Isu Sara Warnai Pemilihan Rektor Untar Kamis, 17 Juli 2008, 19:16:42 WIB Laporan: Zul Sikumbang
Jakarta, myRMnews. Adanya isu etnis (SARA) dalam pemilihan rektor Universitas Tarumanegara (Untar) berimbas pada Senat Universitas. Sebab senat yang mendukung salah satu calon kandidat rektor Untar baru akan dibubarkan oleh rektor lama yang sudah masa habis jabatannya. "Akibatnya, Untar sampai sekarang belum memiliki rektor baru," kata salah seorang guru besar Untar yang tak mau disebut namanya ketika dihubungi oleh myRMNews, Jakarta, Kamis (17/7). Seperti diketahui, salah satu tugas senat adalah memilih rektor yang akan memimpin sebuah universitas. Tapi karena ada isu SARA, akibatnya, Untar mengalami kevakuman dan belum ada rektor baru. Untuk pemilihan rektor baru Untar, ada dua kandidat yang maju, yaitu Prof Sofia W Alisjahbana yang dicalonkan oleh senat. Kandidat lainnya, Dr Monthy diusung oleh pihak Yayasan Untar. "Prof Sofia didukung oleh tujuh guru besar yang merupakan anggota senat. Sedangkan Yayasan Untar bersikukuh menetapkan Monthy. Wakil Ketua Yayasan tidak menginginkan kandidat yang diusung oleh senat. Kan ini bertentangan," kata guru besar tersebut. Karena yayasan bersikukuh untuk menetapkan Monthy sebagai rektor baru, maka rektor lama berusaha membubarkan senat yang belum habis waktunya. "Kita menghargai kalau yayasan mengusung seorang calon rektor. Tapi yayasan harus objektif juga lah," ungkap guru besar tersebut. Ketika ditanya, isu SARA yang mewarnai pemilihan rektor Untar, guru besar tersebut enggan berkomentar. "Nggak perlulah saya berkomentar," elaknya. [zul] http://myrmnews.com/situsberita/index.php?pilih=lihat_edisi_website&id=61157