MINANGKABAUKU NAN INDAH

Keindahan Minangkabau
Bagaikan sekeping sorga
Yang terlempar kedunia

Gunung-gunung yang berdiri gagah
Bukit-bukit yang berbaris berlapis-lapis
Dengan pepohonan menghijau
Memberi rasa sejuk
Pada mata dan udara

Lembah yang membelah bumi
Di beberapa lokasi
Memberikan pemandangan
Yang sulit dicari tandingannya

Beberapa danau yang berpagar bukit barisan
Dengan air yang jernih
Anugrah yang tiada tara
Untuk Ranahminang

Namun semua keindahan itu
Tanpa pengelolaan yang baik
Tanpa dilengkapai fasilitas
Ternyata tak jadi pilihan wisatawan
Untuk berkunjung di waktu yang lama dan berulang

Sementara disisi lain
Warga Ranahminang di daerah indah
Sebagian besar hidup susah
Merantau belum tentu pula menjanjikan

Duhai pecinta keindahan
Yang memiliki kasih sayang sesama
Bawalah dunsanak kita
Keluar dari kemelut
Ciptakan lapangan kerja
Dengan memanfaatkan keindahan alam ciptaan-Nya

Duhai pegiat MAPPAS
Pasanglah niat dengn ikhlas
Pekerjaan yang akan dihadang
Pekerjaan yang menantang

Ku iringi dengan doa
Semoga Allah memberikan petunjuk-Nya
Amin


Padang, 4 Agustus 2011


Hanifah Damanhuri








Pada 3 Agustus 2011 15:02, dedi yusmen <dyus...@yahoo.co.uk> menulis:

> *Seri Cerita MAPPAS 1: Minangkabau ku nan Indah*
>
> *……..orang Minangkabau melakukan ‘kufur nikmah’”.*
>
> ** **
>
> Senin 1 Agustus Jam 18.15,  magrib menjelang malam  dikala macet mendera  
> Jakarta
> sudah menjadi laku biasa, saya melewati area kampung melayu yang menjadi  rute
> ‘terfavorit’ disamping  jarak terpendek, ‘nggak’ perlu lewat jalan tol.
> Uang tol yang dihemat lumayan sebagai  persiapan beli teh botol untuk
> berbuka puasa. Saya senangi dari rute ini karena  begitu banyaknya sisi
> hidup manusia berkulindan, bertumpak-tumpuk di satu area. Pedagang, dari
> grosiran sampai asongan, kaki lima, pedagang barang baru sampai bekas,
> perkantoran, penginapan, pasar, transportasi umum yang tak pernah menjadi
> benar-benar  milik umum, kereta api, mikrolet, kopaja, busway, bajaj,  pejalan
> kaki.
>
> Pasar Jatinegara (Mesteer) sampai Kampung Melayu, memcerminkan satu sisi
> kota yang hidup, yang tanpa poles, yang apa adanya. Disitulah, di ujung sana
> sambil menikmati kemacetan saya menelpon Sanak  UBGB  (apa arti UBGB,
> tanyalah pada ilalang yang bergoyang) dengan nama asli Yos ini menanyakan
> keadaan dan rencana terkait dengan kegiatan MAPPAS (Masyarakat Peduli
> Pariwisata Sumbar) yang telah tersurat bagi saya membantu menggerakkannya.
> Di sela diskusi itu Sanak UBGB mengajak saya untuk datang pada acara
> peluncuran Buku 80 Tahun Azwar Anas sekaligus menyisipkan kata bahwa
> panitianya diketuai Uda Firdaus HB, Koordinator Lapangannya Sanak Bobby
> Lukman, dan tentu Sanak Yos ini salah satunya. Sebelum menutup telpon Sanak
> Yos mengingatkan lagi “Caliak lah di Uda bisuak”.
>
> Telpon saya tutup, yang saya ingat dari kata Sanak UBGB ini “Caliak lah di
> Uda Bisuak”. Dalam bahasa minang kalimat ini seolah-olah mempunyai ‘ruh’
> dengan maksud menantang, ada sesuatu yang ‘surprise’ yang akan
> diperlihatkan. Namun bila di Indonesiakan kalimat itu menjadi “Lihat lah
> besok Da” menjadi hambar makna.
>
> Tanggal 2 Agustus jam 16.45 WIB, khawatir macet saya segera melaju dari
> kantor di daerah Gambir menuju Hotel Sahid Sudirman tempat acara diadakan.
> Jarak yang lebih kurang 5 km tersebut ditempuh dalam 45 menit, karena harus
> mencari jalur lain menghindari jalur “3 in 1”.
>
> Menuju Hotel, saya bertemu dengan Sanak M Syahreza, yang juga tokoh muda di
> milist Rantau Net, kesan pertama saat masuk ke dalam ruangan memang luar
> biasa, seperti sebuah acara perhelatan. Berdatangan satu persatu para tamu
> terhormat, tokoh besar Sumatera Barat, mantan Gubernur Sumbar,  Menteri  
> Kabinet,
> mantan Kapolri,  dari kalangan sipil dan militer, urang Sumando  yang
> Mantan Wapres, Yusuf Kalla dan mantan Menteri  Agum Gumelar. Acara juga
> diselingi oleh pembacaan puisi beriring musik dari ‘duo maestro’ Taufik
> Ismail dengan Idris Sardi sang violist legendaris, saya terkesima saat Mbah
> Idris mencium tangan Inyiak Taufik, pertanda bentuk penghormatan tertinggi
> pada budaya Jawa, dapat dibayangkan betapa begitu hormatnya orang lain dari
> suku lain kepada seorang Taufik Ismail yang putera Minang ini, entahlah
> kita. Dalam   kesempatan  itu dengan kelakar  Inyiak Taufik menyapa Mbah
> Idris dengan Angku Dirih.
>
> Berikutnya memilih tempat duduk, tidaklah begitu rumit karena seketika mata
> saya tertuju dengan sekelompok Uda dan Sanak-Sanak dari pengagas, pendiri
> dan penggiat MAPPAS yang dirintis dari penggiat rantau-net serupa Uda Aslim,
> Uda Miko, Uda Kurnia, Uda Achyar,  Sanak Ronal, Sanak Beny, Sanak Hadi
> dsbnya. Di kesempatan tersebut saya bertemu pula dengan senior-senior rantau
> net yang lain seperti Pak Saafroedin Bahar dan  Mamak Azmi Dt Bagindo.
>
> Saya terkesan acara tersebut tidak meninggalkan sunnah Utama Ramadhan,
> tetap didahului oleh Shalat Tarawih berjamaah, sehingga makin terasa
> khusuknya acara tersebut. Sambutan dimulai satu persatu dari terakhir Pak
> Azwar Anas dengan referensi ayat suci Alquran yang fasih beliau baca, dengan
> cerita sejarahnya selama menjadi gubernur dan menteri  sampai menjabat
> ketua PSSI, sebelumnya di dahului oleh Pak Taufik Abdullah yang juga menulis
> sebagai Pengantar di buku Biografi Azwar Anas tersebut, yang menarik
> sebelumnya Sambutan dari ketua Panitia Uda Firdaus HB. Nama Firdaus HB yang
> juga penggerak milist rantau net dan Pembina MAPPAS   juga tertulis di
> buku Biografi Pak Azwar sebagai ketua panitia, Pak Saafroedin Bahar sebagai
> ‘reader’  tertulis  dalam buku tersebut yang  juga telah menjabat sebagai
> Ketua Umum Pertama MAPPAS , luar biasa sejarah telah mencatat.
>
> Saya kira ini lah yang dimaksudkan oleh Sanak UBGB  “Caliak lah Da”, untuk
> memperlihatkan pelaksanaan acara tersebut dapat dijadikan contoh untuk
> acara-acara MAPPAS nantinya. Sanak UBGB terimakasih atas undangannya,
> pelaksanaan acara tersebut dapat kita jadikan model dalam kegiatan serupa
> MAPPAS.
>
> Sesaat pulang ingin rasanya ikut memiliki buku biografi Azwar Anas Teladan
> dari Ranah Minang ini, namun saya hanya terpaku, saya hanya undangan
> sempalan, undangan tanpa bukti, padahal untuk mendapatkan buku tersebut tamu
> harus mempunyai kartu undangan yang sah.  Tiba tiba Allah ‘memberikan
> jalan’, mendatangkan  ‘penyelamat’ , seketika panitia di meja tamu  memanggil
> sang  koordinator lapangan yang adalah Sanak Bobby, wah kebetulan pikir
> saya. Segera saya dekati sanak Bobby , *“Bob, baa caronyo Bob ambo nio
> pulo buku tu”. Sanak Bobby menjawab, indak bisa Da, karena tu harus ado
> undangan*, tapi Bobby segera menyerahkan jatah buku ditangannya  untuk
> saya, *ambiaklah di Uda punyo Ambo ko*. Alhamdulillah terimakasih Sanak.
> Dengan girang segera saya ‘melucus’ pulang (takut Sanak Boby sadar dan  
> meminta
> kembali bukunya hahaha).
>
> Pagi ini tepat tanggal 3 Agustus jam 11.09, saya menerima SMS dari Pak
> Saafroedin Bahar: “Bung Dedi, saya tuliskan pembicaraan selintas kita di
> Hotel Sahid Jaya menjelang sholat tadi malam, sbb:” Jika tidak merawat dan
> tidak memanfaatkan dengan sebaik-baiknya keindahan alam yang dianugrahkan
> Allah swt kepada  Sumatera Barat, orang Minangkabau melakukan ‘kufur
> nikmah’”. (saya tulis sesuai dengan isi sms termasuk titik komanya).
>
> Pak Saaf, InsyaAllah kami generasi berikut ranah, bersama-sama,  yang
> masih diberikan kesempatan dan umur  akan melaksanakan amanat itu sesuai
> sanggup dan khittah yang telah dimaktub oleh Allah kepada  kami.  * *
>
> *Dedi Yusmen/MAPPAS (Gambir, 3 Agustus 2012)*
>
> ** **
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke