Benar, pak Jacky. Kita tunggu penjelasan dari Polda Sumbar. Semoga semuanya 
selesai dengan baik dan tak terulang lagi. (Mungkin ada manfaatnya bila polisi 
tidak lagi membawa senjata laras panjang bila menghadapi demo rakyat.)
Wassalam,
SB.
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.

-----Original Message-----
From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>
Date: Sun, 13 Nov 2011 18:25:29 
To: saafroedin.ba...@rantaunet.org<saafroedin.ba...@rantaunet.org>
Reply-To: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>
Cc: Rantau<rantaunet@googlegroups.com>; Polri<keluarga...@yahoogroups.com>; 
Polda Kaltim Milis<poldakal...@yahoogroups.com>; Djoko 
Suyanto<jocko...@yahoo.com>; P Chairul Huda<huda.fab...@yahoo.com>
Subject: Bls: [R@ntau-Net] SUARA TOKOH MINANGKABAU : Stop Main Senjata

Pak Saaf yang saya hormati.
 
Insiden di  Maligi Pasaman Barat, telah menjadi
perhatian publik.
Bahkan anggota-anggota DPRD Sumbar telah
turun ke lokasi,
untuk memantau situasi secara langsung.
 
Polda Sumbar akan sulit menutup-nutupi
apa yang sebenarnya terjadi.
Apalagi kalau nanti Komnas HAM dan
anggota DPR RI turun tangan.
 
Apalah artinya seorang "Jacky" kok
ikut2an nanya bagaimana Polda Sumbar
menangani kasus ini?
 
Berita terkait silahkan klik:
http://www.google.co.id/search?sourceid=navclient&ie=UTF-8&rlz=1T4RNRN_enID432&q=maligi+pasaman+barat



>________________________________
>
>Dari: Dr Saafroedin Bahar <saafroedin.ba...@rantaunet.org>
>Kepada: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackymard...@yahoo.com>
>Dikirim: Minggu, 13 November 2011 9:10
>Judul: Fw: [R@ntau-Net] SUARA TOKOH MINANGKABAU : Stop Main Senjata
>
>Bisa pak Jacky menolong meminta informasi dari Polda Sumbar ?
>Wassalam,
>S.Bahar.
>Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.
>
>-----Original Message-----
>From: "Nofend St. Mudo" <nof...@rantaunet.org>
>Sender: rantaunet@googlegroups.com
>Date: Fri, 11 Nov 2011 14:16:07 
>To: <RantauNet@googlegroups.com>
>Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
>Subject: [R@ntau-Net] SUARA TOKOH MINANGKABAU : Stop Main Senjata
>
>Jumat, 11 November 2011
>Padang, Singgalang - Semua tokoh Minangkabau yang dimintai
>pendapatnya, menyatakan sedih dan menyayangkan tindakan aparat
>kepolisian yang main senjata terhadap perempuan petani di Maligi,
>Sasak, Pasbar. Mereka minta tindakan itu, dihentikan.“Hentikan, masak
>perempuan dilawan dengan senjata,” kata anggota Komisi III DPR Taslim
>Caniago dari Jakarta, Kamis (10/11). Ia meminta aparat kepolisian
>menghentikan tindakan anarkis terhadap perempuan di Maligi, Sasak,
>Pasbar. Sementara Wagub Sumbar menilai, kekerasan hanya akan
>melahirkan tindakan kekerasan berikutnya.Kasus rusuh di Maligi yang
>diiringi letusan senjata, menurut Wakil Gubernur Muslim Kasim, bukan
>cara penyelesaian terbaik. Kekerasan akan menghasilkan tindakan
>kekerasan berikutnya.“Tahan diri, selesaikan dengan dialog, pakai
>kepala dingin,” katanya di Padang, Kamis (10/11).
>
>Sebagaimana diberitakan sejak dua hari ini, telah terjadi kerusuhan di
>Maligi, Sasak, Pasbar. Aparat kepolisian berhadapan dengan kaum ibu.
>Durian dengan mentimun. Maka jatuhlah korban.“Saya sangat prihatin
>mendengarkan kerusuhan yang terjadi di Pasaman Barat itu. Saya harap
>kedua belah pihak dapat saling menahan diri. Utamakan dialog, ini
>adalah budaya kita yang mencerminkan mencari mufakat dengan
>musyawarah,” sebut Muslim.
>
>Dikatakannya, tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. Asalkan
>kedua belah pihak yang bertikai mau duduk bersama. Begitu juga dari
>petugas kepolisian agar dapat mengarahkan penyelesaian dengan jalan
>musyawarah.Dikatakannya, jika kejadian itu terus berlanjut akan
>berdampak pada iklim investasi di Sumbar. Karena tidak mudah juga
>untuk membawa investor mau menanamkan modalnya di daerah ini.
>
>Sementara itu, Bupati Pasbar, Baharuddin R menyesalkan kerusuhan di
>Maligi. Ia meminta aparat keamanan persuasif menangani persoalan
>sehingga kasus selesai, rakyat tak tersakiti. “Sedih saya, rakyat
>Pasaman Barat disakiti. Investor jangan memandang rakyat sebagai musuh
>tapi mitra,” katanya.Kekayaan alam Pasaman Barat seharusnya maksimal
>untuk kemakmuran rakyat. Karena itu, naif kalau investor
>berhadap-hadapan dengan rakyat. “Aparat keamanan saya minta untuk
>bertindak lembut menghadapi rakyat yang tidak bersenjata,” katanya.
>HentikanAnggota DPR-RI asal Sumbar Taslim meminta kepolisian untuk
>tidak menangkap rakyat. “Itu hanya unjukrasa petani, hadapi dengan
>bijaksana, bukan dengan senjata,” kata dia.
>
>Ia minta seluruh korban tindak kekerasan agar diobati dengan biaya
>ditanggung polisi. “Polisi harus persuasif,” kata dia seraya
>menyebutkan bahwa perempuan tidak sewajarnya dihadapi dengan
>pengamanan ekstra keras semacam itu. Taslim mengaku sudah bicara
>dengan Wakapolda Sumbar dan meminta agar polisi ditarik dari lokasi
>kerusuhan.
>TarikKomite Peduli Kampung Maligi (KPKM) Jakarta, Bogor, Depok,
>Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), mendesak aparat kepolisian
>menghentikan aksi anarkis dan main tembak. Mereka juga menuntut agar
>polisi ditarik dari kawasan Maligi, karena dikhawatirkan justru akan
>semakin memperkeruh suasana.“Konflik tanah ulayat dengan PT PHP II
>yang berujung pada aksi main tembak oleh aparat kepolisian yang
>menyebabkan 18 kaum ibu Maligi patah-patah sudah di luar batas
>kewajaran. Ini jelas tindakan memalukan,” terang Ketua KPKM Eryzon,
>Sekretaris Jon Kenedi Syahril dan Penasihat KPKM Prof. Dr. H. Syafril
>Kemala, dalam keterangannya yang disampaikan kepada Singgalang, Kamis
>(10/11).
>
>Dalam pernyataan sikapnya, KPKM Jabodetabek mengaku sangat menyesalkan
>tindakan brutal aparat kepolisian terhadap kaum ibu yang berunjukrasa
>pada 8 November 2011 di perkebunan milik PT PHP II. Selain
>menyesalkan, mereka juga menilai tindakan polisi sangat
>memalukan.Pemuka masyarakat Maligi di Jabodetabek juga menduga, adanya
>kepentingan-kepentingan pihak tertentu dalam kasus Maligi telah
>membuat suasana jadi chaos. Apalagi, ada pula upaya mengalihkan isu
>dari tuntutan masyarakat Maligi yang sesungguhnya.
>DisayangkanKetua DPRD Sumbar, H. Yulteknil dan Ketua LKAAM Sumbar, M.
>Sayuti Dt. Rajo Penghulu sama-sama menyayangkan terjadinya bentrok
>polisi dengan masyarakat di Desa Maligi. Polisi yang semestinya
>melindungi masyarakat seperti mottonya malah membuat masyarakat
>terluka. “Seharusnya polisi melakukan tindakan persuasif, bukan
>membuat adanya korban,” sesal politisi Partai Demokrat Sumbar itu yang
>ditanyai melalui telepon genggamnya kemarin sore.
>
>Dia melihat terjadinya bentrok masyarakat dengan polisi sebagai akibat
>tidak komitnya investor terhadap perjanjian. “Persoalannya kan tidak
>direalisasikannya plasma masyarakat oleh investor. Mestinya investor
>komit, karena pemerintah daerah telah memberikan kemudahan bagi
>masuknya mereka,” sesalnya lagi. Dari itu, dia mendesak agar Pemkab
>dalam hal ini Bupati, H. Baharuddin R segera menuntaskan kasus itu.
>“Bupati harus duduk semeja bersama investor dengan masyarakat
>menuntaskan kasus ini,” katanya.
>
>Bila dibiarkan berlarut-larut, Yulteknil mengkhawatirkan makin banyak
>korban yang berjatuhan. Kepada pihak kepolisian, terutama Polda Sumbar
>diminta juga segera mengendalikan aparatnya agar tidak lagi bertindak
>anarkis di lapangan. “Semestinya sesuai dengan motto yang terpampang
>di setiap kantor polisi, yakni melindungi dan mengayomi masyarakat.
>Bukan sebaliknya melakukan tindakan-tindakan kekerasan. Kalaupun
>polisi bertugas melakukan pengamanan, lakukan tindakan persuasif,
>bukan dengan senjata atau kekerasan,” pesannya lagi.
>
>Diakui Yulteknil, dia dan Wagub melakukan pembicaraan itu. Bahkan
>Wagub, Muslim Kasim sudah mengirimkan SMS meminta Kapolda Sumbar
>mengendalikan aparatnya. Tak hanya DPRD Sumbar, pihak Lembaga
>Kerapatan Adat Minangkabau (LKAAM) Sumbar juga menyayangkan terjadinya
>aksi kekerasan di Maligi, Pasaman Barat tersebut. Kekerasan dimaksud
>dianggap tidak akan menyelesaikan persoalan. Solusinya bisa
>diselesaikan secara adat, karena masalah investasi di Sumbar sudah ada
>aturannya.Menanggapi persoalan itu, dalam waktu dekat, LKAAM mengajak
>MUI, LBH Padang dan Komnas HAM untuk meninjau lokasi sekaligus
>memediasi kedua belah pihak.Ketua LKAAM Sumbar, M.Sayuti Dt. Rajo
>Penghulu mengatakan, kasus di Maligi tidak perlu terjadi jika saja
>perusahaan yang bersangkutan bisa cepat tanggap dan menyelesaikan
>dengan baik. “Jika saja perusahaan tersebut tidak mendatangkan
>kepolisian, kekerasan itu bisa dihindari,” katanya kepada Singgalang.
>
>Ia menilai, persoalan itu dimulai dari tidak tuntasnya kesepakatan
>antara PT GMP dengan penduduk/kaum setempat. Sebagai tanah ulayat yang
>dipakai oleh investor, PT GMP perlu melihat kembali tata aturan
>menempati wilayah ulayat. Secara adat, kata Sayuti, sudah ada aturan
>yang jelas. “Kaum ulayat tidak akan menghalang-halangi investor yang
>masuk. Namun syarat dan prosedurnya harus sama-sama disepakati oleh
>kedua belah pihak, dengan cara kerja sama, penempatan tenaga kerja
>atau pembagian hasil melalui koperasi,” kata Sayuti.
>
>Sayuti menyarankan, masalah itu mesti diselesaikan secara adat. Harus
>diselediki apakah benar tanah itu milik ulayat, agar investor bisa
>langgeng di sana. Ia berharap, pihak kepolisian bisa bertindak sebagai
>mediator, bukan ikut terjun dalam baku hantam. Jika melakukan
>kekerasan, kesannya seolah-olah berpihak kepada investor, yang belum
>tentu benar.
>
>Ke depannya, Sayuti meminta kepada siapapun investor yang hendak
>menanamkan modal di Sumbar, perlu menyediakan ruang setidaknya 10
>persen dari tanah ulayat yang hendak dipakai. Gunanya, tanah itu untuk
>ruang publik yang bisa digunakan masyarakat. (104/405/211 401)
>
>http://www.hariansinggalang.co.id/sgl.php?module=detailberita&id=9448 
>
>
>-- 
>
>
>
>Wassalam
>Nofend/34+ CKRG
>
>-- 
>.
>* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
>wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
>http://groups.google.com/group/RantauNet/~ 
>* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>===========================================================
>UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>- DILARANG:
>  1. E-mail besar dari 200KB;
>  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
>  3. One Liner.
>- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
>http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 
>- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
>subjeknya.
>===========================================================
>Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
>http://groups.google.com/group/RantauNet/ 
>
>
>
>Pak Jacky, rasanya masalah ini perlu dijernihkan.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke