Pak Saaf, Capt Darul dan Dunsanak di Palanta,

Ini tanggapan dari DAMI sehubungan artikel yang berjudul "Gebu Minang dan DDS" 
yang dimuat Harian Singgalang, 14/7. Tulisan di bawah sudah saya kirim hari ini 
ke Redaksi Singgalang. Penting untuk menghindari miss leading.


Quote:

DANA ABADI MINANG INTERNASIONAL (DAMI)

Dalam
kolom komentar yang berjudul Gebu Minang dan DDS, Musfi Yendra menulis “Wakil
Gubernur Sumbar, Muslim Kasim lebih keras lagi. Muslim menyebut Gebu Minang
belum banyak memberikan kontribusi untuk masyarakat dan pembangunan kampung. Ia
menilai beberapa program Gebu Minang selama ini hanya memberikan keuntungan
individu saja. Program Dana Abadi Minang Internasional (DAMI) adalah salah
satunya” (Singgalang 14/7).
Agar
masyarakat tahu duduk perkaranya, saya akan menjelaskan perihal DAMI karena
tulisan yang menyinggung DAMI di atas sama sekali tidak benar.

DAMI
adalah bagian dari Gebu Minang yang dikelola tersendiri. Gagasan DAMI berasal
dari mendiang Chaidir Nin Latif Dt Bandaro yang melihat tanah ulayat kita  
sudah banyak yang bermasalah sehingga tidak
sepenuhnya mampu membiayai sekolah anak kemenakan kita.Sebab
itu perlu dibangun hak ulayat baru. Dengan mengumpulkan Rp 25.000 per orang 
sekali
saja dengan asumsi  ada  4 juta orang Minang yang akan menyumbang, baik
di rantau maupun di ranah maka akan terkumpul dana sebesar Rp 100 milyar.
Itulah impian orang tua kita ini. Sesuatu yang besar itu dimulai dari mimpi
(dream) dan Prof DR Buchari Alma menerjemahkan ke dalam tindakan nyata.

Dana
Abadi  adalah kumpulan dana yang dikelola
oleh sebuah lembaga untuk tujuan-tujuan sosial yang ditetapkan oleh penyumbang
dana (donatur) dan pengurus lembaga, dalam hal ini adalah DAMI. Dana tersebut
diharapkan tetap utuh, untuk periode tertentu, atau sampai terkumpulnya asset
yang memadai untuk melaksanakan program-program yang ditetapkan. Kekuatan dana
abadi diharapkan makin lama makin besar agar dapat memberikan pendapatan yang
teratur untuk menjalankan program-programnya. Program DAMI meliputi  
bidang-bidang SDM, kesehatan, ekonomi rakyat,
agama dan adat.

Sekretariat
DAMI berada di Bandung, terpisah dari pusat Gebu Minang yang berada di Jakarta.
DAMI dipimpin dan dibina oleh 2 Mamak Kapalo Warih (MKW) yaitu Ketua Umum Gebu
Minang (ex officio) dan Gubernur Sumatera Barat (ex officio). Dua MKW dibantu
Pengurus DAMI yang diketuai oleh Prof Dr Buchari Alma yang tinggal di Bandung.

DAMI
memiliki SOP yang memadai untuk  mengamankan operasinya. Dana yang masuk dari 
donatur diarahkan untuk disetor
sendiri ke rekening yang disediakan di Bank Nagari, Bank Mandiri, BNI, semuanya
di Padang.  Dana yang dijemput atau yang
dikumpulkan dalam suatu event seperti
arisan, segera disetorkan ke bank. Rekening bank dibuka atas nama MKW, bukan
atas nama pengurus.

Pengelolaan
dana dilakukan secara transparan dan dapat diikuti setiap saat pada website
DAMI (www.danaabadi.org). Bank ikut
menjaga pembukuan disamping DAMI mempunyai pembukuan tersendiri di Bandung.
Perkembangan DAMI sejak 2005 – Juli 2011 telah dilaporkan kepada peserta Mubes
Gebu Minang awal bulan ini di Padang Panjang.
Penggunaan
dana dirancang oleh pengurus kemudian dimintakan persetujuan kepada MKW. Karena
akumulasi dana belum memadai sebagai dana abadi, belum ada program penggunanaan
dana yang dapat dijalankan. Dana yang terkumpul tersimpan aman di bank-bank di
Padang. Untuk diketahui dana yang ada sekarang berjumlah Rp 258 juta. Akumulasi
dana diakui memang lambat. 


Biaya
operasional tidak sepenuhnya dibebankan kepada DAMI. Ticket-ticket pesawat
dalam rangka sosialisasi ke Padang dan Palembang misalnya ditanggung sendiri
oleh pengurus. Selama hampir 6 tahun biaya DAMI berjumlah Rp 31 juta untuk
kegiatan launching, barang cetakan,
fotokopi, telepon dan internet, langganan website, honor petugas sekretariat 
yang
seadanya. Banyak biaya yang ditanggulangi sendiri oleh pengurus. Untuk menarik
dana di bank perlu tanda tangan MKW yang satu tinggal di Jakarta dan satu lagi
tinggal di Padang. Ini memang sengaja dimasukan ke SOP agar tidak mudah
mencairkan dana. Integritas pribadi pengurus perlu dijaga. 
Lalu
di mana letak DAMI hanya untuk keuntungan individu? Jelas itu asal omong atau 
salah
tulis. 

Muchlis Hamid
Sekretaris DAMI 2005-2010

 
Unquote.

Salam

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Reply via email to