TAK SATU JALAN KE ROMA


Menyimak perjalanan

Tim layangan Indonesia

Menujun Roma

Aku teringat kata pepatah

Yang sering dipakai ahli matematika

Untuk menyelesaikan suatu masalah

“Tak satu jalan ke Roma”



Siapa sangka

Main layang-layang

Permainan orang kampung

Bisa menghantarkan orang

Untuk pergi ke Roma

Di Benua Eropah sana

Untuk bermain layang-layang

Ck ck ck luar biasa



Layangan yang dibawa

Bukan sembarang layangan

Ada misi pariwisata diembannya

Lihat saja foto layangannya

Bikin geli dan tanda tanya

Apa arti model layangan itu



Selamat bermain layang-layang

Duta pariwisata Indonesia

Kalah menang soal biasa

Yang penting bisa menjual nama

Orangpun datang ke Indonesia

Dalam jumlah yang banyak

Dan jangka waktu yang lama

Sehingga membawa keberuntungan

Amin





Padang, 24 April 2011





Hanifah Damanhuri








Pada 24 April 2011 19:40, Syafruddin Ujang <syaff...@gmail.com> menulis:

> Laporan Perjalanan Syafruddin AL ke Italia (3)
>
> *Ke Italia dengan Pantun Minang*
>
>
>
> Hari ini tak banyak yang bisa saya ceritakan soal layangan karena sampai
> laporan ini saya tulis pada pukul 18.30 WIB (12.30 Waktu Italia), angin pun
> belum bertiup kencang di pantai Cervia. Lagi pula, dari pagi hingga siang
> kemarin, gerimis pun menyirami kawasan wisata pantai ini.
>
>
>
> Tapi, saya bersama Jhon Chaniago dan Huda Alhaddad dari Minangkabau Kite
> Association begitu tersanjung ketika melalui media interntet, SMS, Black
> Barry Messenger dan bahkan ada juga yang coba telepon langsung (tapi, maaf
> tak diangkat karena roamingnya yang sangat mahal), banyak kawan-kawan dan
> senior dari tanah air yang memberikan apresiasi atas kehadiran kami di
> Cervia. Selain rekan-rekan dari Haluan Padang, Haluan Riau dan Haluan Kepri,
> di komunitas RantauNet dan PKDP juga banyak mengucapkan selamat untuk
> memberikan dorongan, terutama setelah membaca tulisan laporan saya di Harian
> Haluan. Mereka-mereka itu antara lain ada Pak Rainal Rais, Bang Aslim
> Nurhasan, sanak Suryadi dari Belanda, Pak Saafroeddin Bahar dan lain-lain.
>
> Perjalanan saya bersama Tim Minangkabau Kite Association ke Cervia bukanlah
> dilakukan secara mendadak, meskipun akhirnya memang terkesan tergesa-gesa
> dan kurang persiapan. Ketika Januari lalu kami menerima undangan dari
> panitia 31th Artevento International Kite Festival, saya lebih dulu mencari
> tahu apa faedahnya undangan itu dihadiri, terutama bagi bangsa saya dan
> daerah saya di Minangkabau.
>
> Ini bukan persoalan bagaimana saya bisa pergi ke luar negeri, apalagi ke
> Italia di mana pada tahun 2002 lalu saya juga pernah bertandang ke negara
> ini membawa tim kesenian Aquistic Minang Traditional (AMT) Music Group. Awal
> ceritanya tahun 2002 itu, kami diundang oleh Ajo Zubir Amin Dt. Rajo Jambi
> (di RantauNet dikenal dengan Jo Buyuang) yang dewasa itu sedang menjadi
> ‘walinagari’ alias Konsul Jenderal di Marsaille, Perancis Selatan. Karena
> Marsaille berdekatan dengan Italia, maka kami juga mengadakan kontak
> hubungan dengan Konselor Bidang Sosial Budaya dan Penerangan KBRI Roma, Uda
> Albusra Basnur (kini Konsul Jenderal di Houston, AS). Jadilah kami
> mengadakan pertunjukan di empat tempat; Marasille, Genoa, Roma dan Vatikan.
>
> Kemarin itu, sebelum memutuskan untuk berangkat, saya juga berkonsultasi
> dengan beberapa teman di Jakarta. Namun selain ada yang mendukung, ada juga
> yang melontarkan nada *cimeeh*, *“Manga angku ka Itali bana pai malapeh
> layang-layang. Di tapi sawah ranggaek den se bisa mah*?” katanya. Tetapi,
> ketika program ini saya kabarkan ke Uda Albusra Basnur, beliau langsung
> mendorong saya. “Bung, berangkat saja. Jangan pedulikan cemooh-an orang.
> Cari saja bantuan ke berbagai instansi pemerintah supaya bung bisa
> berangkat.* Baok* layang-layang model Minangkabau tu,” pesan beliau
> melalui kontak langsung ke HP saya sekitar Februari lalu.
>
> Pesan Uda Albusra ini sungguh membakar semangat saya. Apalagi untuk tim
> ini, kami tidak membutuhkan banyak orang seperti membawa tim kesenian yang
> berpuluh-puluh orang. Tiga atau empat orang saja cukup dengan biaya yang
> murah meriah. Cukup tiket PP dan uang belanja seadanya. Selama di Italia,
> akomodasi dan konsumsi (kecuali makan siang) ditanggung oleh panitia
> setempat.
>
> Maka awal Februari kami mulai membuat proposal untuk mencari dana
> keberangkatan yang untuk empat orang hanya berkisar Rp100 juta. Berapa?
> Seratus juta? Wah, ini juga masih kemahalan. Walaupun akan meminta duit
> negara melalui beberapa pejabat, kami masih beranggapan terlalu besar. Masih
> ada rakyat miskin yang hidup melarat yang perlu dibantu oleh pemerintah.
> Akhirnya kami mengajukan proposal untuk Rp60 juta saja untuk tiga orang.
> Toh, kalau pesan tiket masih jauh hari, masih bisa murah. Jakarta langsung
> Roma-Bologna, awal Februari itu masih bisa Rp12 juta/orang, atau naik Air
> Asia Jakarta-Paris via Kuala Lumpur yang Cuma sekitar Rp8 juta dan kemudian
> disambung dengan Kereta Api cepat Eurail atau bus antara negara Eurolines
> selama 10 jam dengan hanya Rp2 juta PP.
>
> Karena ada Uda Emirsyah Satar di Garuda, saya juga sempat mengajukan
> permohonan untuk memberi kami tiket berdiskons khusus ke Amsterdam dan
> selanjutnya kami naik bis ke Bologna. Yang pasti, tidak satu jalan ke Roma.
>
> Proposal kami baru ‘manggituih’ ketika akhir Februari saya mengirim pesan
> pendek alias SMS ke Dirjen Pemasaran, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
> Bapak Sapta Nirwandar, dengan sebait pantun Minang. *“Sairiang Balam jo
> Barabah, Balam Pulang Barabah Mandi, Sairiang Salam dengan Sambah, Mohon
> Disetujui Proposal Kami*”
>
> Saya tahu persis bahwa Pak Sapta ini sangat senang sekali dengan pantun.
> Meski bukan urang awak, namun sebagai pejabat yang saat ini sangat concern
> mempromosikan Ranah Minang lewat Tour de Singkaraknya, Pak Sapta selalu
> berpantun setiap menyampaikan pidatonya di mana-mana di Sumatra Barat. Dan
> sesekali saya juga harus memasok pantun untuk beliau melalui stafnya, uda
> Raseno Arya.
>
> Alhamdulillah, tak lama setelah pantun itu saya kirim, Pak Sapta yang
> sedang di luar negeri pun menjawab. “Ok AL, saya bantu, uruslah visa dulu,”
> jawab beliau. Kami pun bersorak gembira. Tiga tiket PP yang dibantu Pak
> Sapta sungguh memperpanjang langkah kami untuk segera bergerak mempersiapkan
> diri.
>
> Jhon Chaniago dan Huda Alhaddad pun mempersiapkan layang-lyang yang akan
> dibawa. Kendati semula mereka berdua ngotot membawa layangan yang penuh
> kreasi dan sedikit mahal, namun saya juga minta ada layangan berciri
> Minangkabau untuk memperkenalkan daerah kita kepada dunia. Bahwa negara lain
> bawa layanganan yang hebat-hebat boleh-boleh saja, tapi kita jangan lupa
> bahwa kita harus berpikir lokal bertindak global. Dan, dua dari empat
> layangan Minang yang kami bawa sudah kami terbangkan dua hari ini di langit
> Italia, termasuk layangan "Anak Gembala" *
>
>  -----------------------------------------
>
>  Teks Foto: Layangan Anak Gembala yang juga sudah mengudara di Italia
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to