
jagoan, sebut saja Kuda Jaya dan Kuda Lihai dengan nomor urut ganjil dan genap. 
Kesepakatan dengan lawan yang tak dikenal, penulis bersama teman menjagokan 
nomor ganjil dan lawan nomor genap. Uang taruhan dipegang oleh lawan. Disaat 
kuda sedang berlari kami asik memperhatikannya tanpa menghiraukan posisi lawan. 
Ternyata memang Kuda Lihai yang menang dan lawan taruhan sudah hilang batang 
hidungnya, membawa lari duit taruhan. Kami saling menyalahkan, kok dibiarin 
lari ? ha ha ha

3. Judi 3 lembar kartu 
Ternyata sibandar punya teman, istilahnya tukang pancing. Sebelum ada musuh, 
mereka bermain dan lebih banyak si Tukang Pancing yang kalah. Karena emosi 
(sandiwara) si Tukang Pancing mematahkan ujung Kartu King (Kartu yang menang) 
sehingga mudah ditebak. Saat itu aku ikut memasang duit di Kartu yang sudah 
dipatahkan. Apa nyana ? Ternyata itu adalah salah satu Kartu As (kalah) dan 
habislah duitku. Aku berkeringat dingin karena uang yang kubawah ke Pacuan 
adalah hasil dari jual Ayam di kampong. Kutinggalkan arena dan pulang ke 
kampong jalan kaki. Sedih hatiku he he he

Setelah kejadian ini aku tak pernah lagi menonton pacuan kuda karena aku 
merantau mengadu nasib dinegeri orang. Apakah kebiasaan judi ini masih ada ?. 
Ntahlah. Aku tak pernah bertanya dan tak mau lagi terlibat perjudian. 
Kapokkkkkkkkkkk
Wassalam : Reflus L 53 Jatiwaringin.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to