Untuk membagi kue kepada koalisi. Yang lain No. 2

Sent from my powered by Sinyal Kuat INDOSAT.BlackBerry®
“rang awak bisano samo bakarajo, indak bisa bakarajo samo”
==bersama menebar rahmat, TDA==

-----Original Message-----
From: "Dr Saafroedin Bahar" <saafroedin.ba...@rantaunet.org>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 3 Nov 2011 16:20:58 
To: Darwin Bahar<dba...@indo.net.id>; Rantau Net Rantau 
Net<rantaunet@googlegroups.com>; <padang-panj...@yahoogroups.com>; 
<minang...@yahoogroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: OOT -  Rhenald Kasali: Fadel Muhammad

Terima kasih telah dikirimi artikel ini, Sanak Darwin. Saya juga bertanya: SBY 
ini bekerja untuk siapa ? 
Wassalam,
SB.
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.

-----Original Message-----
From: "Darwin Bahar" <dba...@indo.net.id>
Date: Wed, 2 Nov 2011 20:20:02 
To: Palanta Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>; 
<padang-panj...@yahoogroups.com>; <minang...@yahoogroups.com>
Cc: Dr Saafroedin Bahar<saafroedin.ba...@rantaunet.org>
Subject: OOT -  Rhenald Kasali: Fadel Muhammad 

Seputar Indonesia, Thursday, 27 October 2011

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/439235/

Secara pribadi saya tidak mengenalnya, bahkan bertemu saja baru satu kali.
Itu pun di sebuah forum resmi, dalam diskusi tentang ekonomi kelautan yang
diselenggarakan Radio Smart FM di Medan beberapa bulan lalu.

Namun, sejak Indonesia kehilangan Jusuf Kalla sebagai "pendobrak" dan
"penggerak" ekonomi yang tidak pernah diam dalam ide, saya menemukan sosok
"bergerak" pada Fadel Muhammad. Selain tangannya dingin, kakinya ringan
bergerak. Seperti yang sering saya katakan kepada para ekonom muda, ekonomi
Indonesia ini bukannya kereta api otomatis yang cuma butuh jari untuk
dijalankan.

Ekonomi kita adalah sebuah kapal besar yang tak akan bergerak kalau hanya
dipikirkan. Ekonomi kita butuh a real entrepreneur yang piawai menggerakkan,
melakukan breaktrough dan siap berperang melawan para mafioso. Jadi,
pemimpin seperti inilah yang kita butuhkan, bukan harus dikurangi, tetapi
perlu diperbanyak. Sayang kalau kita mengabaikannya.

Berperang Melawan Belenggu

Fadel mengagetkan kita saat dia maju berperang melawan "beruang-beruang
ekonomi" yang memaksa Indonesia melakukan impor komoditas tradisional yang
banyak dikonsumsi rakyat. "Beruangberuang" itu tidak hanya memasukkan
barang, melainkan juga menyodorkan data-data yang sudah dipoles yang seakan-
akan kita sudah kekurangan segala komoditas dari beras, daging sapi,sampai
garam, dan bawang merah. Pokoknya semua kurang dan mengancam inflasi.

Lalu apalagi kalau bukan harus impor? Kita melihat Fadel maju ke depan
membongkar kontainerkontainer berisi ikan kembung yang diselundupkan ke
pasar Indonesia. Bukan cuma ikan kembung. Ternyata ikan lele dari Malaysia
yang sangat mudah dikembangbiakkan di sini juga membanjiri pasar domestik
melalui perbatasan Kalimantan, Pelabuhan Belawan, dan pelabuhan-pelabuhan
penting lainnya.

Dari ikan kembung dia bergerak menyelamatkan industri garam rakyat yang
bertahuntahun digempur para importir bangsa sendiri. Impor-impor seperti itu
jelas sangat berbahaya bagi masa depan bangsa ini.Harga impornya boleh
sangat murah, dipasarkan dengan dumping atau tidak, tetapi perlahan-lahan
mematikan ekonomi rakyat yang tersebar di seluruh pesisir Nusantara.

Setelah pertanian terpuruk, kini petambak garam pun dibunuh bangsa sendiri.
Fadel-lah yang menuntut agar harga dasar garam rakyat dinaikkan. "Kalau
petambak hanya menerima Rp325 per kilogram, bagaimana mereka bisa
hidup?"gugatnya.Dia pun mengusulkan agar dinaikkan menjadi Rp900.Petambak
garam tentu senang dan mereka bisa kembali bekerja.

Tetapi kabar itu tak berlangsung lama karena kita mendengar Kementerian
Perdagangan hanya mau menaikkan sampai ke Rp700. Itu pun beredar kabar ada
saja pejabat-yang berdalih atas nama pasar bebas-tak mau tanda tangan.
Petambak bisa jadi senang kepada Fadel, tetapi importir dan pemberi lisensi
impor belum tentu.

Kalau petambak garam dimanjakan Presiden, mereka bisa kembali menyekolahkan
anak-anaknya dan makannya bisa lebih terasa enak.Mereka akan giat
berproduksi dan impor garam akan hilang. Apakah benar inflasi akan terjadi
hanya karena harga garam naik? Beberapa orang meragukannya, pasalnya harga
dari petani yang rendah tidak menjamin harga kepada konsumen ikut rendah.

Bahkan impor murah sekalipun hanya menjadi alasan bagi importir untuk
menguasai pasar.Harga akhir yang dibayar konsumen pun tetap saja tinggi.
Lantas kalau harga dasar petambak dinaikkan, bagaimana nasib importir? Tentu
mereka tidak tinggal diam. Menteri Perdagangan-atas nama perjanjian dagang
yang dipayungi WTO-dan kita semua yang pernah belajar teori ekonomi, boleh
saja percaya pada kompetisi dan pasar bebas.

Tetapi secara moralitas,tak ada bangsa yang secara tulus dan ikhlas membuka
pasarnya secara bebas,murni 100%. Hanya bangsa yang bodohlah yang membiarkan
pintunya dibuka lebar-lebar dan membiarkan "beruang-beruang ekonomi"
menari-nari memorak- porandakan pasar domestiknya.

Sementara pasar timbal-baliknya dibarikade dengan standar dan
peraturanperaturan yang tidak bisa ditembus. Anda tentu masih ingat betapa
sulitnya produkproduk kelautan kita menembus pasar Amerika dan Eropa. Ketika
Indonesia membuka pasar perbankan begitu leluasa bagi bank-bank
asing,misalnya, Bank Mandiri kesulitan membuka satu saja cabangnya di Kuala
Lumpur.

Apalagi membuka cabang dan jaringan ATM. Di Eropa kita juga melihat betapa
sengitnya bangsa-bangsa yang percaya pada pasar bebas membuka pasar industri
keju lokalnya dari gempuran keju buatan Kraft yang diproduksi secara massal.
Di Amerika Serikat masih dalam ingatan kita pula, barikade diberikan kepada
China saat CNOOC (China National Offshore Oil Corporation) berencana membeli
perusahaan minyak Amerika (UNOCAL).

Sejumlah anggota kongres menekan Presiden Bush (2005) agar pemerintah
membatalkan proposal China tersebut. Keju,minyak,udang,kopi,kertas, minyak
sawit, atau tekstil sekalipun selalu dihadang masuk kalau industri suatu
bangsa terancam. Jadi apa yang terjadi dengan lisensi impor di negeri ini?
Sebuah keluguan atau kesengajaan? Bisakah kita memisahkan perdagangan dari
pertahanan dan keamanan kalau wujudnya sudah mengancam kehidupan? Siapa
peduli?

Pro-Poor

Maka sangat mengejutkan saat pekan lalu kita membaca Fadel Muhammad tidak
lagi menjalankan tugas negara sebagai menteri kelautan dan perikanan.
Sebagai warga negara kita mungkin terlalu rewel untuk mempersoalkan
pencopotannya sebab semua itu adalah hak Presiden. Tetapi bagi seorang yang
menjalankan misi Presiden yang pro poor-pro growth dan pro job, saya kira
pantas kalau nada sesal layak kita ungkapkan.

Dia justru diganti karena membela kepentingan rakyat, pro-poor. Ibaratnya
dia tengah berada di garis depan melawan "beruang-beruang ekonomi" yang
hanya memikirkan keuntungan sesaat dengan "membeli" lisensi impor yang
mematikan hak hidup rakyat jelata. Saya sebut mereka "beruang ekonomi"karena
seperti yang dikatakan Fadel, sesendok garam itu asin,tapi sekapal garam
adalah manis.

Hanya beruanglah yang mampu mengendus rasa manis itu. Tahukah
"beruang-beruang ekonomi"itu bahwa petambakpetambak garam dan nelayan adalah
penjaga perbatasan yang melindungi negeri dari segala serangan. Apa jadinya
negeri ini bila hidup mereka dilupakan?

Bukankah lebih baik menjaga pertahanan perbatasan dengan memberikan
kapal-kapal yang bagus dan pekerjaan yang menarik kepada para nelayan
daripada membeli kapal perang yang tak pernah cukup untuk menjaga
bibir-bibir pantai yang begitu luas?

Maka yang mengejutkan publik sebenarnya adalah mengapa bukan ucapan terima
kasih dan bintang yang disematkan pada Fadel; melainkan serangkaian ucapan
defensif dari kelompok-kelompok tertentu?

Karena itu, melalui tulisan ini, saya justru ingin memberi motivasi yang
tulus agar Fadel Muhammad tidak berhenti sampai di sini,melainkan terus
berkarya bagi kaum papa, petani-petani garam, dan para nelayan yang "kalah"
bukan dari persaingan bebas, melainkan dari "beruang-beruang ekonomi"yang
menjual negeri melalui lisensi impor.

Seorang pemimpin sejati tidak memimpin hanya karena dipanggil tugas.Pemimpin
sejati bertugas karena panggilan. Saya senang membaca berita bahwa Fadel
telah kembali bekerja dengan Yayasan Garamnya. Selamat bergabung di sektor
ketiga. Inilah sektor kemandirian yang bekerja murni untuk memberantas
kemiskinan.

Inilah sektor non-APBN yang memanggil orang-orang yang mau berjuang tanpa
pamrih. Asosiasi Kewirausahaan Sosial yang saya pimpin tentu senang
menyambut Fadel.Saya percaya Fadel pasti bisa berbuat lebih besar karena dia
punya kekuatan perubahan yang justru tak dimiliki politisi lain. Simpati
besar dari rakyat untuk Fadel layak kita sematkan. 

RHENALD KASALI Ketua Program MM UI

 


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke