Kok ditambahlo  caro ko jo caro ambo ambiak di fb ko, lai ka batambah 
bakulintin n lai kasuai koh Dunsanak nan ado dipalanta RN nan indak ambo sobuk 
namo jo gola ko!........ambo ul.DUNIA DAN TRANSAKSI DINAR
oleh Yusuf Mansur Network pada pada 14hb Jun 2011 pukul 5.20 ptg

Sabtu malam, 11 Juni 2011, Forum Umat Islam Bogor menggelar acara Mabit dengan 
tema “The Future of Islam” di Masjid Raya Bogor. Tampil sebagai salah satu 
pembicara adalah Syekh Imran Hossein



Kemisikinan yang melanda Umat Islam tidak lain adalah buah Sistem Moneter yang 
dilancarkan IMF ke negeri-negeri muslim. Menurutnya Umat Islam harus sudah 
meninggalkan uang kertas dan beralih ke Dinar Dirham sebagai mata uang Islam.



“Uang dalam Quran adalah Dinar dan Dirham. Uang dalam Sunnah adalah Dinar dan 
Dirham. Ketika Dinar-Dirham terbatas jumlahnya, maka Dinar dan Dirham digunakan 
sebagai uang (nilai tukar) di Madinah. Barat menciptakan Internasional Monetary 
Fund (IMF). Dan IMF membuat peraturan sangat melarang pemakaan Emas (Dinar) dan 
Perak (Dirham) sebagai uang.” jelas Syekh Imran panjang lebar



“Anda mengambil kertas, memberinya gambar, memberinya angka, memberikan suatu 
nilai fiktif, yang tidak benar, yang tidak riil, maka Anda telah membuat 
kekayaan dari nihil.” Tambahnya.



Sekalipun tinggal di luar Indonesia, Syekh Imran sudah mencermati mengapa 
Indonesia menjadi jadi miskin. “Karena uang kertas hari ini, adalah salah satu 
sebab Indonesia sangat miskin menderita.



Menurut Syekh imran, umat Islam sudah sepantasnya malu, karena kebodohannya 
yang terjebak pada penggunaan uang kertas dan mengabaikan perintah Allah dan 
Rasulullah SAW. Agama ini sudah sempurna menciptakan mata uang bagi kejayaan 
umat.



Syekh Imran Hosein meminta Umat Islam untuk bangkit. Bangkit menyadari 
kekeliruannya selama ini karena diombang-ambing oleh sistem non Islam sebagai 
landasan kehidupan.

“Kita adalah pecundang yang menyedihkan,” ujarnya kecewa.





Umat Islam hanya akan bangkit lewat petunjuk dan tuntunan yang ada dalam 
agamanya sendiri, yakni Al Qur’an dan Sunnah.  Langkah pertama yang mesti 
dijalankan pada sektor ekonomi adalah didirikannya pasar mikro Islam di 
pedesaan.



“Anda harus membuat mikro market (pasar mikro) di pedesaan. Di dalam pasar 
mikro tersebut Anda harus melarang pemakaian uang kertas. Hanya boleh 
menggunakan uang sunnah, Dinar-Dirham.” sarannya.



Alasan pengarang buku 'The Importance of the Prohibition of Riba in 
Islam' itu adalah faktor keberkahan sebagai dampak dari sebuah transaksi 
Islam.



“Ketika Anda berjuang menggunakan uang sunnah, bukan hanya mendapatkan manfaat, 
tetapi antum akan diberkahi dan diberikan ampunan.” katanya



Selanjutnya, jika selama ini masih minimnya peredaran mata uang Dinar-Dirham, 
Syekh Imran menyarankan agar umat memanfaatkan beras sebagai alat jual beli, 
“Kalau ada kekurangan Dinar dan Dirham, Anda akan menggunakan padi/beras 
sebagai uang.”



Model pasar mikro ini, sambung beliau, harus secara cepat disebar ke berbagai 
pelosok pedesaan. “Ketika anda sudah menciptakan pasar mikro pertama di 
pedesaan, Anda harus bergerak dengan cepat menduplikasi, memperbayak 
pasar-pasar mikro tersebut ke pedesaan lainnya. Uang kertas akan dikelilingi 
oleh Dinar dan Dirham di pedesaan.”



Sebelum menyelesaikan pemaparannya, Syekh Imran berpesan agar umat Islam 
berbenah diri dan harus yakin bahwa umat Islam hanya akan berubah lewat 
tangannya sendiri, bukan orang lain.





“Masa depan Islam ada dalam ayat ini: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan 
sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri 
(QS. Ar-Ra'd ayat 11, red.)” pungkasnya.



Pada acara yang dihadiri ratusan warga Bogor tersebut, Ulama kelahiran 68 tahun 
yang lalu ini menyatakan sistem dunia saat ini sudah dikuasai Israel.



“Israel sebetulnya sudah menguasai dunia sekarang, karena Israel menguasai 
Amerika Serikat. Tapi saat ini Israel menguasai dunia melalui belakang layar, 
besok tidak akan ada lagi layar.” Katanya dalam bahasa Inggris.



Jika situasi ini dibiarkan, Syekh Imran memprediksi bahwa kemunculan Dajjal 
sudah tidak akan lama lagi. Dajjal akan tampil seutuhnya dan umat Islam harus 
mempersiapkan diri.

“Ketika Israel menguasi dunia besok, seorang laki-laki akan tampil di Jerusalem 
dan mendeklarasikan dirinya adalah Al-Massih Sang Penyelamat.



Kehadiran Dajjal, lanjut Syekh Imran, akan paralel dan simetris dengan 
diwujudkannya Tatanan dunia baru atau New World Order lewat jalan penguasaan 
sistem Politik Zionis Israel yang tengah dilancarkan Israel ke seluruh umat 
manusia sampai detik ini.



“Dalam rangka menguasai dunia, Israel harus membangun kediktatoran politik 
universal kepada seluruh manusia.” Sambung pria yang memutuskan keluar dari 
Pemerintahan Trinidad dan Tobago pada tahun 1985 dan memilih hidup di jalan 
dakwah ini.





Mata uang Dinar sebagai alat transaksi alternatif

Disarikan dari Harian Republika

Menurut Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Iqbal Muhaimin, 
penyebab utama inflasi di Indonesia dan di dunia adalah penggunaan mata uang 
kertas. Kata dia, nilai mata uang Rupiah saat ini jauh lebih rendah 
dibandingkan mata uang Rupiah beberapa tahun lalu. Sedangkan, mata uang Dinar 
yang berbahan dasar emas tidak terpengaruh inflasi. ''Hal itu karena 
rupiah atau mata uang kertas lainnya tidak stabil. Sedangkan, dinar cukup 
stabil,'' kata pria yang juga aktif di komunitas masyarakat pengguna 
Dinar ini dalam seminar bulanan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tentang 
kesiapan Indonesia dalam penerapan dinar dirham yang diselenggarakan di Bank 
Indonesia (BI), Selasa, (23/1). 



Iqbal menyebutkan, kelemahan penggunaan mata uang kertas juga ditunjukkan dalam 
industri asuransi. Hal tersebut terutama bila penggunaan mata uang kertas 
tersebut terjadi pada produk asuransi jangka panjang berjangka waktu lima tahun 
ke atas. Kata dia, produk tersebut cenderung merugikan peserta asuransi. 



Menurut Iqbal, kerugian tersebut disebabkan berkurangnya nilai klaim meskipun 
jumlahnya sesuai yang dijanjikan. Padahal, pihak peserta dan perusahaan 
asuransi telah melaksanakan kewajibannya, yakni peserta membayar iuran premi 
dan perusahaan membayar klaim pada akhir perjanjian. ''Ini disebabkan 
penggunaan mata uang Rupiah atau Dolar AS yang rentan terhadap inflasi. Nilai 
rupiah lima tahun lalu berbeda dengan nilai rupiah saat ini,'' kata 
pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Asuransi Bintang ini. 



Sebelumnya, Iqbal juga mencontohkan, terdapat seorang bapak yang membelikan 
produk asuransi pendidikan bagi putranya pada 1988 untuk membayar biaya kuliah. 
Saat itu, nilai klaim yang dijanjikan sebesar Rp 22,5 juta. Ketika kewajiban 
iuran premi bulanan telah lunas tahun ini, maka bapak tersebut mendapatkan 
klaim sesuai yang dijanjikan. Namun, kata dia, biaya kuliah sudah meningkat 
tajam dan klaim yang diterima tidak cukup untuk membayar biaya tersebut. 
''Ternyata, separuh pun tidak cukup. Kenapa tidak cukup? ternyata 
karena nilainya tidak tetap,'' katanya. 

Menurut Iqbal, kasus bapak tersebut seharusnya dapat dicegah bila produk 
asuransi berjangka waktu panjang menggunakan dinar. Hal itu karena dinar 
terbuat dari emas sehingga nilainya pun cenderung lebih stabil dibandingkan 
mata uang negara mana pun. ''Intinya produk asuransi syariah harus 
berbasis pada keadilan,'' katanya.


________________________________
From: Darwin Chalidi <dchal...@gmail.com>
To: Rantau Net <rantaunet@googlegroups.com>
Sent: Friday, 10 June 2011 7:21 PM
Subject: [R@ntau-Net] Herman, Membangun Mal untuk Para PKL


Sanak Palanta RN. Seharusnya kita bisa membangun sarupo iko kalau satu suaro



http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05/18/09200262/Herman.Membangun.Mal.untuk.Para.PKL
Herman, Membangun Mal untuk Para PKL

Tinggal selangkah, Herman Malano mewujudkan mimpinya hampir 30 tahun ini, yaitu 
mendirikan pusat perbelanjaan modern yang nyaman dan murah secara mandiri 
sehingga terjangkau bagi para pedagang ”kasta” terendah alias pedagang kaki 
lima .

Pembangunan mal Bambu Kuning Square (BKS) di depan Stasiun Kereta 
Api Tanjungkarang, Bandar Lampung, Lampung, tidaklah terlepas dari perjuangan 
Herman Malano.

Pusat perbelanjaan dengan luas bangunan 6.800 meter persegi itu merupakan pasar 
modern pertama di Tanah Air yang dibangun untuk PKL. Pembangunannya dilakukan 
mandiri oleh para pedagang, tanpa bantuan dana perbankan, pemerintah, apalagi 
pengembang komersial.

”Sebagai mantan PKL, saya bisa merasakan pahitnya menjadi seorang PKL. Hidup 
dalam kecemasan, takut lapaknya ditertibkan pemerintah, sementara pasar baru 
yang dibangun pemerintah dari hasil penggusuran biasanya dihargai mahal. Kalau 
begitu, sampai kapan pun PKL tidak mampu membelinya,” kata Herman.

Untuk meningkatkan taraf hidup PKL, harus mulai ada yang peduli membangunkan 
pasar modern yang nyaman, murah, dan legal bagi mereka. Atas semangat inilah 
Herman nekat membangun BKS dengan modal ”dengkul”, tanpa dukungan modal 
finansial perbankan dan pemerintah pada awal 2009.

Pertama, untuk mendapatkan lokasi pembangunan mal, ia sibuk melobi petinggi PT 
Kereta Api Indonesia (KAI) di Bandung, Jawa Barat, sejak 2007. Izin prinsip 
pemanfaatan tanah seluas 6.800 meter persegi milik PT KAI yang telah sejak lama 
telantar akhirnya diperoleh. Padahal, saat itu baik pemerintah daerah maupun 
sejumlah pengembang komersial sama-sama mengincar lokasi tanah yang sangat 
strategis itu.

Tidak berorientasi profit 

Herman pun kemudian membentuk sebuah perusahaan pengembang bernama PT Istana 
Karya Mandiri (IKM) untuk mewujudkan cita-citanya membangun BKS. Perusahaan 
ini, katanya, tidak berorientasi profit sehingga semangat membangun pasar 
modern untuk kaum kecil dapat terjaga.

”Setelah 2 -3 tahun (BKS) berdiri, pengelolaan mal diserahkan langsung kepada 
para pedagang, bisa lewat koperasi. Istana Karya hanya mengawasi karena kami 
bukan seperti pengembang pada umumnya yang mengambil keuntungan 
sebesar-besarnya,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) 
Wilayah Lampung itu.

Untuk mendanai pembangunan BKS, pada awalnya Herman mengharapkan bantuan modal 
dari perbankan. Namun, apa daya, berkali-kali mengajukan kredit, berkali-kali 
pula ditolak bank. Alasannya, pembangunan BKS belum dilengkapi kerja sama 
operasi (KSO) dengan PT KAI.

Padahal, untuk KSO ini setidaknya dibutuhkan biaya Rp 4 miliar, baik Herman 
maupun PT IKM tidak punya uang segar sebanyak itu. Namun, ia tidak patah arang. 
Walau tanpa akta KSO, hingga saat ini pembangunan tetap dilaksanakan. Ia 
sengaja menjual murah sebuah aset pribadinya senilai Rp 2 miliar untuk dana 
awal pembangunan BKS.

Selanjutnya, dana pembangunan didapatkan dengan cara mengajak para PKL mencicil 
uang pembelian toko dengan pola fleksibel. Khusus bagi pedagang yang mampu, 
mereka didorong membeli secara tunai atau bertahap dengan sistem pemesanan. Di 
BKS, khusus PKL mendapatkan subsidi sehingga harga per meter persegi toko hanya 
Rp 8 juta, sementara untuk umum Rp 13 juta per meter persegi.

Bahkan, ia memberanikan diri mengundang Ketua Umum APPSI Pusat Prabowo Subianto 
untuk meletakkan batu pertama pembangunan BKS pada 22 Januari 2009 lalu. Idenya 
membangun pasar modern untuk pedagang kecil mengundang simpati dan dukungan 
banyak pihak, termasuk para pejabat. Ini dimanfaatkannya untuk mendapatkan 
material bangunan dengan harga
murah atau diskon.

Cibiran dan godaan

Herman menambahkan, pada awalnya banyak pihak yang mencibir dan menyangsikannya 
kemampuannya membangun BKS. ”Orang-orang bilang saya gila. Tidak sedikit yang 
ngeledek seperti ini, ’gimana Pak Herman, batunya sudah lumutan belum? atau 
'kalau jadi, iris kuping saya',”ucapnya menirukan pernyataan 
pihak-pihak yang mencemooh kerjanya.

Tantangan dan godaan pun tidak henti-hentinya datang. Di tengah pembangunan 
BKS, dia mendapat tawaran dari sebuah pengembang komersial besar yang berbasis 
di Jakarta. Pengembang itu meminta agar Herman menjual proyek BKS itu dengan 
iming-iming sogokan Rp 4 miliar. Ia pun pernah diberitakan miring bahwa PT IKM 
dianggap tidak mampu membangun BKS karena ketiadaan dana besar.

”Saya tidak akan pernah bisa dibeli. Tidak mungkin ada kesempatan dua kali 
hidup dari Tuhan untuk mewujudkan mimpi semacam ini dan juga mimpi-mimpi PKL,” 
ujar pria yang sangat mengidolakan Muhammad Yunus, penerima Nobel dan pendiri 
Grameen Bank yang sangat inspiratif itu.

Terlahir sebagai PKL

Terlahir sebagai anak seorang PKL lalu menekuni profesi itu, 
membuat semangatnya semakin kuat dan berkobar-kobar untuk membela para 
PKL. ”Umur 3 bulan, saat masih bayi, saya sudah diajak ibu menunggu lapak di 
pasar. Maka itu, saya sangat marah jika pemerintah tidak peduli terhadap PKL,” 
katanya dengan nada meninggi dan mata berkaca-kaca.

Kini, bangunan BKS seluas 12.000 meter persegi tersebut sudah 80 persen 
terbangun. Rencananya, gedung itu akan diresmikan akhir tahun ini. Herman 
bercita-cita menduplikasi BKS ini ke-33 provinsi di Tanah Air. Dengan demikian, 
akan makin banyak pedagang kecil di Indonesia yang berkesempatan memperbaiki 
nasib.

Herman berharap pemerintah meningkatkan kepeduliannya pada kaum PKL dan UKM 
(usaha kecil-menengah). Salah satunya, menyediakan fasilitas kredit UKM yang 
betul-betul terjangkau, mudah prosesnya, dan bunga ringan. ”China dan Malaysia 
bisa melakukannya, kenapa kita tidak?” ucap pria yang hanya mengecap pendidikan 
hingga kelas I SMA itu.

Dalam kunjungannya ke BKS akhir April lalu, Deputi Menteri 
Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi 
mengaku sangat terkesan dengan perjuangan Herman membangun BKS.

”Saya datang ke sini sebetulnya justru ingin belajar, bukan mengarahkan. Saya 
sungguh kagum. Bagaimanapun BKS akan menjadi sebuah laboratorium, percontohan, 
tentang bagaimana pedagang saling bersinergi dan mandiri membangun pasarnya 
sendiri,” kata Edy.

(Yulvianus Harjono)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & 
mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke