Bab II : E. Kecepatan Gerakan Dajjal 

An-Nawas bin Sam'an r a. berkata bahwa pada suatu pagi Rasulullah saw 
menceritakan 
tentang Dajal. Kami bertanya, "Rasulullah bagaimana kecepatan Dajal berjalan di 
muka 
bumi?" Nabi menjawab, "Seperti mendung yang diterpa angin, maka dia pergi 
mendatangi 
suatu kaum dan mengajak mereka (dengan kebohongannya) untuk mengimaninya, lalu 
dengan segera kaum itu percaya kepadanya. Lalu menyeru langit untuk segera 
menurunkan hujan. Lalu tanaman-tanaman segera tumbuh subur dan mereka 
menggembalakan ternaknya yang banyak susunya dan gemuk-gemuk. Kemudian ia 
mendatangi suatu kaum yang lain, lalu mengajak mereka untuk mengimaninya, 
tetapi 
kaum ini menolak semua ajakannya, lalu ditinggalkan kaum tersebut oleh Dajal, 
mendadak daerah itu menjadi kering dan gersang, tidak ada sedikit pun dari 
kekayaan 
(alam) mereka yang tertinggal." (Shahih Muslim)
 
Rasulullah saw. sangat tepat memberikan gambaran tentang kecepatan Dajal di 
bumi. Hal 
ini sebagaimana riwayat tersebut memberikan gambaran tentang gerakan Dajal yang 
secepat angin. Bahkan, dalam riwayat lain disebutkan bahwa ia dapat melangkah 
dari 
timur ke barat dalam sekejap. Apabila kita mau sesekali merenungkan 
perkembangan 
teknologi saat ini --apalagi beberapa dekade ke depan-- niscaya prediksi hadits 
tersebut 
sangat tepat untuk menggambarkan "teknologi informasi". Dunia yang semakin 
sempit 
dikarenakan kecepatan teknologi yang tidak pernah terbayangkan oleh generasi 
sebelumnya. Kecepatan Dajal yang disebutkan oleh hadits seperti "angin 
berhembus" itu, 
tidak lain adalah sistem komunikasi yang didukung oleh teknologi super digital 
melalui 
jaringan satelit yang sangat cepat bagaikan kedipan mata.

Langkah informasi dapat seketika mencakup timur dan barat, sesuatu yang bukan 
lagi 
aneh pada zaman sekarang apalagi di masa depan. Dajal menjadikan "teknologi 
pengindraan" (satelit) sebagai sarana untuk mengawasi dunia.
 
l. Mendatangi Suatu Kaum (Bangsa) 

Apa yang diriwayatkan oleh hadits tadi --tentang Dajal mendatangi suatu kaum--
mengisyaratkan bahwa propaganda Dajal ke seluruh bangsa-bangsa dengan 
menawarkan 
kenikmatan dan kelimpahan materi. Bangsa-bangsa yang menjadi budak ajaran 
mereka 
akan segera menikmati limpahan kemakmuran dunia yang dilambangkannya dengan 
turunnya hujan dan gemuknya ternak peliharaan yang berlimpah air susunya. 
Sebaliknya, 
suatu bangsa atau negara yang menolak kerja sama dengan Dajal akan 
dihancur-luluhkan 
sebagai satu pelajaran bagi bangsa tersebut dan bangsa lainnya.
 
Bangsa yang menolak Dajal akan mengalami penderitaan dari segi keuangannya, 
kemiskinan, dan kekacauan yang luar biasa --sebagaimana diriwayatkan dalam 
hadits 
tadi-- dalam bentuk mengalami kekeringan dan sedikitnya kekayaan bangsa tersebut
 
Siasat licik Dajal adalah menggoda manusia dengan hiburan dan wanita. Telah 
banyak 
para pemimpin dunia dan pejabat pemerintahan yang "tersungkur" karena godaan 
wanita 
yang sengaja disodorkan melalui jaringan konspirasi Dajal. Hal ini, sudah sejak 
awal, 
diperingatkan oleh Rasulullah sebagaimana sabda baliau:
 
"Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya, Allah menjadikan hamu khalifah dan 
Allah 
mengamati apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah godaan wanita dan tipuan 
dunia. 
Sesungguhnya yang menimpa kaum Bani Israel sebelum kamu adalah karena godaan 
kaum wanita." (HR Ahmad).
 
Jaringan konspirasi Dajal menjadikan kaum wanita sebagai "komoditi" (pelacur) 
bagi kaum 
turis, bahkan diekspor ke Eropa untuk sekaligus mengorek berbagai informasi 
dari lawan 
jenisnya yang terperangkap oleh godaannya tersebut.
 
Oleh karena itu, umat Islam diperingatkan agar menjauhi jebakan dunia 
--khususnya 
godaan wanita-- yang selalu dikemas dengan penuh daya pikat oleh kaum Dajal 
ini. 
Ketahuilah bahwa kenikmatan dunia, betapapun gemerlapnya, hanyalah sementara 
dan 
tidak mempunyai nilai sama sekali dibandingkan dengan akhirat.
 
Rasulullah SAW bersabda, "Perbandingan dunia dan akhirat, seperti seorang yang 
mencelupkan jarinya ke dalam laut, lalu diangkatnya dan dilihatnya (jarinya 
tersebut). Apa 
yang melekat di ujung jarinya itulah dunia, sedangkan sisanya yaitu air di 
lautan, maka 
itulah kenikmatan akhirat." (HR Muslim dan Ibnu Majah)
 
2. Berkecamuknya Kemungkaran 

Abdullah bin Amru bin al Ash r a. berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, "Dajal 
akan 
keluar pada umatku, maka tinggalkanlah penjahat-penjahat manusia dalam 
kecepatan 
burung, dan jiwa srigala tidak mengenal kebaikan dan tidak menolak mungkar. 
Hingga 
setan menyerupakan mereka dan berkata kepada mereka, 'Tidakkah kamu menyambut 
saya?' Mereka menjawab, 'Apakah yang kauperintahkan kepada kami dengan menyuruh 
kami menyembah berhala'…" (HR Muslim).
 
Hadits tersebut memberikan simbol informasi bahwa Dajal akan menjadikan para 
pengikutnya menjadi manusia yang tidak lagi mengenal agamanya sendiri. Bahkan, 
mereka menjadi asing dengan agamanya. Umat Islam telah meninggalkan Al-Qur'an 
sebagai petunjuk hidupnya. Hal inilah yang diperkirakan dan sangat 
dikhawatirkan 
Rasulullah saw, sebagaiman firman Allah SWT: 
 
"... 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini suatu yang tidak 
diacuhkan'…" (al-Furqan: 30).
 
Kemungkaran semakin merajalela dikarenakan manusia telah melupakan Allah dan 
terpikat oleh kenikmatan fatamorgana yang ditawarkan dan dikemas dengan sangat 
memikat oleh para profesional Dajal.
 
Persatuan suatu bangsa "diobok-obok" sehingga nasionalisme pecah berantakan 
menjadi 
kepingan-kepingan negara kecil yang memudahkan Dajal untuk mengontrol mereka. 
Konflik antaragama diprovokasi dengan segala isu sistematis, sehingga menjadi 
alasan 
pembuktian propaganda kaum Dajal bahwa agama tidak lagi dibutuhkan karena hanya 
menjadi sumber konflik. Manusia harus merdeka dari segala cara berpikir 
dogmatis yang 
memperbudak dirinya. Inilah gaya haru dari paham seorang Yahudi licik, Karl 
Marx. Ia 
seorang neo Komunisme yang bagaikan binatang "melata dari bawah bumi" mendesis 
(daabbatim minal ardhi; an-Naml: 82) menyebarkan racun terhadap fikrah atau 
cara 
berpikir umat Islam dan umat agama lain.
 
Kaum Dajal itu bergerak bagaikan burung yang terbang dengan cepat hinggap ke 
sana ke 
mari dan menyebarkan berbagai keburukan. Jiwanya yang sudah kehilangan 
"moralitas 
agama" telah diisi oleh hawa nafsu binatang srigala yang tidak kenal belas 
kasihan: 
menindas dan menyebarkan fitnah kebencian. Hal ini telah disebutkan oleh Thomas 
Hobbes:
 
"Manusia akan menjadi sekelompok srigala yang siap untuk saling mencabik satu 
sama 
lain (homo homini lupus belium omnium contra omnes)."
 
Segala tatanan moral agama dianggapnya sebagai penghalang dinamika dan 
kemerdekaan berpikir. Agama hanya akan menjadi simbol statusquo yang sekarat, 
sehingga harus dihilangkan setahap demi setahap dengan memberikan wacana baru, 
yaitu kenikmatan dunia hedonis-epikuristik. Yaitu, mengajak umat manusia untuk 
menerima berhala baru, ideologi baru yang matrialistis-rasional serta berbagai 
bentuk 
okultisme, agama mistik, dan berbagai takhayul, sebagaimana dijelaskan oleh 
hadits tadi: 
sebagai penjahat yang kecepatannya seperti burung, dan jiwanya bagaikan srigala 
yang 
tidak mengenal kebaikan dan tidak mau menolak kemungkaran, serta menyuruh 
menyembah berhala. Para kaki tangan Dajal, baik sadar atau tidak sadar, 
terbelenggu 
akal pikirannya. Buta mata hatinya untuk mendengarkan hati nuraninya. Ia 
terpesona 
terhadap kehebatan kekuasaan dan intelektualitas Dajal yang "mengangkangi" 
dunia 
tanpa saingan itu. Mereka mendatangi dan menyembah untuk meminta bantuan Dajal 
agar memperoleh curahan hujan dari langit dan tumbuh subur ternak dan 
tanamannya. 
 
Begitulah yang dinubuwatkan hadits Rasulullah saw. Orang-orang yang lemah iman 
dan 
hilang rasa bangganya untuk berpihak kepada Allah dan Rasul-Nya --mereka malu 
dan 
merasa minder dengan menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul sebagai azas dan 
panduan hidupnya-- akan dengan mudah terperangkap oleh gemerlapnya kekuatan 
Dajal.
 
Abu Sa'id al-Khudri ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"Pada waktu keluarnya Dajal, ada seseorang dari kaum mukminin yang pergi 
(menemui 
Dajal) kepadanya. Lalu ia disambut oleh polisi-polisi Dajal dan ditanyakan, 
'Hendak ke 
mana engkau?' Ia menjawab, 'Saya ingin menemui orang (Dajal) yang baru keluar.' 
Lalu 
mereka bertanya, 'Apakah kamu belum percaya kepada Tuhan kami?' Ia menjawab, 
'Tuhan kami tidak samar.' Maka berkatalah polisi Dajal, 'Bunuhlah dia.' Akan 
tetapi, polisi 
tersebut ditegur oleh sebagian dari mereka (polisi lain), 'Jangan.' Tuhan kami 
(Dajal) telah 
melarang tidak boleh membunuh seorang, selain dari perintahnya. Maka dibawalah 
mukmin tersebut menghadap kepada Dajal, maka ketika dilihat oleh si mukmin, ia 
segera 
berkata, 'Hai sekalian manusia, inilah Dajal yang telah disebut oleh Rasulullah 
saw'. Maka 
segera Dajal menyuruh merebahkan mukmin tersebut dan diperintahkan supaya 
dikupas 
kulit dan dipukuli punggung dan perutnya. Lalu Dajal bertanya, 'Apakah tetap 
engkau tidak 
percaya kepada kami?' Ia menjawab, 'Engkaulah alMasih pendusta.' Kemudian 
diperintahkan supaya (mukmin tersebut) digergaji dari atas kepalanya hingga ke 
kakinya 
menjadi dua bagian, dan berjalan Dajal di tengah dua bagian badan yang telah 
terbelah 
dua. Kemudian Dajal memerintahkannya, 'Bangunlah!' Maka bangunlah dan tegaklah 
ia. 
Kemudian Dajal kembali bertanya, 'Apakah kamu belum percaya kepadaku?' Ia 
menjawab, 
'Tidak berkurang pengetahuanku tentang engkau, bahkan bertambah yakin.' 
Kemudian si 
mukmin berkata, 'Hai sekalian orang, ia (Dajal) tidak dapat berbuat demikian 
lagi kepada 
seorang pun'. Maka Dajal berusaha untuk membunuh kembali orang mukmin itu, 
tetapi 
Allah telah meletakkan diantara leher hingga belakang orang itu seolah-olah 
tembaga, 
hingga tidak dapat disembelihnya. Kemudian dipegang tangan dan kaki orang itu 
dan 
dilemparkan. Mereka menyangka ia dilempar ke dalam neraka, padahal ia dilempar 
ke 
surga. Kemudian Nabi melanjutkan sabdanya, 'Itulah manusia yang paling besar 
kesaksiannya (mati syahid) di sisi Tuhan Rabbul 'alamin'…" (HR Muslim)
 
Anas r a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Akan mengikuti Dajal dari 
Yahudi 
Asbahan, tujuh ribu yang memakai pakaian seragam." (HR Muslim)
 
2. Teror Terhadap Orang Beriman 

Dajal akan melakukan teror dengan berbagai cara kepada orang-orang beriman. 
Mereka 
membuat isu dan menyebarkan berita bohong, baik melalui berbagai media massa 
maupun internet, agar orang-orang beriman terpojok dan dinistakan oleh kaumnya. 
Orang 
yang bertindak jujur, ikhlas, dan berpihak kepada Allah dan Rasul-Nya akan 
segera 
berhadapan dengan teror fitnah yang dilancarkan oleh para pengikut Dajal 
tersebut. 
Sehingga datanglah satu kondisi secara sangat nyata dan manusia pun buta mata 
hatinya 
melihat kebenaran. Nafsu amarah menjadi akidahnya. Caci maki, umpat, dan 
hujatan 
menjadi zikirnya. Lalu fitnah dan kebencian menjadi jubah kebesarannya. Maka 
menarilah 
kaum Dajal yang telah memecah belah suatu kaum yang dikawal oleh "mayat-mayat 
hidup" (zombie). 
 
Kebenaran telah dibohongkan. Kejujuran telah dicemoohkan. Kesalehan telah 
dilecehkan. 
Dan para pengikut Dajal itu pun beramai-ramai menyanyikan kepalsuan, 
kemunafikan, dan 
kebohongan di atas penderitaan dan darah manusia. Akan tetapi, orang-orang 
beriman 
yang masih mempunyai hati nurani tetap waspada terhadap segala bentuk gerakan 
Dajal 
zionis yang menampakkan dirinya sebagai al-Masih ad-Dajal. Mereka sadar bahwa 
Dajal 
berupaya untuk melakukan cuci otak (brainwashed) kepada kaum mukminin --seperti 
yang 
disebutkan hadits Muslim tadi-- dengan cara mengupas kulit dan memukul punggung 
orang beriman.
 
Hanya saja, Allah memberikan perlindungannya dengan simbol perisai dari tembaga 
sehingga orang mukmin itu selamat dari pengaruh Dajal. Mereka (Dajal beserta 
kaumnya) 
menyangka bahwa orang mukmin itu telah dibuangnya ke neraka, padahal Allah 
menggantinya dengan surga (jannatun na'im). Bagi orang beriman, keberpihakan 
kepada 
Allah dan Rasul-Nya adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. 
Betapapun 
seluruh manusia, pada saat itu, secara sadar atau tidak sadar telah menjadi 
pengikut dan 
penyembah berhala yang dipropagandakan kaum Dajal.

3. Polisi Dunia 

Pemerintah Amerika yang melambangkan "Dajal besar" --sebagaimana dilambangkan 
melalui monumen Washington sebagai "setan besar atau Dajal besar" (the great 
satan); 
sementara pemerintah Israel adalah "setan kecil"-- telah menunjukkan jatidiri 
dan 
ambisinya menjadi polisi dunia. Dengan mata-hatinya yang buta, Amerika 
mengawasi dan 
mengendalikan seluruh kegiatan kehidupan bangsa-bangsa di muka bumi. Atas nama 
perdamaian dan HAM, mereka ikut intervensi sampai ke jantung pemerintahan suatu 
bangsa. Saat ini, kekuatan Dajal bagaikan tidak tersaingi. Mereka mampu 
bergerak 
dengan cepat mengangkut ribuan pasukan berseragam dan bersenjata mutakhir untuk 
menguasai dan mengendalikan segala kerusuhan yang mereka anggap dapat 
mengganggu dan melanggar perdamaian dunia.
 
Akan tetapi, betapapun hebatnya kekuatan polisi dunia yang dimiliki Dajal 
tersebut, Allah 
mempunyai caranya sendiri untuk mematahkan segala kekuatan dan rencana mereka, 
sebagaimana firman Allah:
 
"Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka 
itu. Dan 
Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." (Ali Imran: 54).
 
Pada akhirnya, kaum Dajal akan menghadapi kehancurannya sendiri sebagai akibat 
tipu 
daya dan hasil ciptaannya sendiri.
 
Mereka mengisukan millennium bug, yaitu kekacauan jaringan komputer di seluruh 
dunia, 
karena sistem digital perangkat lunak komputer (software) di beberapa negara, 
terutama 
perbankan, industri berat, serta alat kontrol peluru kendali. Mereka yang 
menciptakan 
sistem perangkat lunak menjualnya ke seluruh dunia, tetapi mereka pula yang 
merencanakan akan adanya millennium bug. Sehingga hal itu menjadi iklan baru 
untuk 
mempromosikan penjualan perangkat lunak dan perangkat keras komputer (sofiware 
dan 
hardware). Akan tetapi, mereka juga lupa bahwa "kesalahan manusia" (human 
error) 
betapapun brainware-nya cemerlang, maka bisa saja menyebabkan tidak 
berfungsinya 
suatu perangkat tersebut yang berakibat besar. Sebagai contoh, sistem digital 
yang 
diterapkan untuk pengendali peluru nuklir di beberapa negara --yang diduga 
masih 
disembunyikan keberadaannya-- dapat saja mengalami ketidak-berfungsian. Lalu 
akhirnya, sistem digital tersebut secara otomatis --karena sudah diprogram-- 
meluncur 
tanpa terkendali, dan arah nuklir tersebut justru menghadap tepat ke Amerika.
 
Ketika suatu bangsa dengan peradaban yang sangat maju dan karakter yang sombong 
serta kufur terhadap nikmat Allah, maka kerusakan yang dialaminya justru datang 
dari 
tangan mereka sendiri sebagaimana firman Allah:
 
"Telah tampak kerusakam di darat dan di laut dikarenakan perbuatan tangan 
manusia, 
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, 
agar 
mereka kembali (ke jalan yang benar)." (ar Rum: 41).
 
Mereka merasa yakin dan bertambah kesombongannya, dikarenakan kemampuan dirinya 
di dalam pengelolaan Departemen Pertahanan mereka yang berpusat di Pentagon. 
Bangunan yang berbentuk penta serta sumber dayanya yang tidak tersaingi selama 
ini 
menambah keyakinan diri Amerika untuk menempatkan posisinya sebagai "polisi 
dunia". 
Data tentang Pentagon yang dibangun selama 16 bulan dan selesai 13 Januari 1943 
--
tanggal 13 berkaitan dengan lucky number yang melambangkan cita-citanya yang 
ingin 
menguasai dunia-- memang sangat luar biasa. Misalnya, seperti data sebagai 
berikut:
 
Personil : 23.000 karyawan
Telepon : 200.000 pesawat
Kabel telepon : 100.000 km 
Sirkulasi surat per hari : 1.200.000 surat 
Batu bata : 41.992 buah 
Pasir : 860.000 ton 
Semen : 435.000 kubik
Jumlah biaya : 83.000.000,00 dolar Amerika
 
Kepahlawanan, kecerdasan, kekuatan, dan kesempurnaan Angkatan Bersenjata 
Amerika 
(US Army) menjadi legenda yang menyejarah, yang ingin dijadikan sebagai bukti 
kekuatan 
yang tidak terkalahkan, sebuah pencapaian "manusia unggul" di panggung dunia. 
Dalam 
konteks dengan penafsiran aktual dari hadits tadi mengisyaratkan telah lahirnya 
para 
polisi Dajal yang siap untuk mengawasi dan mengatur dania. Program ruang 
angkasa 
NASA (National Aeronautics and Space Administration) yang mereka miliki, bukan 
hanya 
sekadar eksplorasi ruang angkasa; tetapi berbagai titipan misi rahasia yang 
dikelola dan 
direncanakan secara sangat rahasia. Hal itu terutama dalam mewujudkan lambang 
"mata 
satu" (the one eye of Lucifer) yang mengawasi dunia. Kemampuan teknologi 
pengindraan 
jarak jauh memungkinkan kantor pusat zionis mendapatkan berbagai kegiatan di 
setiap 
pelosok dunia. Percakapan melalui telepon para pemimpin dunia dengan mudah 
dapat 
mereka rekam, begitu pula dengan berbagai kerusuhan, demonstrasi, bahkan 
tempat/lokasi penyembunyian senjata dapat mereka "simpan rapi" dan direproduksi 
lebih 
baik dari sebelumnya.
 
Bersambung ke bab 2.7
 
Wassalam
 
St. Sinaro
 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke