Ini faktanya:

Fakta Tentang Penyembelihan Menurut Islam vs Barat
Filed under: Berbagi Ilmu, Dakwah — talazoft @ 11:06 am
Hal paling kuhindari setiap Idul Adha, atau Hari Raya Kurban adalah
menyaksikan saat-saat penyembelihan. Selalu setiap tahunnya, sehabis
shalat Ied dan Khutbah, aku langsung pulang menghindarkan diri dari
prosesi itu. Entah mengapa aku begitu tak tega melihat saat
hewan-hewan kurban tersebut disembelih lehernya, darah segar mereka
yang mengalir deras, tubuh yang kejang berontak, dan lenguhan
menjelang kematian. Padahal aku tahu bahwa semuanya hanyalah demi
berkah dan ridho Allah.
Lain halnya dengan seorang anggota parlemen wanita Belanda (lho… kok
jauh banget ya nyasarnya…). Marian Theim, ketua Partai Pembela HAM di
Belanda, yang juga anggota parlemen Belanda, meminta dibatasinya cara
penyembelihan menurut tata cara agama di Belanda. Ia menganggap cara
penyembelihan menurut ajaran agama merupakan sesuatu yang tidak
‘manusiawi’ dan menimbulkan ekses yang ‘tidak perlu’ bagi binatang.
Entah, pernyataannya tersebut hanya dikarenakan kepeduliannya kepada
hewan atau ada kaitannya dengan propaganda dalam menyudutkan Islam.
Kenyataannya, seiring dengan pesatnya grafik pertumbuhan Muslim di
Eropa, semakin deras dan tajam juga Islam disudutkan oleh dunia barat.
Memotong dan menyalah-artikan suatu ayat Qur’an dan Hadits merupakan
salah satu jalan yang ditempuh untuk menyudutkan kita.
Coba perhatikan hadits Rasulullah tentang penyembelihan ini:
“Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu.
Maka jika kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam
membunuh, dan apabila kalian menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan
dalam menyembelih. (Yaitu) hendaklah salah seorang dari kalian
menajamkan pisaunya agar meringankan binatang yang disembelihnya.”
(H.R. Muslim).
Kandungan hadits ini agaknya sulit untuk dijelaskan kepada orang
Barat. Kalaupun mengerti dari maksud hadits di atas, para musuh Islam
bisa menjadikannya celah untuk menyudutkan kita. Betapa tidak, di
dalamnya terdapat ungkapan kata seakan-akan Allah memerintahkan kita
untuk “membunuh”. Apalagi secara eksplisit disebutkan pengertian
”…tajamkanlah pisaunya…!” Bukankah ini menunjukkan bahwa umat Islam
memang disuruh dan dilatih untuk membunuh dengan “kejam”.
Menurut mereka, cara penyembelihan yang paling ‘berperikemanusiaan,
adalah dengan membuat hewan sembelihan tersebut tidak sadar sebelum
disembelih. Metode yang dilakukan melalui cara pemingsanan dengan
setrum, bius, maupun dengan cara -yang mereka anggap paling baik-
memukul bagian tertentu di kepala ternak dengan alat tertentu pula.
Alat yang digunakan adalah Captive Bolt Pistol (CBV). Dengan cara
demikian, hewan yang disembelih dianggap tidak menderita kesakitan
karena disembelih dalam keadaan tidak sadar.
Ketika kita disudutkan dengan penafsiran ‘nakal’ tentang hadits tadi
maupun dengan rasa ‘manusiawi’ pada hewan sembelihan, lalu ditambah
dengan sodoran metode yang mereka anggap sangat ‘berperikemanusian’
tadi, apa tanggapan kita? Apa argumentasi dan jawaban untuk meloloskan
umat Islam ketika disudutkan seperti ini? Menolak tanpa bisa memberi
argumentasi yang masuk akal atau menerima saja tuduhan itu dengan
setengah hati, yang berarti ‘membenarkan’ tuduhan mereka itu? Apakah
memang sangat sulit bagi kita yang beriman, untuk meyakinkan diri
sendiri bahwa Syariat Islam adalah yang terbaik?
Alhamdulillah… Ada sebuah titik terang. Memang selalu ada jawaban dari
setiap pertanyaan tentang kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah
dari setiap adanya usaha pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.
Di bawah ini adalah tulisan yang disadur dan diringkas oleh Usman
Effendi AS.,dari makalah tulisan Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P.,
Sekretaris Eksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas
Peternakan UGM Yogyakarta:
Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan
dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman.
Yaitu: Prof.Dr. Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin
satu tim penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah
yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at
Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan
dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?
Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok
sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil
sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut
Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak
yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk
merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di
jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk
merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih.
Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun
ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah
masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai
dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan
menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau
yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan,
yakni: saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh
darah, yaitu: arteri karotis dan vena jugularis.
Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau
teknik pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau
bahkan mengharuskan agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum
disembelih.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat
untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum
pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Nah, hasil penelitian inilah yang sangat ditunggu-tunggu!
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz
dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh
beberapa hal sbb.:
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut
Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran
pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan
pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah
disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan
grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep
(tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran.
Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai
meningkat aktivitasnya.
Ketiga
setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas
luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari
seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan
refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang
(spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang
terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru
drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan
oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!”
(tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat
karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara
maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak
dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam
ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP)
yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung
jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak
lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula
dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa
(mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya
sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning
(pemingsanan).
Kedua
segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang
sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan
rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai
jatuh pingsan).
Ketiga
grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang
drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan
rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih
awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari
dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar
dari tubuh.
Keempat
karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara
maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan
daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat),
yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh
manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa
timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih)
merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya
bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih
ternyata bukanlah ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan
dugaan kita sebelumnya! Bahkan mungkin sudah lazim menjadi keyakinan
kita bersama, bahwa setiap darah yang keluar dari anggota tubuh yang
terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri. Terlebih lagi yang
terluka adalah leher dengan luka terbuka yang menganga lebar…!
Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang
sebaliknya. Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai
syariat Islam dalam penyembelihan ternak) ternyata tidaklah
‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu
menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah
sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi ‘keterkejutan
otot dan saraf’ saja (yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan
deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk
dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan
adanya rasa sakit itu.
Subhanallah…  Memang selalu ada jawaban dari setiap pertanyaan tentang
kebenaran Islam. Selalu ada penguatan Allah dari setiap adanya usaha
pelemahan dari musuh Dien-Nya yang mulia ini.
Sebenarnya, sudah tidak ada alasan lagi menyimpan rasa tak tega
melihat proses penyembelihan kurban, karena aku sudah tahu bahwa hewan
ternak tersebut tidak merasakan sakit ketika disembelih. Dan yang
paling penting, aku dapat mengerti hikmah dari salah satu Syariah
Islam dan keberkahan Allah yang tersimpan di dalamnya.
Wallahu’alam
__._,_.___

On Mon, Jun 13, 2011 at 8:15 PM, sjamsir_sjarif <hamboc...@yahoo.com> wrote:
>
> Dari Jakarta Post kita baca:
>
> Australia, Indonesia meet to discuss cattle slaughter issues
> The Jakarta Post, Jakarta | Mon, 06/13/2011 12:14 PM
>
>
> Australian Deputy Secretary for Agriculture, Forestry and Fisheries Phillip 
> Glyde met with Indonesian Agriculture Deputy Minister Bayu Krisnamurti in 
> Jakarta Monday to discuss alleged cruelty in the slaughtering of cattle in 
> Indonesia.
>
> A recent documentary, showing cattle being beaten and whipped before they 
> were slaughtered at certain abattoirs in Indonesia, led to a public outcry 
> and resulted in Australian authorities imposing a six-month ban on live 
> cattle exports to Indonesia. Australia will also review its live export trade 
> with all overseas markets. The impact of the ban was immediate in Indonesia, 
> causing a hike in beef prices.
>
> The government said that the ban should serve as impetus to expedite 
> Indonesia's efforts to become self-sufficient.
>
> The meeting on Monday is expected to discuss avenues both countries can take 
> to resolve the issue. (awd)
>
> http://www.thejakartapost.com/news/2011/06/13/australia-indonesia-meet-discuss-cattle-slaughter-issues.html
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>  1. E-mail besar dari 200KB;
>  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
>  3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
> subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>



-- 
Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
gelar Bagindo, suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
di Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.
rantau: Deli dan Jakarta, kini Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------
"Kepedulian terhadap ranah Minang adalah salah satu misi RantauNet.
Yayasan Palanta RantauNet (YPRN) dimaksudkan untuk menyalurkan
kepedulian itu. Salurkan zakat, infaq dan sadaqah sanak antaranya
melalui YPRN, rekening No. 0221919932 Bank BNI"

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke