ANAK MISKIN LULUS DI F-DOK UIN JAKARTA Tolonglah! Awak Ingin Jadi Dokter
DAMANHURI

SENANG bercampur se
dih. Itulah yang menyelimuti perasaan Rezki Mulyadi, lulusan SMAN I Pariaman
saat menembus Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah, Ciputat, Jakarta.
Senang lantaran lulus sesuai keinginan, namun sedihnya karena besarnya biaya
masuk. Jumlahnya Rp90 juta. Itu harus dibayar pada tanggal 8 Juli mendatang.
Anak ke-9 dari 10 bersaudara dari pasangan Ismael dan Nurhayati ini memang
terkenal sebagai anak pintar. Dia juga pernah jadi Sekretaris OSIS di SMAN I
Pariaman, Ketua DPD Asosiasi Pelajar Islam (Assalam) Kota Pariaman. Di
samping itu, sebagai santri Pondok Pesantren Nurul Yakin, Ambung Kapur.
Di sekolah nilainya bagus 8,1, dan memang layaknya mendapat kesempatan
kuliah di perguruan tinggi agama ternama itu. Baginya mimpi masuk fakultas
kedokteran, sudah tercetus sejak lama. Makanya ketika namanya tertera
sebagai salah seorang yang lulus di pendidikan kedokteran UIN saat
diumumkan, hatinya riang benar.
Namun kemudian muncul perasaan galau, ketika semua prosedural yang
dilihatnya, biaya yang harus dikeluarkan sangat mahal. Menurut dia, uang
yang harus dibayar untuk ukuran pencaharian orangtuanya akan tidak sanggup
dia tempuh. “Tapi entahlah. Belum bisa dipastikan, apa dilanjutkan atau
mundur saja. Yang jelas, itu mimpi saya dan keluarga sejak dulu,” ungkapnya.
Baginya kelulusan di UIN pada fakultas kedokteran adalah sebuah kebanggaan
tersendiri, apalagi di perguruan tinggi ternama, ditambah telah dibekali
dengan pendidikan pondok pesantren di kampungnya, Ambung Kapur, Sungai
Sariak, Kecamatan VII Koto, Padang Pariaman.
Di samping seorang pelajar, ia juga seorang santri yang setiap malam
mendalami ilmu agama di pesantren tersebut.
Ingin sekali ia segera berangkat ke Jakarta, tempat perguruan tinggi yang
telah menerimanya itu sebagai mahasiswa lewat seleksi nasional. Tapi apa
hendak dikata, kendala menghadang di depan mata. Keluarganya merasa tidak
sanggup untuk membiayai. Selama ini tiap malam ia berdoa agar bisa kuliah
pada pendidikan kedokteran. Tuhan pun mendengar doanya.
Rezki ingin sukses pada kedua lembaga pendidikan yang sedang dia hadapi. Ya,
sekolah umum yang baru saja diselesaikan pada SMAN I Pariaman, dan pesantren
Nurul Yakin, sebagai seorang santri. “Kini sedang ujian pesantren. Tahun
lalu saya sempat juara umum dil embaga pendidikan surau itu,” katanya kepada
Singgalang, Selasa (5/7).
Mungkinkah cita-cita Rezki Mulyadi harus kandas? Batas waktu pendaftaran
semakin dekat. Belum ada kepastian, sebab uang sejumlah itu tak punya. (*)

singgalang.co.id

ali/31/jkt/sicincin

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke