Toni, gigolo tua


Awalnya aku hanya bermaksud menolong seorang tante yang mengendarai mobil
kijang yang menanyakan alamat salon yang memang dekat dengan rumahku, Tante
tersebut tampak kebingungan, maka kutawarkan mengantar Tante tersebut ke
Salon yang memang hanya sejangkauan saja.
Setelah didalam mobil Tante yang kemudian mengenalkan dirinya bernama Rina
malah mengajakku untuk makan soto ayam diwarung kecil sebelah salon sebagai
tanda ucapan terimakasih karena telah diantarkan sampai tempat tujuannya.



Usai makan, Tante Rina memberi nomer teleponnya dan selembar uang. Aku
menolaknya karena hanya tulus ingin membantu menunjukkan alamat Salon yang
dituju Tante Rina, tapi Tante Rina memaksaku untuk menerimanya. Berulangkali
aku ucapkan terimakasih karena aku tak berpamrih, jujur aku hanya ingin
menolongnya .Bayangkan, girangnya aku mendapat uang hanya dari menunjukkan
salon yang sejangkauan dari rumahku itu. Tante Rina baik sekali.



Keesokan harinya aku telepon Tante Rina sesuai pesannya saat kami berpisah
kemarin..Tante Rina yang baik itu cepat mengenali suaraku, dan kemudian
mengajakku untuk bertemu di pertokoan seusai sekolah.. Tentu saja aku cepat
mengiyakan ajakan Tante Rina karena Tante tersebut sudah begitu baik
terhadapku.



Tepat pulang sekolah aku segera menuju ke restoran yang telah dipilih oleh
Tante Rina sebagai tempat pertemuan, .Tante Rina telah berada didalam
restoran tersebut. Kami berbicara dan makan siang bersama. Tante Rina
menceritakan bahwa Dia mempunyai toko pakaian, maka dibawakannya aku kaos
dari tokonya. Aku terus menerus mengucapkan terimakasih, dan bersyukur atas
kemujuranku.



Kemudian Tante Rina mengajak aku berjalan jalan memakai mobilnya sambil
terus bercerita tentang tokonya . Sampai kemudian Tante Rina menghentikan
mobilnya di suatu hotel kecil dan mengajakku turun sambil berkata " pakai
jaket ini untuk menutupi seragammu,"


Kami memasuki kamar hotel dan duduk saja di kursi sambil meneruskan cerita.
Mendadak Tante Rina memintaku mandi dan berpesan untuk bersabun yang bersih
agar tidak bau matahari.. Setelah mandi bersih dan mengenakan kembali
seragam sekolahku, aku duduk kembali dikursi menunggu Tante Rina yang
bergantian mandi.



Gemetar lututku, tergetar jantungku saat Tante Rina keluar dari kamar mandi
hanya mengenakan handuk yang dililitkan ketubuhnya saja. Aku membuang muka
karena malu melihat sisa badan Tante Rina yang tidak tertutup handuk.


Kemudian Tante Rina mengelusku, membuka seragamku dan mengajari aku untuk
menyenangkan dirinya yang ternyata berakibat menyenagkan diriku juga.


Aku menjadi gigolo pertama kali sejak kelas 2 SMU karena Tante Rina.



Dua puluh dua tahun profesi itu kujalani dengan menjadi gigolo berpuluh
Tante Rina lainnya, kehidupan tersebut sangat menyenangkan, tanpa kesulitan
aku mendapatkan uang, baju, sepatu, jam, handphone dengan merek ternama,
bahkan sampai rumahpun aku dikontrakkan. Kerjaku hanya menunggu telpon dan
kemudian memberi kesenangan kepada Tante Tante yang beragam umur dan bentuk
tubuhnya. Aku menjadi professional.



Kini usiaku sudah 38 tahun, dengan kerut muka seperti usia 53 tahun, belum
menikah dan tidak mempunyai uang apalagi rumah atau mobil. Semua barang
sudah aku jual untuk mengobati kejantananku yang mendadak tidak bisa
berfungsi lagi sejak 4 tahun silam.


Aku tidak punya keahlian apapun selain menjadi gigolo. Aku telah memilih
jalan hidup yang salah, padahal begitu banyak pilihan hidup untuk menyambut
masa depan yang dulu kuabaikan. Kini aku hanya bisa menyesali diriku terus
menerus dan merasa tidak berguna lagi hidup. Apalagi jika melihat kawan
kawanku sedang menikmati kehidupan normal bersama keluarganya, mempunyai
mobil mewah dan makan di Restoran besar serta mempunyai jabatan dikantornya.
Aku makin terrpuruk menyesali keputusanku dulu, keputusan menjadi Gigolo.


Seperti dituturkan oleh Toni


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to