Pak Adrinof Chaniago nan ambo hormati,
Ambo kiro pemerintahan nagari jo Kerapatan Adat Nagari adolah sistem yang menjalankan administrasi pemeritahan & limbago adat nagari yang mewakili seluruh anak kemanakan yang ada di kaum jo suku, baik dikampung maupun di perantauan. Secara tegas ambo sabuikan, fungsi dari pemerintahan nagari jo KAN di 9 nagari mantun indak bajalan sebagaimana mestinya. Terkadang yang menyedihkan, investornya adalah nan bukan urang awak pulo. Saya kira, amatlah perlu melakukan penguatan kembali pada falsafah minangkabau yang diwakili oleh ninik mamak serta cadiak pandai jo alim ulama mantun. Saya kira pendapat pak Adrinof secara eksplisit menyatakan bahwa kearifan lokal itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Apakah ini salah satu tanda masyarakat kita tidak beradat? Antalah... Oleh karena itu mengapa saya sangat suka mengunjungi nagari-nagari yang terpelosok ataupun yang terisolir, sebab untuk mampasamoan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat nagari terasa lebih mudah. Alhamdulilla sudah ada beberapa orang tua di palanta RN ini yang ambo bao ka Talang Babungo, Sumpur Kudus & Silokek. Mengapa Minangkabau Youth Camp ini saya usulkan di nagari-nagari yang cukup tersuruk dari pengaruh masyarakat luar? Sebab disanalah kita bisa mendapati kondisi kebersamaan orang minang yang sebenarnya. Saya kira kita tidak perlu bernostalgia, sebab masih ada nagari-nagari di Sumbar yang masih terjalin kebersamaan antara niniak mamak dengan anak kemanakannya & saya kira nagari-nagari yang lain bisa kembali menguatkan kearifan lokalnya. wasalam AZ/lk/33th Dari kantor wali nagari Sumpu Kudus diiringi suara gemercik tali air yang masih mengalir dengan derasnya Sabanta lai ambo jagokan pak Afrijon jo pak captain Darul stop press... Angku, mamak, bundo jo adi dunsanak sapalanta ingin bakuliliang nagari? segera hubungi YPRN - Unit Usaha Wisata Nagari ________________________________ Dari: "andri...@gmail.com" <andri...@gmail.com> Kepada: Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> Terkirim: Sel, 3 Mei, 2011 04:34:16 Judul: Re: Mengapa Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau Berbahaya? Wlkmslm, Adinda Armen; Dari kasus Danau Maninjau, maslahnyo bukan soal tidak ado kajian. Masalahnyo, yg terjadi hasil kajian, himbauan bahkan Peraturan Bupati ataupun segala hak (yg seharusnya disadari nagari, kaum dan masy) dg enteng bisa diabaikan krn godaan bisa mendapatkan labo gadang dg mudah, walau dg mengabaikab hak-hak orang lain dan hak unsur alam lain utk bertahan hidup. Kito jaan asyik beromantis-romantis dg carito2, isi pepatah-petitih, tambo, budaya, dsb, terbukti diabaikan. Bahkan peringatan alam berupo kematian massal ikan berulang+ulang, juga diabaikan. Begitu jg dg kajian dan rekomendasi bahwa maks keramba di D Maninjau hanya 3000, dlm kenyataannya jd 17.000. Lebih baik kita menyadari kenyataan soal sikap hidup sebagian masy kita yg sudah berbeda utk kondisi sekarang, kalau kita mau beranggapan karakter mementingkan diri sendiri itu di jaman dulu tidak ada. Di Maninjau semua cerita mulia ttg adat, budaya, perilaku masy kita indak berlaku sejak satu per satu mrk melihat usaha jaring apung bisa memberi untung dg mudah (sekali lagi dg melupakan berbagi kewajiban). Itulah yg membuat jumlah keramba tumbuh tak terkendali. Hasilnya, Danau Maninjau sbg salah satu Danau terindah di dunia, bukan hanya kehilangan keindahan, tetapi juga rusak secara ekosistem (bening airnya hilang, baunya bsusuk, spesies asli satu persatu lenyap) dan tentu saja membuat pariwisata mati. Ditambah lagi, kondisi jalan yg menjadi lebih buruk dibanding 20 tahun lalu. Intinya, dari sisi kepentingan bersama, termasuk kepentingan generasi masa depan, perkembagan pesat usaha jaring apung di Danau Maninjau yg ternyata tidak mudah dikendalikan oleh nilai-nilai budaya maupun aturan pemerintahan, telah meninggalkan kerugian besar. Terima kasih. Wass., Andrinof A Chaniago (48) Dosen dan peneliti di Universitas Indonesia Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! ________________________________ From: Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> Date: Tue, 3 May 2011 01:24:57 +0800 (SGT) To: <rantaunet@googlegroups.com> Cc: Andrinof Chaniago<andri...@gmail.com> Subject: Mengapa Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau Berbahaya? Assalamualaikum wr wb pak Andrinof Chaniago, sarato angku, mamak, bundo jo adi dunsanak Sapalanta RN nan ambo muliakan, Ambo kiro ado permasalahan mendasar dalam budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di danau Maninjau nan ko. Pertama-tama, indak ado salaruik salamo nan ko suatu danau menjadi milik suatu kelompok, kaum atau suatu nagari saja. Manuruik ambo wilayah perairan danau maninjau nan ko adolah ulayat bsamo nagari-nagari di salingka danau maninjau. Ado 9 nagari yaitu : 1. Maninjau 2. Tanjung Sani 3. Koto Kaciak 4. Koto Gadang VI Koto 5. Koto Malintang 6. Duo Koto 7. Paninjauan 8. Sungai Batang 9. Bayua Ado bara kolah kini kaum nan ado di 9 nagari mantun? Nan ambo ketahui di Tanjuang Sani ado 52 kaum, baa ko lah di salapan nagari nan lain. Budidaya ikan tawar maupun ikan laut selalu mengacu pada padat tebar. Umumnya antara 30-60 ekor per 1 meter persegi. Hal nan tajadi adolah overload kapasitas yang sangat disesalkan oleh pak Adrinof Chaniago. Overload ini merugikan pariwisata Danau Maminjau sebab merusak keindahan danau itu sendiri. Ambo kiro, danau Maninjau bisa tetap dilakukan budidaya KJA, namun harus sesuai kapasitas daya tampung, sehingga tetap bisa menghasilkan dengan cara budidaya KJA maupun dengan pariwisata. Bahkan dengan adanya KJA yang terkendali, pariwisata di danau Maninjau akan memberikan nilai tambah dengan agrowisatanya yaitu KJA. Turis yang mengunjungi danau Maninjau bisa pula melakukan kegiatan wisata memanen Keramba Jaring Apung & menikmati kuliner ikan dari budidaya KJA tersebut. Lalu apa kaitannya dengan jumlah kaum di 9 nagari yang ada? Saya kira, danau Maninjau yang berukuran 16,5 km x 7 km dengan kedalaman 500 meter. Perlu ada kajian mendetail tentang danau vulkanik ini, sebab dahulunya adalah gunung terbesar yang ada di Ranah Minang yang saat ini merupakan caldera yang sangat luas. Dari kajian yang komplek, bisa ditentukan berapa % luas perairan danau Maninjau yang bisa dilakukan budidaya KJA. Dengan begitu bisa ditentukan jumlah maksimal yang seharusnya bisa dibuat sejumlah unit KJA mantun. Anggap saja, dari wilayah perairan danau maninjau ini hanya 8 % yang bisa dilakukan budidaya atau sekitar 700 keramba. Kita anggap pula julah kaum di 9 nagari adalah 450 kaum, dengan begitu dalam setiap periode secara bergantian kaum-kaum ini mengelola KJA secara bergiliran. Hal ini serupa dengan pergiliran 1 bidang lahan persawahan yang dimiliki oleh 3 keluarga. Tentunya ke 3 keluarga itu secara bergantian membudidayakan sawah setiap musim tanam, sehingga masing-masing keluarga bisa menggarap sekali dalam satahun pada bidang lahan yang ada. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah : 1. Apakah selama ini ada komunikasi masing-masing Kerapatan Adat Nagari untuk bersama-sama mengusahakan keramba Jaring Apung Bersama? Sebab saat ini hanya bermain sendiri-sendiri sesuai dengan kekuatan modal masing-masing. Bahan permainan secara sendiri-sendiri ini ditambah pula investor dari luar, sehingga terjadi ledakan unit usaha KJA yang ada, sehingga terjadi overload. Pak Adrinof, di mudiak kami tidak bisa memaksakan kandang ayam yang memiliki kapasitas 250 ekor ayam dengan memasukan bibit sebanyak 1000 ekor, sebab jangankan akan untung, malah nan 1000 cako akan cilako kasadonyo. 2. Apakah ada kajian menyeluruh berapa kapasitas maksimal dari danau Maninjau dalam usaha KJA. Nan ambo danga, di Sumbar ko ado universitas Andalas nan menjadi universitas tertua di pulau Sumatera. Apakah ada kajian menyeluruh untuk itu? Sehingga bisa diperoleh batasan makasimal unit KJA yang beroperasi. 3. Apakah ada upaya dari dinas perikanan ataupun pertanian untuk mampasamoan hal iko dengan pemerintahan nagari, pemilik ulayat yang diwakili oleh seluruh KAN yanga da di Salingka Danau? 4. Mengapa hanya di Maninjau saja yang overload? Sedangkan di Singkarak, Diateh jo di Bawah sarato di Waduk Koto Panjang tidak terjadi overload? Padahal di ketiga danau ini juga dilakukan budidaya KJA. 5. Ambo kiro, hal iko kembali dalam aplikasi babaliak banagari, sebab masih berjalan sendiri-sendiri, padahal seluruh kegiatan paralu bana di pasamoan, baiak Pemda Agam, Cadiak Pandai dari universitas, Urang Ampek Jinih di 9 nagari perlu duduk semeja untuk melakukan konsolidasi bersama mengelola potensi ini pada batas yang wajar. Lagi pula di Sumbar ada 7 Danau, yaitu : 1. Maninjau (Agam), 2. Singkarak (Tanah Datar & Solok), 3. Diateh, 4. Dibawah, 5. Talang (Solok), 6. Laut Tingga (Pasaman Barat) & 7. Waduk PLTA Koto Panjang. Nan ambo sarankan adolah danau Diateh jo Waduk Koto Panjang, sabab ado alasan teknisnyo pulo. Sasuai budaya di minangkabau, tantu usul indak dicucua papakan saluruhnyo, manunggu tanggapan dari angku, mamak, bundo sarato adi dunsanak nan lain. Ambo kiro nan disampaikan pak Taufiq Rasjid satantang Waduk Koto Panjang alah cukuik jaleh. wasalam AZ/lk/33th Padang ________________________________ Dari: "andri...@gmail.com" <andri...@gmail.com> Kepada: rantaunet@googlegroups.com Terkirim: Sab, 30 April, 2011 16:54:52 Judul: Re: [R@ntau-Net] Unit Usaha YPRN - Keramba Air Tawar & Keramba Ikan Kerapu/Lobster Asslmlkm, Adinda Armen; Ambi setuju dg sebagian besar ide usaha yg adinda kemukakan. Tapi, utk ide keramba ikan air tawar tolong dijauhkan ide itu. Maaf, ambo tegas sajo soal menolak ide nan ciek ko. Sebab, rasonyo alun ilang latiah dan prihatin maliek kondisi Danau Maninjau yg hancur scr ekosistem, estetikan ditambah kerusakan infrastruktur akibat bisnis terkait usaha keramba apung. Termasuk jalanpun rusak akibat angkutan pelet, gas, dan hasil panen ikan di sekeliling Maninjau. Pariwisata Maninjau pun mati dan minat bertani hilang krn godaan keuntungan besar dan mudah dr usaha keramba yg di sisi lain melupakan kewajiban pd pihak lain dan masy luas serta generasi akan datang.. Karena prihatin yg mendalam atas dampak usaha keramba inilah, saya telah meluangkan waktu secara khusus beberapa waktu utk bertemu Pak Bupati Agam, Pak Indra Catri, Gubernur Irwan Prayitno, dan memberi advokasi ke masyarakat Maninjau dlm sebuah kesempatan di Aula Kecamatan Tj Raya bbrp bulan lalu. Saya juga telah memberikan paparan kpd rombongan DPRD Agam yg kebetulan singgah di Jakarta usai kunker soal maslah tsb. Krn prihatin mendalam itu juga saya akhirnya membuatkan proposal Festival 4 Danau yg sudah berdasarkan kajian atas data-data, sbg solusi ekonomi yg ramah lingkungan sekaligus pro rakyat. Pernyataan-pernyataan dan juga tulisan kolom jg terpaksa saya buat di media Sumbar terkait keprihatinan atas hilangnya aneka fungsi Danau Maninjau dan tumbuhnya ekonomi serakah pd sebagian masyarakat dan penetrasi pemodal luar. Sekali lagi. Saya dukung sebagian besar ide yg dikemukakan adinda Armen, tp saya menolak keras menumbuhkan ekonomi budidaya keramba ikan di danau manapun di Sumbar. Kalau ada yg keberatan atas penolakan ide usaha budidaya keramba ini, silahkan siapkan forum utk bertukar pikiran scr akademik. Mohon maaf kalau kurang berkenan. Wass., Andrinof A Chaniago (48) Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! ________________________________ From: Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 1 May 2011 01:58:39 +0800 (SGT) To: <rantaunet@googlegroups.com> ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] Unit Usaha YPRN - Keramba Air Tawar & Keramba Ikan Kerapu/Lobster Assalamualaikum wr wb Angku, mamak, bundo jo adi dunsanak sapalanta RN nan ambo muliakan, Selain usul sebagai operator Minangkabau Youth Camp, Wisata Nagari & Penggemukan Sapi di nagari ALahan Panjang, mungkin unit usaha YPRN bisa pulo melakukan investasi di nagari Tajuang Pauah kec. Pangkalan Koto Baru kab. 50 yang berbatasan dengan provinsi Riau. Kebetulan ambo lai kenal jo Wali Nagari Tanjuang Pauqh, mungkin bisa diteruskan untuak progres kedepan untuak menambah kacio YPRN nan pabilo usaho keramba nan ko berjalan sasuai nan direncanakan bisa menghasilkan setiap 4 bulan sakali (3 kali dalam satahun). Unit usaha Keramba Air Tawar nan ko selain berpotensi di Nagari Tanjuang Pauah kab. 50 Koto, juo memiliki potensi di Danau Diateh nagari Alahan Panjang kec. Lembah Gumanti & Nagari Simpang Tanjuang Nan IV kec. Danau Kembar kab. Solok. Selain unit usaha keramba air tawar, lokasi perairan di Nagari Mandeh & Nagari Sungai Nyalo kec. Tarusan juga memiliki potensi keramba Kerapu/Lobster. Sebab kawasan perairan di kawasan Mandeh nan ko sabana laweh & perairannyo sangat tanang walau tajadi badai sakalipus sabab sangat terlindung oleh gugusan pulau nan ado dikawasan itu. Ambo kiro, hal iko bisa dilakukan penjajakan ka pemerintahan nagari sahinggo YPRN bisa memperoleh beberapa pemasukan rutin dari unit usaha nan ado sahinggo kegiatan sosial bisa taruih dijalankan dimaso-maso nan akan datang. Untuak YPRN insya Allah ambo akan bantu pabilo ado progres kamuko. Tantunyo iko bisa sebagai penambah pemasukan kas bagi YPRN, nan masyarakat nagari bisa pulo mendapatkan pemasukan tambahan sarato pemasukan ka kas pemerintahan nagari. Mungkin itu sajo informasi nan bisa ambo barikan, mohon maaf pabilo kurang berkenan. wasalam AZ/lk/33th Padang -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/