Angku St Parapatiah, Kanda Saaf sarato Sanak Sa Palanta nan Ambo Hormati;

Sabana salut ambo, urang nan sangaik memiliki  pengatahuan dan sangaik
bapangalaman  di bidang kelautan perkapalan internasional  takah Tan
Parapatiah bersedia "turun kelas" / pasang badan untuk  hal yang dianggap
membawa kemajuan kampung halaman. 

Namun sebelum melakukan  sesuatu, ada hal-hal  yang perlu diklarifikasi.

Apakah memang ada landasan hukum, minimal Peraturan Menteri, yang memberikan
kewenangan kepada Menteri Negara dan Kelautan untuk menghibahkan asset-aset
yang berdasarkan keputusan Pengadilan, disita menjadi milik negara tanpa
persetujuan/pengetahuan Menteri Keuangan selaku Bendahara Negara ? 

Dan apakah sudah ada contoh soalnya (best practice/lesson learned)?

1.      Kalau memang ada/bisa, tentunya penghibahan hanya bisa diberikan
kepada Pemda (Pemkab Pasaman Barat), bukan kepada Gebu Minang. Ini berarti
sebelum melakukan tindakan apapun, rencana ini perlu dikonsultasikan dengan
Pak Bupati. Kalau beliau tidak berminat, cerita untuk  Mandiangin, Katiagan
berhenti di sini. Artinya Gebu Minang harus menawarkan kepada Pemkab Padang
Pariaman atau Pessel. Sebaliknya kalau Pak Bupati setuju, justru  Gebu
Minang yang harus berhenti di sini. So  what?

2.      Hampir dipastikan  Pemkab Pasaman Barat akan mengoperasikan sendiri
kapal-kapal tersebut, baik langsung oleh Dispenda, UPT atau BUMD yang ada
atau dibentuk baru. karena ini dapat menambah pundi-pundi PAD kabupaten.
Bisa juga dengan bekerja sama dengan operator swasta di bawah skim KPS yang
memang ada PP atau Keppresnya. Hampir mustahil Pemkab akan menyerahkannya
kepada "BUM Nagari" di Mandiangin, Katiagan, yang baru akan dibentuk yang
belum jelas status hukumnya, kalau swasta siapa pemiliknya, dari mana dapat
dana yang cukup besar  untuk modal kerja awal (initial working capital),
termasuk biaya 'merekondisikan' dan membawa kapal ke Pasaman,  serta
menyediakan tenaga yang berpengalaman untuk mengelola bisnis bisnis
perikanan tangkap laut ini.

Pertanyaan  berikutnya, seberapa besarkah kemungkinan Pemkab/operator yang
ditunjuk  berhasil memasarkan ikan hasil tangkapan dengan harga pantas
sehingga pendapatan dapat menutupi biaya pengoperasian kapal-kapal ini yang
tentunya tidak kecil?

Untuk ini saya mohon perkenan melewakan ulang tanggapan  sanak Eri Bagindo
di Palanta ini ketika Angku Mochtar Naim pertama kali melewakan wacana
Proyek Kapal dari Menteri Negara dan Kelautan ini beberapa waktu yang lalu. 

Assalamu'alaikum WW pak Prof MN

Ambo alun sempat buka isi tulisan dari Prof, namun ambo sharing pengalaman
ambo sebagai urang bank nan pernah mambiayai dan mensupervisi kegiatan
bisnis perikanan tangkap laut.

1.      Usaho sangat rentan KEGAGALAN, indak pernah bisa mengontrol jumlah
tangkapan  dalam setiap kali pai melaut.

2.       Biaya melaut ko sangat gadang sesuai kapasitas KAPAL al; BBM, alat
tangkap, ES/Garam, Biaya hidup anak kapal, biaya perawatan kapal.

3.      Kualitas tangkapan sangat tergantung pada fasilitas yang dimiliki
kapal, salah urus ..ikan busuk

4.      Harga tangkapan di tentukan MAFIA di pelelangan Ikan.

5.      Kapal umumnya milik Tekong, yang sekaligus mensupplai perlengkapan
MELAUT dalam harga yang ADUHAI Yang selama ini sukses di SIBOLGA, Bagan
Siapiapi, Bengkulu, KEPRI adolah TEKONG/pemilik kapal yang punya armada
kapal penangkap ikan sekaligus merangkap penyuplai kebutuhan MELAUT
tadi,.... BUKAN nelayan..nya

Sangat sedikit nelayan yang punya kapal satu yang bisa maju ....

Kalau Pelelangan IKAN, susah melepaskan diri dari MAFIA dan tekanan
PEMODAL....

Sakian dulu pak... kalau masalah tehnis dan rekayasa proposal silakan di
bahas hali no..

-----

Soal besarnya peranan pemodal pada bisnis perikanan tangkap laut juga saya
ketahui ketika Bupati Sinjai minta bantuan PERFORM, program tempat saya
bekerja dulu memfasilitasi penyusunan Rencana Bisnis Pengelolaan TPI Lappa
oleh UPT  Pemkab Sinjai tahun 2002 yang lalu.  

Tapi tentu mungkin saja Pemkab Pasaman Barat dapat mengatasi masalah MAFIA
dan lain-lain sebaginya itu sehingga usaha ini dapat menghasilkan laba.
Pertanyaan berikutnya:

Nelayan  badarai di  Mandiangin, Katiagan yang hidupnya pas-pasan itu dapat
apa dari "Proyek Kapal dari Menteri Negara dan Kelautan" ini?

Kalau meningkat menjadi anak kapal, jumlah yang terserap  tentu hampir tidak
ada artinya dengan jumlah nelayan badarai secara keseluruhan.

Wallahualam bissawab,

Wassalam, HDB St Bandaro Kayo (L, 68-), asal Padangpanjang, tinggal di Depok


 

. 


 
<http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/message/142041;_ylc=X3oDMTJzaWJlb2x
sBF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzExMjAxMjcEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MzI5NzI5BG1zZ0lkAzE0MjA
0MQRzZWMDZG1zZwRzbGsDdm1zZwRzdGltZQMxMzAzNzgxNzAw> Re: [R@ntau-Net] Baru 62
: Mandiangin, Katiagan 


Posted by: "St Parapatiah"
<mailto:parapat...@gmail.com?Subject=%20Re%3A%20%5BR%40ntau-Net%5D%20Baru%20
62%20%3A%20Mandiangin%2C%20Katiagan> parapat...@gmail.com 


Mon Apr 25, 2011 7:04 am (PDT) 




Sanak Armen, Pak Saaf dan sanak Sapalanta

Iyo makin tertarik ambo sato bakacimpuang di lauik Mandiangin Katiagan ko
mah. Apo lai YPRN alah adolo, dan alah banyak koneksi ka kampuang. Dicatatan
ambo ado Katiaganko sajak 3 tahun lalu ko mah, anggota mbo pernah lo maurus
Sitac disitu.

Untuak jalan masuak ka Pemda Pasbar, barusan ambo babicaro telp jo sepupu
ambo nan mantan (pensiunan) Kadiv Dispenda Pasbar, nan kini manatap di
Simpang Ampek. Rumah ybs bisa awak jadian pos singgah lo di Simpang Ampek
tu.

Si Armen mbo raso kenal ja Tan Isyaf (Syafruddin AR) nan dulu tingga di Jl
Ikhlas, Belakang Kelurahan Andaleh, ybs akan segera mahubuangi Dinas
Kelautan Pasbar.

Kalau sato mandampiangi ka Pasbar, ambo bisalo lah manyadiokan waktu agak
saminggu sato babalik ka Mandiangin Katiaganko, bisa awak caliak dan cari
data kelayakan alamno, mudahan dapek pulo kelayakan operasi sarato mudahan
didapeklo kelayakan bisnisno.

Kini awak susun dari jauah dulu, dan dikarajokan sacaro jarak jauah a nan
bisa dikakaok dulu, nanti kalau alah agak jaleh linteh nan kadituruik, kian
awak babarapo urang, ambo sato sakaki.

Salam

Patiah 58 Jkt

From: Armen Zulkarnain [mailto: <mailto:emeneschoobie%40yahoo.co.id>
emeneschoo...@yahoo.co.id] 
Sent: Monday, April 25, 2011 12:37 PM
To:  <mailto:rantaunet%40googlegroups.com> rantaunet@googlegroups.com
Cc: Darul Makmur St Parapatiah Canduang Koto Laweh; Saafroedin Bahar
Kampuang Dalam
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Baru 62 : Mandiangin, Katiagan

pak Saaf, pak Darul nan bako ambo sarato angku, mamak, bundo jo adidunsanak
sapalan RN nan ambo muliakan,

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to