Mohamad Rizki Maulana - detikNews

Sabtu, 12/11/2011 21:27 WIB

Jakarta - Pulau Komodo akhirnya masuk menjadi 7 keajaiban dunia di kompetisi
New7Wonders of Nature. Kemenangan ini akan membuat Pulau Komodo langsung
berbenah diri guna menarik wisatawan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi, mengatakan
pemerintah dan para pengusaha akan segera bekerja sama membangun sejumlah
proyek. Mulai dari hotel hingga sarana pendidikan akan dibangun di kawasan
tersebut.

(lengkapnya di
http://www.detiknews.com/read/2011/11/12/212741/1766228/10/menang-di-new7won
ders-pulau-komodo-bakal-berbenah-diri?9922032)

Walaupun sudah diprediksi sebelumnya, IMHO, hasil ini tetap menarik, dan
sekaligus menunjukkan dukungan sekaligus kerinduan berbagai lapisan
masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinan yang visioner dan bernyali besar
seperti JK. Menarik, karena komunitas Tionghoa Indonesia yang sebelumnya
cenderung "memusuhinya" akibat komentarnya terhadap "Deklarasi Jimbaran"
sekitar 20 tahun silam, justru mendukung kegiatan voting Komodo melalui SMS
berhadiah.

Kita tahu problem Indonesia waktu ini adalah absennya kepemimpinan yang
visioner dan punya nyali; terjadi pembiaran-pembiaran yang banyak
menimbulkan penderitaan rakyat kecil dalam menghadapi kerakusan
korporasi-korporasi besar di Papua,  Kalimantan, Sumatra Utara, Riau, Jambi,
Bengkulu dan berbagai daerah lainnya di Tanah Air. 

Terakhir aksi penembakan dan tindakan kekerasan aparat Polri kepada
amai-amai di Maligi, Sasak, Pasaman Barat, Rabu (9/11) yang baru lalu.

Jangankan turun tangan terhadap masalah yang pelik seperti itu, mengusut
dugaan rekening gendut beberapa perwira Polri yang di depan hidungnya saja,
Angku Gadang awak tu pun tidak berani.

Saya tidak percaya Pak JK masih berambisi untuk mencalonkan/dicalonkan j
adi RI-1 di Pilpres 2014 yang akan datang. Beliau nampaknya lebih suka
dengan peran sosial kemasyarakatan seperti waktu ini. 

Apa pun, ini pelajaran berharga bagi masyarakat Sumatra Barat--yang
memberikan 80% suara kepada SBY-Budiono dalam Pilpres 2009 yang lalu--untuk
tidak terperosok lagi di lubang yang sama pada pilpres 2014 nanti.

Jangankan berterima kasih, dan memberikan perhatian yang memadai terhadap
rehabilitasi Sumatra Barat pascagempa 2009 pun tidak. Alih-alih, Sumatra
Barat bahkan  tidak diperhitungkan dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang prestisius dan ambisius itu.

Sia-sia hutang tumbuh, cabar-cabar negeri kalah.

Tapi siapa pula lah awak ini 

Wassalam, HDB St Bandaro Kayo (L, 68)

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke