Alaa, 
Antilah kok dibandiang-bandiankan danau-danau Rantau Angku 
Bachtiar Muin jo Ajo Duta jo danau-danau di Kampuang Awak. 
Nan dakek-dakek sajolah, ka nagari jiran sajo baa nyo. 
Ibo mek hati. Kok Malu Urang di Awak.

Awak panah manikmati indahnyo Danau Dibaruah. 
Awak Sanang mancaliak aianyo agak tajarak dari jauah. 
Awak dakek-i aianyo ingin rasonyo tangan dibasuah
Tapi aa nan mambuek awak rusuah?
Hampia tapijak di awak Barang nan Kumuah!

Untuang indak tasialia takangkang tacangkuang
Itu lah barang hantaran nan banamo Amneh Hi Labuang!

Salam,
--Nyit Sungut

--- In rantau...@yahoogroups.com, "Bakhtiar Muin PhD" <bmsaidi@...> wrote:
>
> Assalamualaikum:  
> Ajo Duta:
>  
> Bandingkan bagaimana kita memperlakukan danau kita di Sumatera Barat.Bebas
> sebebasnya.
> Tak peduli ekosistim akan rusak, tak peduli rinuak dan bada danau akanhabis.
> Tak peduli danau tercemar, tak peduli orang tak nyaman lagi untuk mandi, tak
> peduliwisata datang lagi atau tidak.
>  
> Apakah itu bentuk kita mensyukuri alam indah yang dititipkan Allah pada
> kita?. Dalam kasus mensyukuri keindahan alam, mana yang lebih Islami kita
> atau mereka?.
>  
> BakhtiarM:
>  
> Bagi kita yg sudah lama diluar negeri dan sering bepergian, memang ini
> menjadi perhatian kita. Tapi kalau dibicarakan dengan masyarakat Sumbar,
> masalah ini, kelompok menengah keatas saja, hal ini tidak menarik bagi
> mereka, apalagi rakyat biasa.
>  
> Menurut pendapat ambo, kalaulah alam Sumbar dikelola dengan baik, luar biasa
> potensi parawisatanya, terutama wisata alam.
>  
> Kenyataannya sekarang, sepanjang pinggir danau Singkarak penuh rumah kecil2,
> sedangkan di Amerika Serikat, sekian ratus meter dari danau adalah milik
> negara yg dilestarikan. 
>  
> Kita pergi ke danau singkarak, kuning2 mengapung di pinggir danau. Begitu
> juga di Maninjau. Dekat hotelnya, ada masjid yg pembuangannya ke danau,
> ngapung juga kuning2, hasil dari pembuangan kotoran manusia .
> 
> Pergi ke air manis, masyaallah, sampah ada di-mana2. Jadi belum ada tempat
> wisata yg nyaman.
> 
> Padahal, kalau kita dari Jakarta naik Lyon air, pulang pergi 750 ribu,
> relatif terjangkau utk berwisata week end ke Sumbar, atau waktu libur anak
> sekolah, tapi kenyataannya keadaannya seperti itu.
> 
> Saya tersentak waktu berkunjung ke Pelindo Taluk Bayur. Ber-binjang2 dgn
> petugas pelindo. Menurut petugas pelindo, ekonomi Sumbar itu minus,
> kontainer masuk dari luar sumbar ke Sumbar penuh, keluarnya hanya 30% yg
> isi. Ekonomi Sumbar itu minus. Sumbar hanya hasilkan batubara, semen, kelapa
> sawit, sedangkan kebutuhan lain banyak didatangkan dari luar.
> 
> Kemudian saya berkunjung ke pemda Sumbar, bincang2. Dari APBD yg sekitar dua
> trilliun, hanya 30% dari PAD, 70% dari pusat. Begitulah nasib Sumbar
> tergantung pusat, tangan dibawah.
>  
> Tapi ambo belum putus ada utk ikut membangun Sumbar, ada beberapa proyek
> besar berpontensi di Sumbar. Ambo akan hubungi ajo duta secara pribadi.
> 
> Wassalam 
> Bakhtiar Muin


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke