Nakan Armen dan sanak ambo,

Kelangkaan tantu ulah permainan pedagang. Memang harus awak indak
tergantung jo pupuk kimia ko. Kalaulah rencana penggemukan sapi kito
bisa dilaksanakan disetiap nagari, tantu ketergantungan pada pupuk urea
bisa dikurangi. Padah pupuk kimiako kan marusak unsur hara tanah.
Tidak seperti pupuk kandang, malah terus menyuburkan.



2011/4/25 Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id>

>  Assalammualaikum wr wb
>
> Angku, mamak, bundo jo adi dunsanak sapalanta RN nan ambo muliakan,
>
> Ini lagu lama yang terus di putar ulang. Biasanya apabila terjadi
> kelangkaan pupuk di daerah, beberapa kenalan manelpon ambo mananyokan apokah
> punyo kawan nan manjua pupuk di Padang. Tantu sajo ambo jawek indak ado.
> Untunglah di beberapa nagari di Sumbar sudah melakukan pengandangan bersama
> taranak jawi sahinggo di sebagian kecil nagari-nagari pupuk kandang lebih
> banyak digunakan dari pada pupuk an organik yang diproduksi oleh industri
> skala besar ini.
>
> Untuk kab. 50 Koto, kebutuhan pupuk bisa diambil dari limbah peternakan
> ayam potong & ayam petelur. Penggunaan pupuk an organik (terutama untuk
> pupuk buah pada tanaman hotikultura) hanya perlu dilakukan dengan pemupukan
> cair dengan cara penyemprotan menggunakan handsprayer.
>
> Tentunya kelangkaan pupuk ini menjadi bahan berita oleh media cetak &
> elektronik di Sumbar. Sayangnya para wartawan kita ini kelihatannya agak
> setengah hati membela kepentingan masyarakat di nagari-nagari ranah minang.
> Sebab, apabila media cetak & elektonik mau melewakan daftar distributor
> pupuk di setiap Kabupaten/Kota, tantunyo akan membuat efek jera bagi pelaku
> spekulasi komoditi pupuk di Sumatera Barat.
>
> Mudah-mudahan ada perbaikan dimasa yang akan datang, amin ya Rabbal alamin
>
> wasalam
>
> AZ/lk/33th
> Padang
>
>
> http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1343:pupuk-bersubsidi-menghilang-di-solok&catid=10:rubrik-daerah&Itemid=75
>
>   PUPUK BERSUBSIDI MENGHILANG DI 
> SOLOK<http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1343:pupuk-bersubsidi-menghilang-di-solok&catid=10:rubrik-daerah&Itemid=75>
>  [image:
> PDF]<http://harianhaluan.com/index.php?view=article&catid=10%3Arubrik-daerah&id=1343%3Apupuk-bersubsidi-menghilang-di-solok&format=pdf&option=com_content&Itemid=75>
>  [image:
> Cetak]<http://harianhaluan.com/index.php?view=article&catid=10%3Arubrik-daerah&id=1343%3Apupuk-bersubsidi-menghilang-di-solok&tmpl=component&print=1&layout=default&page=&option=com_content&Itemid=75>
>  [image:
> Surel]<http://harianhaluan.com/index.php?option=com_mailto&tmpl=component&link=aHR0cDovL2hhcmlhbmhhbHVhbi5jb20vaW5kZXgucGhwP29wdGlvbj1jb21fY29udGVudCZ2aWV3PWFydGljbGUmaWQ9MTM0MzpwdXB1ay1iZXJzdWJzaWRpLW1lbmdoaWxhbmctZGktc29sb2smY2F0aWQ9MTA6cnVicmlrLWRhZXJhaCZJdGVtaWQ9NzU=>
>   Selasa,
> 08 Februari 2011 01:42
>
> *SOLOK, HALUAN*– pupuk bersubsidi kembali “baulah” di Kabupaten Solok.
> Selain harganya yang melonjak mahal, pupuk itu sulit didapatkan di pengecer.
> Hal ini tentu saja membuat para petani “tapa­kiak” dan resah, apalagi petani
> saat ini memerlukan pupuk untuk tanaman padi.
>
> Informasi yang dikum­pulkan Haluan menyebutkan, pupuk bersubsidi mulai
> meng­hilang di Kabupaten Solok sejak Desember 2010 lalu. “Kalaupun ada
> pengecer yang menjual satu atau dua karung, harganya sangat mencekik,
> berkisar antara Rp125.000 hingga Rp150.000 per karung. Sedang Harga Eceran
> Tertinggi (HET) hanya Rp 95 ribu per karung, kata Zainal, seorang petani di
> Cupak dan Yemrizal, seorang petani di Talang, Kecamatan Gunung Talang, Sabtu
> (5/1).
>
> Menurut Zainal yang me­mer­lukan pupuk melebihi satu ton per musim tanam,
> untuk mendapatkan pupuk, petani harus jeli mencari dan berani membeli dengan
> harga mahal, kalau tidak maka kita harus rela padi tidak di pupuk.
>
> Zainal mengakui, ia men­dapatkan pupuk sekarang ini dengan melakukan kerja
> keras mengumpulkan satu atau dua karung kepada pengecer di kota Padang.
> Meskipun harganya mahal terpaksa juga dibeli karena terdesak dengan umur
> padi yang perlu pemupukan.
>
> Khusus untuk Nagari Cu­pak lanjut Zainal, jumlah pe­ngecer sudah ditambah
> dari 2 orang menjadi 5 orang, tapi setiap pengecer kita datangi, selalu
> pupuk tidak tersedia. “Buat apa jumlah pengecer ditambah, kalau pupuk yang
> akan dijual saja tidak ada” kata Zainal kesal.
>
> Dua anggota DPRD Kabu­paten, Patris Chan,SH dari PPP dan Ahmad Rius dari
> PAN yang ditemui Haluan di Aro­suka mengakui sudah men­dengar keluhan para
> petani terkait masalah pupuk bersub­sidi tersebut.
>
> Kedua politisi muda ini menyatakan kesal dan jengkel dengan tingkah laku
> para pengecer dan distributor pupuk bersubsidi saat ini. Mereka menilai
> bahwa distributor dan pengecer tidak punya hati nurani melihat derita yang
> dialami para petani saat ini.
>
> Meskipun harga beras di pasaran saat ini cukup tinggi, tapi petani kita
> tidak meng­hasilkan padi yang maksimal lantaran kurang pupuk. Ditam­bah lagi
> dengan adanya sera­ngan hama tikus dan hama lainnya disana-sini. Bahkan
> akibat gagal panen, banyak petani kita yang ikut membeli beras mahal untuk
> kebutuhan keluarganya sehari-hari.
>
> Patris Chan dan Ahmad Rius minta agar pemerintah pusat dan PT.Pusri dapat
> mengevaluasi kembali pendis­tribusian pupuk subsidi, karena pupuk merupakan
> kebutuhan pokok masyarakat petani.
>
> Kalau distributornya dise­rah­kan kepada pedagang seperti yang terjadi saat
> ini, kita rasa persoalan pupuk ini akan terus menerus terjadi. Sebab yang
> na­manya pedagang sudah ba­rang tentu ingin mencari keuntungan yang
> sebesar-besarnya dengan menghalalkan segala cara.
>
> Dalam waktu dekat, DPRD Kabupaten Solok akan me­manggil semua pihak yang
> terkait dengan peyaluran pu­puk bersubsidi, baik itu peme­rintah daerah,
> distributor, pengecer maupun PT. Pusri selaku produsen guna menca­rikan
> jalan keluar yang cukup baik dan tidak merugikan petani.
>
> “Selagi pendistribusian dilakukan seorang pedagang, persoalan itu akan
> terus terjadi, karena yang namanya pedagang akan mencari keuntungan yang
> sebesar-besarnya meskipun harus melanggar keten­tuan,”kata Patris Chan dan
> Ahmad Rius.*(h/sh)*
> *
> *
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>



-- 
Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
gelar Bagindo, suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
di Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.
rantau: Deli dan Jakarta, kini Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------
"Kepedulian sanak terhadap anak-anak nagari ditunggu. Mari sisihkan rejeki
kita Rp.250.000 untuk satu paket baju seragam bagi anak-anak yang tak
bersekolah, hanya karena tak sanggup beli baju seragam"

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke