"Halo, selamat pagi,Veni ya?"sapa seseorang diseberang sana. "Dari
mana ini?" kataku. "Ini Veni ya, apa kabar sayang" katanyanya lagi.
"Maaf, sepertinya salah sambung" jawabku. Langsung saja aku matikan
telponku, aku benar-benar sibuk saat ini, tidak ada waktu untuk
melayani orang iseng macam itu. Sekali lagi telponku berdering. Aku
biarkan telpon itu terus menyanyikan lagu thank you-nya Dido. Sejurus
kemudian nada SMS masuk berdering. Nomor telpon itu lagi. "Ven, kok
dimatiin si telpna kan belum selesai ngobrol, jgn takut aku temen
lamamu" begitu bunyi SMS itu. "Teman lama, sapa lagi ya" pikirku. Lagu
Dido berbunyi lagi. "Yah,..ini orang niat banget sih" gerutuku lagi.
Terpaksa aku mengangkat telpon itu demi untuk menghilangkan rasa
penasaranku akan "temen lama" itu. "Ya" kataku. "Gitu dong telponnya
diangkat" suara dari seberang. "Anda siapa ya? Temenku apa?" tanyaku.
"Wah,..kamu bener-bener nggak ingat siapa aku ya" katanya. "Bukan
begitu, tapi suara anda benar-benar asing bagi saya" kataku. "Bener
nih nggak ingat?" katanya. "Maaf saya sedang sibuk, nanti aja
telponnya" jawabku. "Bentar dong, jangan ngambek, aku bantu kamu
mengingat deh" katanya. "Terserah" kataku ketus. "Inget nggak kita
pernah kehujanan dari bekasi ke pasar minggu?" tanyanya. "Nggak"
jawabku. "Inget lagu ini nggak 'i want to thank you for giving me the
best day in my life'" katanya. Aku terperanjat. "Cepiiiiiiiii" kataku.
"Hehehe, waduh kamu parah banget, sampai nggak ingat aku" katanya.
"kamu kemana aja, dasar orang aneh, nggak ngasih kabar tiba-tiba main
ngilang aja" kataku. "Aku masih disini kok dibalik bayangmu" katanya.
"Bodoh" kataku. "Udah berapa lama sih kita nggak ketemu?" tanyaku.
"Wah udah lama Vin, sory ya aku ngilang begitu aja" katanya.
"Ah...kamu memang nggak asik" kataku. "Kadang aku memang nggak asik
tapi yang penting aku bisa menghargai persahabatan kita" katanya.
"Maksudmu?" kataku. "Eh...Nggak-nggak, nggak apa-apa kok" katanya.
"Kamu kok jadi nggak bisa jujur lagi sih sama aku, aku marah lho"
candaku. "Yee,..masak digituin sih" balasnya. "Kamu memang nggak bisa
ilang jeleknya" Kataku. "BTW, kenapa dulu kamu tiba-tiba
ilang?"tanyaku penasaran. "Nggak ah" katanya. "Nggak apa maksudmu?"
tanyaku. "Aku nggak mau jawab" katanya. "Napa?" tanyaku. "Gak
papa"jawabnya. "Pasti ada alasan untuk melakukan suatu tindakan kan,
Cep?" kataku. "Lagian kita kemana-mana bareng, eh tiba-tiba aku ke
kosmu kamu dah pindah, HP udah ganti nomer, kayak orang stres aja
kamu" kataku. "Hehehe" jawabnya. "Kok cuma ketawa sih" kataku. "Beri
aku alasan dong, kalo nggak aku nggak mau angkat telpon kamu lagi"
kataku lagi. "Janji jangan marah ya" katanya. "Ok, sebodoh apapun
alasan kamu aku nggak akan marah deh" kataku. "Serius lho, janji lho"
katanya. "Iya, janji deh, ada apa sih?" tanyaku. "Sebenarnya Vin
kenapa aku pergi, itu karena aku menghindarimu, karena aku sadari
sebenarnya sayangku padamu sudah melenceng dari tujuan persahabatan
kita, dan kamu pernah bilang 'jangan pernah berbicara hati, karena
itulah tujuan kita ada disini', aku takut bila kamu membenciku karena
kamupun telah berkata 'jangan pernah menodai persahabat kita dengan
hal-hal yang konyol'. Aku memilih untuk tetap menjaga persahabatan
kita, walaupun dengan cara seperti ini. Dan kenapa aku ada disini
sekarang, itu karena aku ingin mendampingi kamu pas acara pernikahanmu
nanti" Katanya. "Aku tau kamu akan menikah dan aku ingin ada untukmu
sebagai sahabatmu, kamu nggak perlu taukan, Vin, dari mana aku tau
kamu akan menikah?" sambungnya. "Dasar Cepi stupid" sahutku panjang.
Sudah cukup aku tau alasannya kenapa aku tetap memilihnya sebagai
seorang sahabat sampai saat ini.

'Malaikatpun tau kamu sahabat terbaik di dunia'



-- 
Regards,
Hapsari Wirastuti Susetianingtyas

ViSiT My BLoG www.napasbidadari.multiply.com

Kirim email ke