On May 30, 12:06 am, Lies Suryadi <niadil...@yahoo.co.id> wrote:
> Mungkin urang Solok paadu ayam dulu ndak?
>  
> Suryadi
>

Sur, he he, kato urang betawi: jangan cepet su'udzon donk ...

Sebab, kalau diliek di artikel nan ambo copas di bawah ko (dan banyak
tulisan di website lain iko bukan ayam aduan.

Silahkan dibaco ... he he

http://www.kicaumania.org/forums/archive/index.php/t-30061.html

Ayam Kokok Balenggek:
Sumber Plasma Nutfah yang Hampir Punah
Ku–ku–kuuuuuuuuuu–ku–ku–ku–ku–ku–ku–ku, begitulah bunyi merdu sang
jago dari Kabupaten Solok Sumatera Barat tatkala didekati. Orang
Padang menamakannya ayam kokok balenggek. Ayam khas ini berasal dari
Kecamatan Payung Sekaki Solok sehingga dikenal juga sebagai ayam
Yungkilok.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber plasma nutfah baik
hewan maupun tumbuhan. Ayam merupakan salah satu sumber plasma nutfah
hewan yang banyak terdapat di Indonesia. Ada 31 galur ayam yang telah
diketahui dan tersebar di seluruh Indonesia. Potensi genetik ayam
tersebut banyak dimanfaatkan sebagai sumber daging, telur, keindahan
suaranya
maupun sekedar sebagai hewan kesayangan. Salah satu ayam yang terkenal
karena keindahan suaranya adalah ayam kokok balenggek.

Ayam ini berkokok dengan karakter tersendiri, yaitu irama kokoknya
bertingkat
3-12 lenggek bahkan ada yang mencapai 19 lenggek. Balenggek dalam
bahasa Minang atau baindiak menurut logat setempat berarti irama yang
bertingkat. Pada ayam jantan biasa, kokoknya hanya terdiri atas 4 suku
kata pertama tanpa lenggek.

Keindahan suara kokok ayam balenggek ini mulai digemari banyak
kalangan sejak tahun 1990-an,setelah Dinas Peternakan Kabupaten Solok
sering mengadakan perlombaan kemerduan suara ayam kokok balenggek.
Bahkan
menjadi lebih populer setelah kedatangan Putra Mahkota Jepang Pangeran
Akishinonomiya Fumihito ke Sumatera Barat pada 10 Agustus 1994 untuk
menyaksikan kemerduan dan kespesifikan irama kokok ayam kokok
balenggek. Saat ini ayam kokok balenggek menjadi maskot dalam bentuk
patung ”Selamat
Datang” di sekitar kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Solok, Sumatera
Barat.

Suara kokok ayam jantan biasanya terdiri atas empat suku kata dengan
suku kata ke-4 lebih panjang, dan bila digambarkan sebagai berikut:
Dieja : ku–ku–ku–kuuuuuuuuu
Suku kata: (1) (2) (3) (4)
Namun ayam kokok balenggek memiliki kokok 6-15 suku kata, dan bila
dieja dapat digambarkan sebagai berikut:
• Suku kata 5 : ku–ku– kuuuuuuu–ku–ku
• Suku kata 6 : ku–ku– kuuuuuuu–ku–ku–ku
• Suku kata 7 : ku–ku– kuuuuuuu–ku–ku–ku–ku
Yang dimaksud dengan jumlah lenggek adalah jumlah suku kata dikurangi
3, sehingga suara kokoknya terbagi dalam 2 bagian.
Balenggek 3 adalah ayam yang memiliki suara kokok 6 suku kata
dikurangi 3, atau dapat digambarkan sebagai berikut:
• Bagian depan, terdiri atas suku kata 1-3
• Bagian belakang (bagian lenggeknya) dihitung mulai suku kata ke-4
dan seterusnya. ku–ku–kuuuu (1) (2) (3) Bagian depan ku–ku–ku–ku–ku
dan seterusnya (4) (5) (6) (7) (8) Bagian lenggek
Ayam yang berkokok dengan jumlah suku kata makin banyak, akan makin
banyak pula lenggeknya. Namun, ayam ini sulit dijumpai sehingga
harganya mahal. Ayam dengan suara kokok balenggek 1 tidak disebut ayam
balenggek karena ayam jenis lain pun mempunyai suara kokok dengan 4
suku kata atau balenggek 1. Dilihat tampilannya, ayam kokok balenggek
mirip ayam kampung
jantan dengan warna bulu dominan merah. Jenis ayam ini berkerabat
dekat dengan ayam hutan merah Sumatera (Gallus gallus), sedangkan ayam
hutan Jawa dominan berbulu hijau (Gallus bankiva). Pada umur 6 bulan,
ayam kokok balenggek jantan memiliki bobot badan 1,6-2,2 kg dengan
bentuk badan seimbang. Mata bercahaya dan waspada, lincah dan kuat.
Menurut para penggemarnya, makin besar badan makin bagus irama
lenggeknya. Memilih ayam kokok balenggek yang berkualitas bagus perlu
memperhatikan sisik kaki, jumlah bulu sayap, kondisi saluran
pernafasan, panjang jari kaki, warna bulu,
bentuk jengger dan pial, serta bentuk badan.

Saat ini populasi ayam kokok balenggek makin berkurang karena banyak
yang dijual ke luar daerah, bahkan ayam dengan kokok yang panjang
(banyak lenggek) sudah jarang dijumpai di daerah asalnya yaitu di
Nagari Simanao, Kecamatan Tigo Lurah, Solok. Menurut salah seorang
penduduk desa tersebut, populasi ayam kokok balenggek menurun drastis
karena serangan
penyakit ND serta tidak adanya lagi kontes ayam kokok balenggek.
Selain
itu, ayam kokok balenggek banyak digunakan dalam pengobatan
alternatif, bahkan yang masih kecil sekalipun.
Penduduk Nagari Simanao percaya bahwa penyakit seseorang dapat dilihat
dari tubuh ayam yang dibawa ke tempat pengobatan.









> --- Pada Sen, 30/5/11, andi ko <andi.ko...@gmail.com> menulis:
>
> Dari: andi ko <andi.ko...@gmail.com>
> Judul: [R@ntau-Net] Re: Patuang Ayam Jantan kantua bupati
> Kepada: rantaunet@googlegroups.com
> Tanggal: Senin, 30 Mei, 2011, 6:05 AM
>
> Mak ngah, bantuaknyo yo ayam balenggek tu mah. Tapi supayo manjago jan
> batalua sumbarangan mako aym tu sikua se disinan tu. Ekspresinyo
> bantuak ayam balenggek bakukuak salasai manggadiang nan batino.
>
> Mungkin menunjukkan kejantanan.
>
> Salam
>
> Andiko

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke