Aww. Ddn Nofendri nan berbahagia sarato Anak Nagari Minangkabau dimana saja. aaa) Menarik tulisan dan informasi tasabuik pokok email diateh. bbb) Satuju bahwasanya paralu pendekatan lebih intens dan fokus dikalangan mudo nan sikola akan bermanfaat untuk menaruihkan semangat perjoangan Bapak Republik versi Prof. Mr. Muhammad Yamin. ccc) Kalau disimak labieh teliti dan dibaco imeik2 tentang MADILOG, DKP, Naar de Republiek sarato buku2 wasiat lainnyo dari Anak Nagari Pandam Gadang tasabuik manuruik pandapeik dan pemahaman kami alah jaleih bana siupiek sibuyuang seorang Ibrahim Datuk Tan Malaka dan konsisten dengan Merdeka 100% basamo jo Jenderal Soedirman masuk hutan bergerlya dikawasan Jawa Timur selatan. ddd) Nampak jaleih jalur gerilya (Napak Tilas) dua pemimpin bangsa atau Dwi Tunggal Republiek dikawasan Kediri sampai dimana almarhum terbunuh. Fakta sejarah dan penggalian fakta2 oleh Dr. Harry A. Poeze dalam buku bahasa Blanda terakhir nampak jaleih dan tarang satarangnyo seorang Tan Malaka adalah Muslim yang taat dan jalur komunis yang kemudian ditinggalkan dalam pemberontakan 1926 adalah siasat dan strategi Tan Malaka dalam memenangkan perjoangan panjang menegakkan Republiek Indonesia. eee) Mudah2an suatu tulisan yang akan diterbitkan kemudian dapat menjelaskan posisi tasabuik. Wassalam, Asmun (Lk/66/Depok)
--- Pada Ming, 19/6/11, Nofendri T. Lare <nof...@gmail.com> menulis: Dari: Nofendri T. Lare <nof...@gmail.com> Judul: [R@ntau-Net] TAN MALAKA DI MATA MAHASISWA, Antara Benderang dan Abu-abu Kepada: rantaunet@googlegroups.com Tanggal: Minggu, 19 Juni, 2011, 9:13 AM IBRAHIM Datuk Tan Malaka atau yang kita kenal sebagai Tan Malaka merupakan salah satu Bapak pendiri bangsa ini. Ia berjuang sejak muda hingga akhir hayatnya. Sebagai tokoh politik yang selalu menentang penjajahan, ia kerap membuat gerah pemerintah Pemerintah Hindia Belanda. Sebagian masa hidupnya dilewatkan dalam pembuangan (di luar Indonesia). Meski begitu, ia tetap aktif membangun jaringan dan menggerakkan perlawanan menentang Pemerintah Hindia Belanda. Visi perjuangannya sangat jelas. Mencapai Indonesia merdeka, bebas dari imperialisme. Visinya ini telah ia tuliskan dalam bukunya berjudul "Menuju Republik Indonesia" yang terbit di Kowloon, Hongkong, 20 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Semua visi dan tindakannya membuat Prof. Muhammad Yamin, salah satu pejuang kemerdekaan menyebut ia layaknya Jefferson Washington, perancang dan pendiri Negara Amerika Serikat. Nah, pertanyaannya sekarang, sejauh mana mahasiswa, sebagai generasi penerus perjuangan Tan Malaka mengenalnya? Apakah Tan Malaka jadi contoh bagi mahasiswa untuk mengabdi pada masyarakat? Yulia, mahasiswa STKIP PGRI, ketika ditanya mengaku tidak mengetahui apa-apa tentang Tan Malaka. "Saya kurang tahu tentang pejuangpejuang kemerdekaan itu," ujarnya jujur. Menurutnya, di bangku sekolah ia tak pernah diajari tentang Tan Malaka, jadi wajar saja ia tak tahu. Rani dari Universitas Andalas mengaku tahu dengan Tan Malaka, tapi hanya sedikit. "Ya, saya tahu dia pejuang kemerdekaan, namanya juga jadi nama jalan," katanya, lalu secara tak terduga ia bertanya, "Dia orang minang 'kan?" (gubrak deh.). Berbeda dengan Yulia dan Rani, Andri El-Faruqi, mahasiswa IAIN IB Padang, tahu siapa itu Tan Malaka. Baginya Tan Malaka patut dicontoh. Tan malaka adalah sumber semangatnya untuk berbuat sesuatu bagi Indonesia. "Tan Malaka, dari masa mudanya sudah menampakkan pengabdiannya pada masyarakat dengan menentang Hindia- Belanda. Bagi saya, Tan Malaka inspirator," ujar Andri. Bagi Andri, usaha perjuangan yang dilakukan oleh Tan Malaka, wajib diwarisi. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Andri yang terinspirasi dari Tan Malaka adalah menulis. Andri sadar, perjuangan perang yang dilakukan oleh Tan Malaka pada masa penjajahan jelas tidak bisa dilakukan sekarang. "Tapi, semangat menulis Tan Malaka sampai sekarang saya pribadi terus menggelutinya," Andri tersenyum. Rara Handayani dari Universitas Bung Hatta juga mengaku terinspirasi dari Tan Malaka, utamanya dalam menjalani hidup. "Dari Tan malaka, yang patut dicontoh adalah caranya dalam menanamkan rasa cinta kepada Indonesia, cara belajarnya dan usaha kerasnya untuk memerdekakan Indonesia." Dua sobat kita ini, Andri dan Rara mengenal Tan Malaka dari berbagai buku dan aneka diskusi yang mereka ikuti. Itu artinya, pengetahuan mereka terhadap sosok pejuang satu ini berawal dari keinginan mereka sendiri. Akan halnya Rani, mengenal Tan Malaka secara sambil lalu saja. "Tak ada motivasi kuat untuk mengenalnya. Mungkin kalau disuruh dosen membuat tugas tentang riwayat Tan Malaka saya bisa kenal lebih banyak," kata Rani. Rani mengaku kurang punya ketertarikan mengenal tokohtokoh republik ini lebih dalam. "(Buku) biografinya tebaltebal, bahasanya berat dan cara penyampaiannya serius," ia beralasan, "saya Cuma kenal dari omongan orang saja. Tan Malaka kata orang, Tan Malaka pula kata saya, yang mana Tan Malaka itu saya tidak tahu persis," lanjutnya sedikit berguyon. Deddy Arsya, mahasiswa program S II Jurusan Sejarah Pascasarjana Unand melihat penyebab kurang dikenalnya sosok Tan Malaka di tengah mahasiswa adalah adanya usaha pelenyapan sejarah oleh penguasa pasca kemerdekaan. Tan Malaka disebut seorang tokoh Komunis. "Sejarah terikat dengan otoritas pemerintahan dan politik, ada sejarah yang dimunculkan dan ada yang dihilangkan dengan faktor tertentu," jelas Deddy. Sejarah tentang Tan Malaka termasuk yang dihilangkan. Karena latar belakang Tan Malaka tidak sesuai dengan penguasa negeri ini. "Novel Pacar Merah termasuk yang membantu menyuburkan mitos tentang sosok Tan Malaka," tambah Deddy. Novel ini menuturkan kisah seorang aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karena aktivitasnya ini ia terpaksa melarikan diri dari Indonesia dan diburu polisi rahasia internasional. Deddy mengakui risih melihat karya dan pernyataan tentang Tan Malaka. "Seolah, Tan Malaka itu seperti setengah dewa," Deddy menambahkan. Fenomena sejarah Tan Malaka ini seperti bola yang didorong ke dalam air, lalu dilepaskan. Semakin jauh bola didorong ke dalam air, ketika dilepaskan, maka semakin tinggi bola itu melambung ke atas permukaan air. Sejarah Tan Malaka yang seolah dibenamkan pada masa orde baru, setelah masa reformasi muncullah gerakangerakan untuk mengangkat Tan Malaka ke permukaan sejarah. Namun, ada beberapa karya yang membangun mitos-mitos yang berlebihan tentang Tan Malaka seperti pernyataan bahwa Tan Malaka bisa menghilang, kebal, DNA nya tidak bisa dideteksi dan lainnya. Untuk kemajuan ilmu sejarah, mestinya para peneliti memberi sajian yang objektif tentang Tan Malaka. Lebih lanjut ia menyarankan, untuk memberi pengetahuan tentang Tan Malaka, bisa dilakukan di sekolah-sekolah dan dengan mengabadikan namanya menjadi nama jalan dan lainnya. (Laporan Arjuna Nusantara) E-Paper Harian Haluan, MINGGU, 19 JUNI 2011 Wassalam Nofend/34+/M-CKRG => MARI KITA RAMaIKAN PALANTA SESUAI DENGAN VISI-NYA!! Forum komunikasi, diskusi dan silaturahmi menggunakan email ini sangat dianjurkan selalu dalam koridor topik: yang berhubungan dengan Ranah Minang, Urang Awak di ranah dan rantau, Adat dan Budaya Minangkabau serta Provinsi Sumatera Barat. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/